Concrete Hammer Test merupakan metode uji beton yang paling populer saat ini. Selain karena aplikasinya yang nisbi mudah, meski pemula sekalipun, juga bentuknya yang portabel serta ringan sehingga praktis untuk ditenteng dan dibawa oleh personel penguji, juga telah terbukti kehandalannya dalam memperkirakan mutu beton.
Daftar Isi
Tentang Hammer Test
Pengujian beton dengan palu ini memiliki beberapa nama yang umum dikenal banyak orang. Ada yang menyebutnya sebagai Concrete Hammer Test, Swiss Hammer, Schmidt Hammer atau Rebound Hammers. Yang pasti, ini adalah alat serba guna yang digunakan untuk menilai kualitas beton yang sudah mengeras. Untuk selanjutnya kita akan menggunakan nama Hammer Test sebagai istilah dalam artikel ini.
Karena bentuknya yang portabel dan relatif ringan, sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana, menjadi faktor penentu kenapa alat ini begitu populer. Meski begitu, sejarah juga membuktikan bahwa, alat ini telah bertahun-tahun bisa diterima oleh banyak engineer dan ahli struktur, karena kinerja dan hasil pengujiannya bisa diterima dengan baik
Penemu Alat
Sebagai alat uji beton, hammer test telah ditemukan pada tahun 1954 oleh seorang insinyur ilmu sipil dari Swiss bernama Ernst O. Schmidt. Kemudian alat ini secara komersial dikembangkan oleh pendiri perusahaan Proceq, Antonio Brandestini.
Dan hingga saat ini, Proceq adalah perusahaan terdepan dalam memproduksi Schmidt Hammer Test serta mengembangkan lebih lanjut teknologinya
Anda bisa melihat bagaimana perkembangan Schmidt Hammer Test disini : Celebrating 65+ Years of Schmidt Rebound Technology
Kegunaan Hammer Test
Sesuai Standar Nasional Indonesia SNI ASTM C805:2012 Metode uji angka pantul beton keras arti dan kegunaan dari metode pengujian tanpa merusak ini adalah:
- Dapat digunakan untuk menilai keseragaman beton di lapangan
- Dapat digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton
- Untuk campuran beton yang diketahui, metode yang digunakan untuk memperoleh permukaan bidang uji (tipe bahan cetakan dan tipe penyelesaian akhir/finishing), dan kedalaman karbonasi.
- Pengujian harus dilakukan dengan palu pantul yang sama apabila hendak membandingkan hasil.
- Jika digunakan lebih dari satu palu pantul, pengujian dilakukan pada sejumlah permukaan beton tipikal sehingga dapat digunakan untuk menentukan besarnya perbedaan angka pantul..
- Metode uji ini tidak dapat digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan beton karena ketidakpastian yang tersirat dalam perkiraan kekuatan
Prinsip Kerja
Prinsip kerja Concrete Hammer adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energy yang besarnya tertentu.
Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa yang terukur memberikan indikasi kekerasan permukaan beton. Kekerasan beton dapat memberikan indikasi kuat tekannya.
Gambar berikut mengilustrasikan prinsip kerja Concrete Hammer atau Schmidt Hammer:
Cara Penggunaan Hammer Test
- Alat schmidt hammer dipegang dengan kuat dan tegap.
- Posisi palu tegak lurus dengan permukaan media yang akan diuji.
- Tekan alat secara perlahan menghadap ke arah permukaan meda uju sampai palu menumbuk hulu palu.
- Setelah menumbuk, tahan tekanan dan jika perlu kunci hulu pada posisinya, dengan cara menekan tombol pada bagian sisi.
- Lihat angka hasil pengujian yang tertera di alat dan catat.
- Lakukan 10 titik bacaan pada setiap daerah pengujian dengan jarak masing–masing titik bacaan tidak boleh lebih kecil dari 25 mm.
- Selalu cek permukaan media pengujian, jika benturan palu menghancurkan beton, sebab adanya rongga udara didalamnya maka batalkan. Lakukan pengujian pada titik bacaan yang lainnya.
Yang Harus Diperhatikan dalam Pengujian
- Karena alat ini hanya membaca kekerasan beton pada lapisan permukaan (+4 cm), sehingga untuk elemen struktur dengan dimensi yang besar, concrete hammer hanya menjadi indikasi awal bagi mutu dan keragaman mutu.
- Sebelum memulai pengujian, permukaan beton yang akan diuji harus dibersihkan dan diratakan dengan batu penggosok karena alat ini peka terhadap variasi yang ada di permukaan beton.
Perhitungan Hammer Test
Hubungan Empirik dari Nilai Hammer Rebound dengan kuat tekan seperti ditunjukkan pada grafik berikut.
Pada grafik diatas terlihat beberapa hubungan korelasi antara Nilai Hammer Rebound, yang tergantung dari arah beban impact ke struktur beton, A, B atau C.
Aplikasi dalam Pengujian Beton
Berikut adalah beberapa dokumentasi aplikasi uji Schmidt Hammer dengan beberapa arah impact hammer ke beton.
1. Arah A (0 derajat)
2. Arah B (-90 derajat)
3. Arah C (90 derajat)
Form Laporan Hammer Test
Berikut ini adalah contoh form laporan hasil pengujian lapangan:
Harga Jasa Uji Hammer Test
Penentuan harga jasa adalah ditentukan berdasarkan jumlah titik yang akan diuji.
Silahkan hubungi Customer Service PT Hesa Laras Cemerlang untuk mendapatkan berapa biaya pengujian ini per tiap titiknya. Kirimkan pertanyaan anda melalu whatsapp dengan klik tanda whatsapp yang ada dibagian bawah halaman web ini.
PT Hesa Laras Cemerlang
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Mobile/Whatsapp : 081291442210