Uji kuat tekan beton adalah upaya mendapatkan nilai estimasi kuat tekan beton pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan pada sampel beton dari struktur yang sudah dilaksanakan.
Sampel yang akan diuji, berbentuk silinder atau kubus, didapatkan dari pengeboran pada beton struktur dengan alat drilling: Concrete Core Drilling Machine . Proses pengeboran untuk pengambilan sampel ini biasa disebut concrete core drill atau umum disebut dengan coring beton,
Sampel beton hasil dari pengambilan dengan Concrete Core Drill selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk uji kuat tekan. Dengan menggunakan concrete compression machine, sampel beton akan diberikan tekanan sampai hancur. Dengan gaya tekan yang terukur saat beton hancur dibagi luas penampang sampel akan diketahui kuat tekan sampel beton tersebut.
Langkah Pengambilan Sampel Beton Dengan Coring
Uji Kuat Tekan Beton di Laboratorium
Setelah dilakukan pengambilan sample beton dengan Coredrill langkah selanjutnya adalah membawa sampel beton tersebut ke Laboratorium.
Sampel beton berbentuk siliinder tersebut akan diberikan impresi pengujian kuat tekan, atau biasanya lebih dikenal dengan pengujian “Beton Inti” SNI 03-3403-1994 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran
Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN.
Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.
Ilustrasi Uji Kuat Tekan Beton
Pesrsiapkan sample dan alat uji tekan:
Benda uji dimasukkan ke dalam alat uji tekan.
Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Selanjutnya Kuat tekan beton dengan dengan ketelitian 0.95 MPa dapat dihitung sebagai berikut:
Sedangkan kuat tekan beton dengan ketelitian sampai dengan 0.5 MPa dapat dihitung dengan:
(SNI 03-3403-1994)
Dimana:
Co adalah faktor pengali yang berhubungan dengan arah pengambilan benda uji beton inti pada struktur beton, dimana Co adalah sebagai berikut:
− Horisontal (tegak lurus pada arah tinggi dari struktur beton) = 1
− Vertikal (sejajar dengan arah tinggi dari struktur beton) =0.92
C1 adalah faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan untuk kaping (L’) dengan diameter D dari benda uji, seperti yang diberikan pada table berikut:
C2 adalah faktor pengali karena adanya kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji dapat dihitung dengan rumus:
Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikut:
(1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’
(2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.
PT Hesa Laras Cemerlang memiliki Laboratorium uji kuat tekan beton sendiri yang digunakan untuk menguji sampel beton, hasil pengujian struktur yang kami laksanakan.
Namun Laboratorium uji beton PT Hesa ini juga melayani uji beton silinder bagi yang membutuhkan.
Informasi tentang biaya jasa uji beton inti bisa anda tanyakan langsung ke Customer Service PT Hesa melalui nomer kontak dibawah ini atau klik tombol Whatsapp yang ada di bagian paling bawah halaman ini: