Retak pada struktur beton adalah suatu keadaan dimana terjadi pecah atau pemisahan suatu struktur, tanpa terjadi keruntuhan. Pada keaadaan dimana retak sudah terjadi, maka secara otomatis terbuka juga akses buat masuknya bahan berbahaya kimia, polusi, chloride dan lain sebagainya ke dalam struktur.
Tingkatan keparahan suatu kerusakan akibat retak tergantung pada lebar retak, banyaknya retak dan endapan yang ada pada daerah retak.
Mengenali Jenis Keretakan Struktur Beton
Retak menjadi jenis kerusakan yang paling umum pada struktur beton bertulang ataupun beton pratekan. Retak yang terjadi bisa saja berupa retak halus yang kemudian hari akan tampak seperti retak susut.
Retak yang terlihat secara visual biasanya retak dengan lebar sekitar 0,1 mm atau lebih lebar, yang berupa retak menerus atau berbentuk pola tertentu yang dapat dipetakan dan dimensinya yang dapat dideteksi kedalaman dan penyebarannya.
Retak halus seringkali akan terlihat pada waktu beton basah dan permukaannya mengering, tetapi secara umum hal ini tidak terlihat secara nyata.
Retak yang terlihat secara kasat mata yaitu retak dengan lebar sekitar 0,1 mm atau lebih, dan bentuknya dapat memanjang atau berbentuk suatu pola tertentu yang dimensi serta distribusi dan penetrasinya tercatat.
Peralatan crackmeter dapat mengidentifikasi lebar retak yang ada sedangkan kedalaman retak dapat diperiksa dengan Test UPV (Ultra Pulse Velocity).
Retak tersebut dapat diberi tanda dengan kapur atau spidol dengan warna yang mencolok, sehingga mudah dideteksi perkembangannya dan mudah dideteksi pada pemeriksaan berikutnya.
Retak tidak selalu membahayakan terhadap kinerja struktur
Beton akan retak pada daerah tarik, sebelum baja tulangan mengambil alih tegangan tarik yang terjadi, dan hal ini sudah harus diperhitungkan pada waktu perancangan (in design) sesuai dengan peraturan tentang beton yang berlaku.
Apabila lebar retak lebih besar dibandingkan dengan batasan dalam perancangan, umumnya tebal selimut beton yang kurang dapat mengakibatkan terjadinya retak. Karena kurangnya proteksi terhadap baja tulangan.
Retak pada beton dapat juga terjadi pada beton massa (beton yang bervolume besar) yang menyebabkan:
- Hilangnya keutuhan dan kesatuan struktural
- Akan terjadinya bocor
- Umur rencana menjadi lebih pendek
- Secara estetika kurang baik
- Masuknya air ke dalam struktur dan menyebabkan korosi pada baja tulangan
Perkiraan Penyebab Keretakan Struktur Beton
Ada beberapa jenis retak yang terjadi, jenis penyebabnya antara lain:
- Susut plastis dan susut settlement
- Susut kering
- settlement
- Struktur yang tidak memadai kekuatannya
- Reaksi agregat
- Korosi baja tulangan
- Retak akibat suhu terlalu tinggi pada awal pengeringan
- Serangan sulfat
- Akibat lingkungan yang mengandung garam
Karakteristik pola retak yang terlihat pada gambar di atas, dalam praktek, beberapa gaya mempunyai kontribusi dalam pembentukan pola retak termasuk beban (momen, tarik, geser, torsi, beban titik), beban berlebih, penurunan struktur (settlement), terbakar, tumbukan atau adanya tekanan yang tidak pada tempatnya.
Tabel Klasifikasi tingkat bahaya struktur akibat retak
Tabel jenis kerusakan beton dan alternative penanganannya
Panduan ini dapat dijadikan hipotesa awal atas kerusakan beton, tentunya perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui pengujian NonDestructive Test dan analisis struktur untuk memastikan bahwa kondisi yang ada masih tidak membahayakan pengguna bangunan, atau kalaupun perlu dilakukan perbaikan, perbaikan yang dilakukan dapat meningkatkan performa struktur dengan biaya yang paling ekonomis.
Informasi tentang Pengujian Struktur Beton dengan Destructive atau NonDestructive Test, silahkan menghubungi kami melalui:
PT Hesa Laras Cemerlang
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 atau 0811 888 9409
Atau tinggalkan pesan dibawah ini:
Tinggalkan Pesan