Uji Pembebanan Loading Test

Tujuan uji pembebanan Loading Test adalah untuk mengetahui apakah bagian struktur (yang diuji) masih kuat menahan beban kerja (working load) yang membebaninya atau tidak.
Uji Pembebanan Loading Test
Pada saat uji struktur diamati apakah perilakunya masih memenuhi Kriteria peraturan bangunan yang berlaku atau tidak, yang mana pada akhirnya hasil dari uji ini dapat menjadi salah satu indikasi apakah struktur masih aman atau tidak bagi penggunanya. Untuk itu ini akan kami uraikan mengenai Uji Pembebanan Loading Test dalam tulisan singkat berikut ini.

Bagian struktur yang akan memikul beban uji harus dipertimbangkan/ dilihat apakah kondisinya baik dan kuat. Penambahan beban harus dihentikan ketika terindikasi lendutan yang terjadi melebihi batas ijin dan jika secara visual terlihat keretakan-keretakan yang tidak wajar.

Adanya pengaman seperti “scaffolding” perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi keruntuhan bagian struktur yang diuji.

Beban pengujian harus direncanakan sedemikian rupa sehingga merepresentasikan beban rencana (paling tidak mendekati beban rencana). Dan jika diperlukan untuk menghindari terjadinya distribusi beban yang tidak diinginkan maka bagian struktur yang akan diuji sebaiknya diisolasikan dari bagian struktur yang ada di sekitarnya.

Beban yang paling mudah adalah dengan menggunakan air yang diletakkan diatas bak plastik, yang kemudian beban yang diinginkan diberikan secara bertahap dengan menambahkan air ke dalam bak tersebut.

Berat jenis air = 1000 kg/m kubik, sehingga setiap penambahan 1 cm pada satu area adalah sama dengan penambahan beban 10 kg/m persegi.

Pengambilan beban sesuai yang disyaratkan di dalam SNI 03-2847-2002, yaitu sebesar:

U = 85% x (1,4D+1,7L)

dimana D adalah beban mati dan L adalah beban hidup.

Uji beban dilaksanakan dengan 5 tahapan penambahan beban (loading) yang sama yaitu: 20%U, 40%U, 60%U, 80%U dan 100%U atau setara dengan air setinggi Ui% x 0.1 cm.
uji pembebanan loading test

Gambar : Proyek Loading Test oleh PT Hesa Laras Cemerlang di Hayam Wuruk Plaza Jakarta

Pada setiap penambahan beban, besarnya lendutan yang terjadi pada balok diukur.

Alat yang digunakan adalah Dial Gauge seperti pada gambar berikut:
uji pembebanan loading test

Dial gauge digunakan untuk mengukur lendutan secara mekanis yang terjadi pada struktur selama pelaksanaan uji beban statik. Dial gauge ini memiliki ketelitian pembacaan sampai dengan 0,01 mm. Dial gauge diikat pada reference beam yang tidak dapat bergerak selama uji beban statik berlangsung.

Pengamatan Lendutan yang diukur dengan dial gauge
Pengamatan Lendutan yang diukur dengan dial gauge

Pembebanan dengan Air
Pembebanan dengan Air

Sedangkan jarum dial gauge menempel pada permukaan struktur. Selanjutnya, lendutan struktur yang terjadi dapat dibaca pada indikator yang tersedia.

Pada beban uji sebesar 100%U, besarnya lendutan yang terukur pada balok dicatat. Untuk selanjutnya beban didiamkan selama 24 jam, kemudian dilakukan kembali pengukuran lendutan untuk mengetahui besarnya pengaruh beban permanen pada struktur. Setelah beban air didiamkan selama 24 jam, uji beban dilanjutkan kembali.

Dari hasil pengukuran, setelah beban didiamkan selama 24 jam, besarnya lendutan yang terukur pada balok dicatat pula.
Setelah 24 jam, selanjutnya dilakukan pengurangan beban (unloading) dengan cara membuang air yang ada pada tempat penampungan. Setelah air kosong, besarnya lendutan akhir yang terukur pada balok struktur juga harus dicatat.

Contoh pencatatan lendutan selama berlangsungnya uji pada elemen struktur adalah seperti dalam tabel berikut:

Selama uji beban berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap struktur yang diuji. Pengamatan ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi keretakan yang dapat dianggap sebagai indikasi terjadinya kegagalan struktur.

Persyaratan yang ada di Bab 22 SNI 03-2847-2002, besarnya lendutan maksimum dan lendutan permanen maksimum yang diijinkan adalah :
Lendutan maksimum : ∆= Lt^2/ (20000.h)

Lendutan permanen maksimum : ∆r = ∆/4

Selanjutnya besarnya lendutan maksimun terukur harus kurang dari persyaranan lendutan maksimum dan besarnya ledutan permanen terukur harus kurang dari persyaran lendutan permanen maksimum.

Jika hal tersebut terpenuhi dapat disimpulkan bahwa elemen struktur memenuhi syarat kekuatan.

Ditulis oleh: Ir. Heri Khoeri, MT.

Mau tahu bangunan kita aman atau tidak?

Informasi lebih lanjut tentang bagaimana detail Uji Pembebanan Loading Test berikut biaya yang dibutuhkan, silahkan hubungi:

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

Tinggalkan Pesan