Pengambilan Sample Beton dengan Core Drill

Pengambilan sampel beton dengan metode Core Drill atau coring beton adalah suatu proses mendapatkan sampel beton berbentuk silinder yang selanjutnya sampel tersebut dibawa ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan beton (concrete compresion test).

Alat Core Drill

Core Drill merupakan bor berbentuk silinder yang digunakan untuk membuat lobang di permukaan, terbuat dari logam dan pada ujung bor biasanya dilapisi dengan berlian atau karbida.

Sebuah Cor Drill terdiri atas motor, pegangan dan mata bor. Perbedaan core drill dengan alat pemotong semen lainnya adalah core drill dapat membuat ekstrak sampel dari material yang diambil. Pada bagian tengah bor coring dapat membuat semacam ukiran berbentuk silinder dari media material yang dibor.

Sampel beton yang diambil melalui proses core drilling inilah yang disebut dengan sampel beton inti.

Core Drill
Core drill yang dilakukan pada struktur beton

Alat core drill yang umum digunakan dalam proses coring beton:

http://hesa.co.id//images/alat%20core%20drill.jpg

Sampel Beton Hasil Core Drilling

Sampel core drill

Video contoh pengambilan sample beton dengan core drill, langkah demi langkahnya dapat anda saksikan pada tayangan dibawah ini:

Syarat Pengambilan Sampel Beton dengan Core Drill

Hal-hal yang patut diperhatikan dalam pengambilan sample beton adalah sebagai berikut:

  1. Umur beton minimal 14 hari.
  2. Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur, atau dari hasil NDT (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT (Ultrasonic Pulse Velocity Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Pengambilan contoh pada bangunan sudah lama berdiri, maka biasanya core drill dilakukan pada bagian-bagian elemen struktur beton yang ingin diketahui kuat tekannya
  3. Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama.
  4. Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk
  5. Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm;
  6. Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L = panjang dan D =diameter benda uji;
  7. Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.
  8. Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.
  9. Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak lurus terhadap  sumbu benda uji;
  10. Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2 batang;
  11. Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2 batang, benda uji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi ketentuan dan bila tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan

Benda uji beton inti sesudah kaping yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥ L/D ≥ 1,00 dimana tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.

Standar metode pengambilan dan pengujian beton inti sesuai standar SNI 03-2492-2002 bisa anda dapatkan disini:

SNI 03-2492-2002 Metode pengambilan dan pengujian beton inti

Untuk Informasi biaya Jasa  Core Drill atau jasa pengujian beton lainnya, silahkan mengubungi kami

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: 08118889409
Whatsapp Bussines :  0811 888 9409

Untuk langsung berbicara dengan CS kami, silahkan klik logo whatsapp di bagian paling bawah halaman ini

Contact

Company Profile

Media Sosial