Retak pada struktur beton adalah suatu keadaan di mana terjadi pecah atau pemisahan suatu struktur, tanpa terjadi keruntuhan. Sebagai property owner atau facility manager di area urban Jakarta, Anda pasti pernah melihat retak pada gedung yang Anda kelola. Pertanyaannya: apakah retak tersebut sekadar “aesthetic issue” atau merupakan “structural red flag” yang perlu segera ditindaklanjuti?
Berdasarkan pengalaman Hesa dalam melakukan structural audit pada puluhan gedung komersial, hotel, dan residential di Jakarta, retak adalah hal yang paling sering kami temukan dan harus dipahami dengan baik. Artikel ini adalah panduan praktis yang kami kembangkan untuk membantu Anda memahami jenis-jenis keretakan, penyebabnya, dan—yang terpenting—kapan Anda harus segera menghubungi engineering consultant profesional.
Pada keadaan di mana retak sudah terjadi, secara otomatis akan terbuka akses bagi bahan berbahaya seperti air hujan, chloride (terutama di area dekat laut), dan polusi untuk masuk ke dalam struktur. Tingkatan keparahan kerusakan akibat retak tergantung pada tiga faktor utama: lebar retak, banyaknya retak, dan lokasi retak pada elemen struktural.

Mengenali Jenis Keretakan Struktur Beton
Retak menjadi jenis kerusakan yang paling umum pada struktur beton bertulang maupun beton pratekan. Retak yang terjadi bisa berupa retak halus yang kemudian tampak seperti retak susut, hingga retak dalam yang menjadi indikasi masalah serius.
Retak Halus (Fine Crack)
Retak halus seringkali hanya terlihat pada waktu beton basah dan permukaannya mengering, tetapi secara umum tidak terlihat dengan jelas pada kondisi normal. Retak dengan lebar kurang dari 0,1 mm umumnya sulit dideteksi secara visual.
Retak yang Terlihat (Visible Crack)
Retak yang dapat terlihat secara kasat mata adalah retak dengan lebar sekitar 0,1 mm atau lebih lebar. Retak ini dapat berbentuk lurus memanjang atau membentuk pola tertentu yang dapat dipetakan, dan dimensi serta penetrasinya dapat dideteksi dan dicatat dengan lebih akurat.
Identifikasi & Pengukuran Retak
Untuk identifikasi lebih akurat, ada dua pendekatan yang kami gunakan di Hesa:
- Crackmeter: Peralatan ini dapat mengidentifikasi lebar retak dengan presisi tinggi. Retak dapat diberi tanda dengan kapur atau spidol dengan warna yang mencolok untuk memudahkan deteksi perkembangan dan pemeriksaan berikutnya.
- Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Test: Teknologi ini memungkinkan kami untuk memeriksa kedalaman retak dan mengidentifikasi keretakan internal yang tidak terlihat di permukaan. Lebih lanjut tentang UPV Test di sini.

Proses Pemeriksaan Struktur Beton dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test UPVT oleh Team Hesa pada proyek Hotel ST Regis
Retak Beton: Kapan Harus Hubungi Engineer?
Dari pengalaman Hesa, sebagian besar property owner khawatir setiap kali melihat retak pada gedung mereka. Padahal, tidak semua retak adalah masalah serius. Berikut adalah panduan praktis untuk menentukan apakah Anda perlu segera berkonsultasi dengan engineering consultant:
| Tanda Visual Retak |
Risk Level |
Aksi Segera? |
Rekomendasi Hesa |
| Retak halus (< 0,5 mm), lurus, acak di permukaan, tidak berkembang |
RENDAH |
Tidak |
Monitor dalam 6 bulan. Jika tidak berkembang, cukup maintenance rutin dengan sealant. |
| Retak 0,5–2 mm, pola teratur (diagonal/horizontal), area terbatas, jarang berkembang |
SEDANG |
Tergantung Lokasi |
Jika di balok/kolom: perlu UPVT test + visual audit profesional. Jika di pelat lantai: monitoring rutin, lihat perkembangan sebelum repair. |
| Retak > 2 mm, pola teratur, ada di banyak lokasi, terlihat berkembang, atau keluar air |
TINGGI |
YA, SEGERA |
Hubungi engineer SEKARANG. Perlu structural analysis + NDT test untuk assess safety. Potensi hidden damage. |
| Retak + spalling (pecah kasar), tulangan baja terlihat atau berkarat |
KRITIS |
YA, URGENT |
Emergency structural assessment + prioritas repair. Korosi tulangan progresif, durability structure berkurang signifikan. |
Catatan dari pengalaman Hesa: Retak di daerah high-stress seperti kolom bearing, balok kantilever, atau junction pelat-kolom perlu diwaspadai lebih serius dibanding retak di tengah pelat lantai. Lokasi retak sama pentingnya dengan ukuran retak.
Key Learnings untuk Property Owner:
- Lokasi gedung sangat mempengaruhi jenis & severity retak yang akan muncul. Gedung dekat laut akan menghadapi salt spray attack. Gedung di area dengan subsidence akan mengalami settlement. Urban area dengan traffic tinggi akan mengalami vibration loading.
- Retak halus hari ini bisa menjadi critical problem dalam 2–3 tahun jika tidak dimonitor dan di-repair dengan benar. Progresif development adalah kunci untuk understand urgency.
- Professional assessment SAVES MONEY dibanding guesswork atau over-aggressive repair yang tidak perlu. Kami audit dulu, diagnose root cause, baru recommend strategy cost-optimal.
Retak Tidak Selalu Membahayakan Terhadap Kinerja Struktur
Penting untuk dipahami bahwa beton akan retak pada daerah tarik, sebelum baja tulangan mengambil alih tegangan tarik yang terjadi. Hal ini sudah harus diperhitungkan pada waktu perancangan (in design) sesuai dengan peraturan tentang beton yang berlaku.
Namun, apabila lebar retak lebih besar dibandingkan dengan batasan dalam perancangan, umumnya tebal selimut beton yang kurang menjadi penyebab utama. Selimut beton yang tipis berarti proteksi terhadap baja tulangan kurang, sehingga retak menjadi gateway untuk korosi tulangan.
Risiko Retak pada Beton Massa (Volume Besar)
Retak pada beton massa dapat menyebabkan beberapa masalah:
- Hilangnya keutuhan dan kesatuan struktural
- Kemungkinan terjadinya kebocoran air ke dalam struktur
- Umur rencana struktur menjadi lebih pendek dari yang didesain
- Dampak estetika yang kurang baik pada bangunan
- Masuknya air ke dalam struktur yang menyebabkan korosi pada baja tulangan—ini adalah cascading effect yang paling serious
Perkiraan Penyebab Keretakan Struktur Beton
Penyebab retak pada beton sangat bervariasi. Namun, dari pengalaman Hesa dalam audit struktur di Jakarta dan area urban Indonesia, berikut adalah penyebab yang PALING SERING kami temukan dan yang perlu Anda ketahui:
A. Penyebab yang Paling Umum di Urban Building Jakarta
1. Susut (Shrinkage) – Retak Halus Acak
Retak halus acak terjadi karena beton kehilangan air saat proses curing dan pada umur muda. Di Jakarta yang panas dan lembab, proses shrinkage ini lebih cepat dibanding daerah lain. Biasanya tidak membahayakan, tapi perlu monitoring jika tiba-tiba berkembang.
2. Settlement Diferensial – Retak Diagonal Pola Teratur
Terjadi karena pondasi tidak turun serata, atau tanah yang porous dan tidak kompak. Sering dijumpai di area urban Jakarta dengan kondisi geological yang challenging—tanah lunak, history subsidence, atau groundwater table tinggi. Retak tipe ini perlu perhatian karena bisa indikasi masalah pondasi.
3. Korosi Baja Tulangan – Retak Vertikal, Ada Spalling
DI JAKARTA: Ini adalah penyebab PALING CRITICAL yang Hesa temukan. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan environment yang perfect untuk korosi tulangan:
- Selimut beton yang tipis (design margin kurang atau construction quality issue)
- Kelembaban relatif tinggi sepanjang tahun
- Polusi udara urban yang mengandung CO2 (carbonation) dan chloride
- Gedung yang sudah berusia 10+ tahun tanpa maintenance yang proper
Retak vertikal dengan tulangan yang terlihat berkarat adalah urgent signal untuk structural assessment.
4. Environmental Attack (Salt Spray, Chemical Exposure)
Khusus untuk gedung di dekat laut atau area dengan vibration tinggi (dekat highway). Salt spray mempercepat korosi tulangan. Retak biasanya tidak teratur, permukaan kasar, dengan spalling aktif. Preservation treatment perlu dilakukan untuk slow down degradation.
B. Penyebab Lain yang Perlu Dimonitor
- Susut Kering (Long-term): Terjadi dalam bertahun-tahun, umumnya tidak serius jika controlled.
- Reaksi Agregat Alkali: Lebih jarang di Indonesia dibanding negara temperate, tapi perlu awareness.
- Struktur yang Tidak Cukup Kuat: Beban yang tidak sesuai design assumptions atau perubahan use case bangunan.
- Thermal Cycling: Panas-dingin ekstrem, terutama di area dengan A/C exposure yang ekstrem atau rooftop exposed.
- Serangan Sulfat & Garam: Environment dengan kandungan garam atau sulfat yang tinggi.

Gambar tipikal jenis, lokasi, dan sketsa keretakan pada elemen struktur

Karakteristik pola retak yang terlihat pada gambar di atas menunjukkan bahwa dalam praktik, beberapa gaya dapat berkontribusi pada pembentukan pola retak, termasuk: beban (momen, tarik, geser, torsi, beban titik), beban berlebih, penurunan struktur (settlement), thermal stress, tumbukan, atau tekanan yang tidak pada tempatnya.
Klasifikasi Tingkat Bahaya dan Penanganan
Berikut adalah referensi klasifikasi yang Hesa gunakan dalam professional assessment. Tabel ini membantu property manager memahami severity level dan urgency level dari retak yang terlihat:

Tabel Klasifikasi tingkat bahaya struktur akibat retak

Tabel jenis kerusakan beton dan alternative penanganannya
Catatan Penting: Klasifikasi di atas adalah guideline umum. Keputusan final selalu bergantung pada faktor-faktor spesifik:
- Lokasi retak (apakah di elemen kritis seperti kolom atau joint?)
- Kondisi lingkungan (dekat laut? area banjir berkala? urban pollution?)
- Umur building dan history maintenance yang telah dilakukan
- Load pattern saat ini dan proyeksi penggunaan di masa depan
Oleh karena itu, untuk building dengan retak SEDANG (Medium) atau lebih tinggi, professional assessment dari engineering consultant adalah MANDATORY untuk accurate risk evaluation.
Langkah Berikutnya: Pastikan Gedung Anda Aman
Jika setelah membaca panduan ini Anda merasa ada kekhawatiran tentang kondisi struktur gedung Anda, berikut adalah langkah-langkah yang kami rekomendasikan:
1. Dokumentasi
Ambil foto retak dengan penggaris di sampingnya untuk reference lebar. Catat lokasi spesifik (floor number, elemen structural) dan kapan Anda pertama kali melihat retak tersebut. Jika memungkinkan, monitor perkembangannya setiap bulan.
2. Self-Assessment
Cross-check dengan tabel Risk Level yang kami sediakan di atas. Apakah Anda sudah masuk kategori SEDANG (Medium) atau lebih tinggi? Jika iya, jangan tunda konsultasi dengan engineer.
3. Professional Assessment oleh Hesa
Hubungi Hesa untuk melakukan:
- Visual Structural Audit: Tim kami akan datang ke site, check kondisi secara detail, ambil measurements, dan assess severity.
- Recommend Testing yang Sesuai Kebutuhan: Kami tidak melakukan overkill testing yang tidak perlu. Testing yang kami rekomendasikan disesuaikan dengan kondisi retak yang kami temukan (Crackmeter, UPVT, Covermeter, Half-Cell Potential Test, etc).
- Written Report + Recommendation: Anda akan menerima detailed report yang berisi findings, root cause analysis, dan recommendation untuk repair atau monitoring strategy.
- Konsultasi Cost-Effective Repair Strategy: Jika repair diperlukan, kami akan discuss pilihan-pilihan cost-optimal yang tidak mengorbankan structural safety.
Apa Yang Membedakan Hesa dari Emergency Contractor Biasa?
- Kami tidak langsung “repair dulu, tanya nanti.” Diagnostic dan analysis datang terlebih dahulu.
- Kami fokus pada long-term structural health, bukan temporary fix yang tidak address root cause.
- Kami coordinate antara testing, design engineering, dan execution untuk ensure cost-optimal outcome dan quality control.
- Kami juga handle monitoring plan setelah repair untuk ensure longevity struktur Anda.
Hubungi Hesa Untuk Structural Assessment & Crack Diagnosis
PT Hesa Laras Cemerlang
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
📧 Email: kontak@hesa.co.id
📞 Telp: (021) 8404531
💬 WhatsApp Business: 0812 9144 2210 atau 0811 888 9409
Atau isi form di bawah untuk request audit struktur:
💡 Info Penting: Untuk building dengan retak yang sudah didentifikasi sebagai SEDANG (Medium) atau tinggi, Konsultasikan segera dengan PT. Hesa: Gratis untuk Konsultasi Online. Kami akan jelaskan findings, dan diskusi kebutuhan testing atau repair hanya jika memang diperlukan. Tidak ada biaya tersembunyi untuk initial assessment.
Panduan ini dapat dijadikan hipotesa awal atas kerusakan beton. Tentunya, untuk kepastian dan keputusan repair yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui pengujian NonDestructive Test (NDT) dan analisis struktur untuk memastikan bahwa kondisi yang ada masih tidak membahayakan pengguna bangunan, atau jika perlu dilakukan perbaikan, perbaikan yang dilakukan dapat meningkatkan performa struktur dengan biaya yang paling ekonomis.