Uji Retak Beton dengan UPV Test

Uji Retak Beton dengan UPV Test

Uji retak beton menggunakan UPV Test (Ultrasonic Pulse Velocity Test) adalah metode pengujian tanpa rusak NDT yang efisien, efektif dan tidak merusak dan mebahayakan bangunan. UPV  Test dilaksanakan dengan menggunakan alat PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester) yang bekerja dengan mengukur  waktu tempuh gelombang ultrasonic yang bergerak dalam struktur beton yang diuji.

Pemeriksaan retak Bangunan Dengan UPV
Pemeriksaan retak bangunan akibat gempa dengan menggunakan UPV Test

Pengukuran Kedalaman dan Uji Retak Beton

Gelombang ultrasonik disalurkan dari transmitter transducer yang ditempatkan dipermukaan beton melalui material beton menuju receiver transducer dan waktu tempuh gelombang tersebut diukur oleh Read-Out unit PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester) dalam m detik.

Kedua transducer tersebut dapat ditempatkan secara directsemi direct atau indirect. Karena jarak antara kedua transducer ini telah diketahui, maka kecepatan gelombang ultrasonik dalam material beton dapat dihitung, yaitu tebal beton dibagi dengan waktu tempuh.

Peralatan yang digunakan untuk Uji Retak Beton dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test ini terdiri dari :

  1. Satu buah Read-out Unit PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester)
  2. Dua buah Transducer 54 Hz (masing-masing sebagai transmitter dan receiver).
  3. Satu buah Calibration Bar serta kabel-kabel dan connector

Alat untuk melakukan UPVT seperti pada gambar berikut:

Alat Uji retak Beton Proceq Pundit

Ultrasonic Pulse Velocity Test dilaksanakan berdasarkan (BS 1881-203; ASTM C597). Pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:

  • Direct Method yaitu transmitter dan receiver berada pada dua permukaan yang paralel.
  • Semi-direct Method, yaitu transmitter dan receiver berada pada dua permukaan yang saling tegak lurus.
  • Indirect Method dimana kedua transducer berada pada permukaan yang sama.

Seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22045935_519850658351709_5529683970140640993_n.jpg?oh=611cf87d0413c41824dd6e908715cbdf&oe=5A7C7C98

Untuk estimasi kedalaman keretakan metode yang digunakan adalah Indirect Method yang digunakan untuk mengukur waktu perambatan gelombang dari transmitter ke receiver pada satu bidang permukaan yang mana bila melewati garis keretakan terjadi loncatan waktu.

Untuk mengetahui kedalaman keretakan dilakukan 2 (dua) kali pengukuran rambatan gelombang. Yang pertama adalah transmitter dan receiver diletakan berseberangan dalam satu bidang permukaan dengan jarak yang sama dari garis keretakan permukaan, yaitu pada jarak X1, dan selanjutnya pada jarak X2. Ilustrasi pengukuran seperti pada gambar berikut:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22049983_519850688351706_2380400001767178139_n.jpg?oh=58db85d0a21a5b63db4df93fd81a931a&oe=5A665875

Maka kedalaman retak dapat dihitung dengan persamaan berikut:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22008000_519850728351702_4435995897187095707_n.jpg?oh=f6d30eea5cee31a1226790fff5697af0&oe=5A78CC29

Dimana:

X1 = jarak antar tranducer (transmitter dan receiver) pada pengukuran pertama

X2 = jarak antar tranducer (transmitter dan receiver) pada pengukuran kedua

t1 = waktu yang perambatan gelombang dari transmitter ke receiver pada pengamatan pertama

t2 = waktu yang perambatan gelombang dari transmitter ke receiver pada pengamatan kedua

Jika pada pengukuran pertama jarak antara posisi retak dengan transmitter adalah b, dan jarak antara receiver dengan posisi retak juga b dengan arah yang berlawanan, maka X1 = 2b.

Selanjtnya jika pada pengukuran kedua jarak antara posisi retak dengan transmitter adalah 2b, dan jarak antara receiver dengan posisi retak juga 2b dengan arah yang berlawanan, maka X2 = 4b. Maka ilustrasi pengukuran dapat digambarkan menjadi:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22046957_519850768351698_7532917701923540594_n.jpg?oh=1a3041e8bfd50b06699fc300174a5929&oe=5A7670A2

Dan persamaan (1) diatas akan menjadi:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22007377_519850805018361_2163995048346540039_n.jpg?oh=b3a77f53c98aeb0c714d5c2a17c9327a&oe=5A67492A

Pengukuran dengan menggunakan  “Proceq Pundit Lab plus” dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22049800_519850835018358_7734235670188630380_n.jpg?oh=916cc4baacf946bbb446c697006ac17d&oe=5A86CDBC

Contoh Pelaksanaan pengukuran kedalaman retak, seperti pada photo dokumentasi kegiatan HESA sebagai berikut:

Uji Retak Beton dan Deteksi Kedalaman Retak dengan UPV Test
 
Metode Uji Retak Beton dan Deteksi Kedalaman Retak dengan UPV Test

 

Untul solusi pengecekan retak beton, anda dapat menghubungi kami melalui :

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0811 888 9409

Ultrasonic Pulse Velocity Test pada CLINKER GRINDING UNIT Kutai Kartanegara

Ultrasonic Pulse Velocity Test pada CLINKER GRINDING UNIT Kutai Kartanegara

Pengujian dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test, UPVT, PUNDIT PLUS merupakan salah satu pengujian tidak merusak – Nondestructive Test – yang dilakukan untuk mengetahui mutu struktur beton, dimana mutu beton diestimasi berdasarkan cepat rambat gelombang ultrasonic yang melalui struktur beton tersebut

Ultrasonic Pulse Velocity Test pada Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara

Ultrasonic Pulse Velocity Test pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
Ultrasonic Pulse Velocity Test pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara

UPVT dilakukan dengan metode Direct dan etode Indirect.

yang dimaksud metode direct pada UPVT adalah metode uji dengan menempatkan transmitter dan receiver pada dua sisi yang berbeda. Seperti pada gambar berikut:

Ultrasonic Pulse Velocity Test pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara 3
UPVT dengan Direct Method

Sedangkan yang dimaksud indirect pada UPVT adalah metode dengan menempatkan transmitter dan receimer pada satu sisi. Hal ini biasanya dilakukan karena tidak memungkinkan pengambilan data dengan metode direct. Contoh metode indirect seperti pada gambar berikut:

UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara

Baca lebih lengkap tentang ultrasonic pulse velocity test pada artikel kami: Uji Mutu Dan Integritas Beton Ultrasonic dengan Pulse Velocity Test

Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test  maupun Destructive Test, silahkan hubungi:

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531

Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

Tinggalkan Pesan

    Uji Kuat Tekan Sample Beton Hasil Core Drill

    Uji Kuat Tekan Sample Beton Hasil Core Drill

    Pengujian kuat tekan dari sampel tersebut diatas biasanya lebih dikenal dengan pengujian “Beton Inti” (SNI 03-3403-1994). Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN. Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.

    Ilustrasi pengujian, sebagai berikut seperti slide berikut:

    Pengujian kuat tekan dari sampel tersebut diatas biasanya lebih dikenal dengan pengujian “Beton Inti” (SNI 03-3403-1994). Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN. Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.

    Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.

    Ilustrasi pengujian, sebagai berikut seperti slide berikut:

    Selanjutnya Kuat tekan beton dengan dengan ketelitian 0.95 MPa dapat dihitung sebagai berikut:

    Sedangkan kuat tekan beton dengan ketelitian sampai dengan 0.5 MPa dapat dihitung dengan:

    (SNI 03-3403-1994)

    Dimana:

    Co adalah faktor pengali yang berhubungan dengan arah pengambilan benda uji beton inti pada struktur beton, dimana Co adalah sebagai berikut:

    • Horisontal (tegak lurus pada arah tinggi dari struktur beton) = 1
    • Vertikal (sejajar dengan arah tinggi dari struktur beton) =0.92

    C1 adalah faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan untuk kaping (L’) dengan diameter D  dari benda uji, seperti yang diberikan pada table berikut:

    C2 adalah faktor pengali karena adanya kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji dapat dihitung dengan rumus:

    Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2 (dua) persyaratan sebagai berikut:

    1. Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’
    2. Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.

    Untuk informasi tentang Uji Kuat Tekan Sample Beton Hasil Core Drill berikut detail layanan Jasa NDT yang kami berikan, silahkan hubungi:

    PT Hesa Laras Cemerlang

    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
    Email: kontak@hesa.co.id
    Telp: (021) 8404531

    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

    Tinggalkan Pesan





    Impact Echo Test SCBD Lot28 Jakarta, 2015

    Impact Echo Test SCBD Lot28 Jakarta, 2015

    Impact Echo Test yang dilakukan pada Juli 2015 di lantai basement SCBD Lot 28 Jakarta, adalah untuk memastikan tidak adanya delaminasi pada lapisan beton yang dicor dalam waktu yang tidak bersamaan.

    Impact Echo Test SCBD Lot28 Jakarta 1
    Lokasi Impact Echo Test. Gedung SCBD Lot28 Jakarta 1

    Prinsip kerjanya yaitu dengan membuat benturan mekanis dengan palu atau lainnya yang menghasilkan gelombang 1-60 kHz dengan panjang gelombang 50 sampai 2000 mm yang merambat pada media selama media tersebut elastis homogen.

    Prinsip Kerja Pengujian dengan Impact Echo Test

    Ketika perambatan gelombang mencapai media yang berbeda hal ini mengindikasikan kemungkinan celah atau rongga atau mengenai media lain yang berbeda, maka gelombang akan dipantulkan. Dengan rumus empiris akan diketahui lokasi dimana pantulan tersebut terjadi. Jika pantulan terjadi pada jarak yang kurang dari tebal rencana beton, hal tersebut mengindikasikan adanya defect pada beton tersebut.

    Dokumentasi Proyek Impact Echo Test SCBD Lot28 Jakarta

    Zoning Raw Data – Pengesahan Data Impact Echo Test SCBD Lot28 Jakarta, 2015

     

    Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test  maupun Destructive Test, silahkan hubungi:

    PT Hesa Laras Cemerlang

    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
    Email: kontak@hesa.co.id
    Telp: (021) 8404531

    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

    Tinggalkan Pesan

      Pengambilan Sample Beton dengan Core Drill

      Pengambilan Sample Beton dengan Core Drill

      Pengambilan sampel beton dengan metode Core Drill atau coring beton adalah suatu proses mendapatkan sampel beton berbentuk silinder yang selanjutnya sampel tersebut dibawa ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan beton (concrete compresion test).

      Alat Core Drill

      Core Drill merupakan bor berbentuk silinder yang digunakan untuk membuat lobang di permukaan, terbuat dari logam dan pada ujung bor biasanya dilapisi dengan berlian atau karbida.

      Sebuah Cor Drill terdiri atas motor, pegangan dan mata bor. Perbedaan core drill dengan alat pemotong semen lainnya adalah core drill dapat membuat ekstrak sampel dari material yang diambil. Pada bagian tengah bor coring dapat membuat semacam ukiran berbentuk silinder dari media material yang dibor.

      Sampel beton yang diambil melalui proses core drilling inilah yang disebut dengan sampel beton inti.

      Core Drill
      Core drill yang dilakukan pada struktur beton

      Alat core drill yang umum digunakan dalam proses coring beton:

      http://hesa.co.id//images/alat%20core%20drill.jpg

      Sampel Beton Hasil Core Drilling

      Sampel core drill

      Video contoh pengambilan sample beton dengan core drill, langkah demi langkahnya dapat anda saksikan pada tayangan dibawah ini:

      Syarat Pengambilan Sampel Beton dengan Core Drill

      Hal-hal yang patut diperhatikan dalam pengambilan sample beton adalah sebagai berikut:

      1. Umur beton minimal 14 hari.
      2. Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur, atau dari hasil NDT (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT (Ultrasonic Pulse Velocity Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Pengambilan contoh pada bangunan sudah lama berdiri, maka biasanya core drill dilakukan pada bagian-bagian elemen struktur beton yang ingin diketahui kuat tekannya
      3. Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama.
      4. Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk
      5. Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm;
      6. Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L = panjang dan D =diameter benda uji;
      7. Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.
      8. Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.
      9. Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak lurus terhadap  sumbu benda uji;
      10. Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2 batang;
      11. Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2 batang, benda uji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi ketentuan dan bila tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan

      Benda uji beton inti sesudah kaping yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥ L/D ≥ 1,00 dimana tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.

      Standar metode pengambilan dan pengujian beton inti sesuai standar SNI 03-2492-2002 bisa anda dapatkan disini:

      SNI 03-2492-2002 Metode pengambilan dan pengujian beton inti

      Untuk Informasi biaya Jasa  Core Drill atau jasa pengujian beton lainnya, silahkan mengubungi kami

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: 08118889409
      Whatsapp Bussines :  0811 888 9409

      Untuk langsung berbicara dengan CS kami, silahkan klik logo whatsapp di bagian paling bawah halaman ini

      Contact

      Company Profile

      Media Sosial

      Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

      Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

      Concrete Hammer Test merupakan metode uji beton yang paling populer saat ini. Selain karena aplikasinya yang nisbi mudah, meski pemula sekalipun, juga bentuknya yang portabel serta ringan sehingga  praktis untuk ditenteng dan dibawa oleh personel penguji, juga telah terbukti kehandalannya dalam memperkirakan mutu beton.

      Tentang Hammer Test

      Pengujian beton dengan palu ini memiliki beberapa nama yang umum dikenal banyak orang. Ada yang menyebutnya sebagai Concrete Hammer Test,  Swiss Hammer, Schmidt Hammer atau Rebound Hammers. Yang pasti, ini adalah alat serba guna yang digunakan untuk menilai kualitas beton yang sudah mengeras. Untuk selanjutnya kita akan menggunakan nama Hammer Test sebagai istilah dalam artikel ini.

      Karena bentuknya yang portabel dan relatif ringan, sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana, menjadi faktor penentu kenapa alat ini begitu populer. Meski begitu, sejarah juga membuktikan bahwa, alat ini telah bertahun-tahun bisa diterima oleh banyak engineer dan ahli struktur, karena kinerja dan hasil pengujiannya bisa diterima dengan baik

      Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

      Penemu Alat

      Sebagai alat uji beton, hammer test telah ditemukan pada tahun 1954 oleh seorang insinyur ilmu sipil dari Swiss bernama Ernst O. Schmidt. Kemudian alat ini secara komersial dikembangkan oleh pendiri perusahaan Proceq, Antonio Brandestini.
      Dan hingga saat ini, Proceq adalah perusahaan terdepan dalam memproduksi Schmidt Hammer Test serta mengembangkan lebih lanjut teknologinya

      Anda bisa melihat bagaimana perkembangan Schmidt Hammer Test disini : Celebrating 65+ Years of Schmidt Rebound Technology

      Schmidt Hammer Test Pertama kali
      Model Schmidt Hammer Pertama kali: Tahun 1954
      Source: screeningeagledotcom
      Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test
      Model alat rebound hammer yang populer digunakan saat ini

      Kegunaan Hammer Test

      Sesuai Standar Nasional Indonesia SNI ASTM C805:2012 Metode uji angka pantul beton keras arti dan kegunaan dari metode pengujian  tanpa merusak ini adalah:

      1. Dapat digunakan untuk menilai keseragaman beton di lapangan
      2. Dapat digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton
      3. Untuk campuran beton yang diketahui, metode yang digunakan untuk memperoleh permukaan bidang uji (tipe bahan cetakan dan tipe penyelesaian akhir/finishing), dan kedalaman karbonasi.
      4. Pengujian harus dilakukan dengan palu pantul yang sama apabila hendak membandingkan hasil.
      5. Jika digunakan lebih dari satu palu pantul, pengujian dilakukan pada sejumlah permukaan beton tipikal sehingga dapat digunakan untuk menentukan besarnya perbedaan angka pantul..
      6. Metode uji ini tidak dapat digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan beton karena ketidakpastian yang tersirat dalam perkiraan kekuatan

      Prinsip Kerja

      Prinsip kerja Concrete Hammer adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energy yang besarnya tertentu.

      Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa yang terukur memberikan indikasi kekerasan permukaan beton. Kekerasan beton dapat memberikan indikasi kuat tekannya.

      Gambar berikut mengilustrasikan prinsip kerja Concrete Hammer atau Schmidt Hammer:

      http://hesa.co.id//images/blog/hammertest/memperkirakan%20kekuatan%20tekan%20beton%20dengan%20pengujian%20palu%20beton%202.jpg

      Cara Penggunaan Hammer Test

      1. Alat schmidt hammer dipegang dengan kuat dan tegap.
      2. Posisi palu tegak lurus dengan permukaan media yang akan diuji.
      3. Tekan alat secara perlahan menghadap ke arah permukaan meda uju sampai palu menumbuk hulu palu.
      4. Setelah menumbuk, tahan tekanan dan jika perlu kunci hulu pada posisinya, dengan cara menekan tombol pada bagian sisi.
      5. Lihat angka hasil pengujian yang tertera di alat dan catat.
      6. Lakukan 10 titik bacaan pada setiap daerah pengujian dengan jarak masing–masing titik bacaan tidak boleh lebih kecil dari 25 mm.
      7. Selalu cek permukaan media pengujian, jika benturan palu menghancurkan beton, sebab adanya rongga udara didalamnya maka batalkan. Lakukan pengujian pada titik bacaan yang lainnya.

      Yang Harus Diperhatikan dalam Pengujian

      • Karena alat ini hanya membaca kekerasan beton pada lapisan permukaan (+4 cm), sehingga untuk elemen struktur dengan dimensi yang besar, concrete hammer  hanya menjadi indikasi awal bagi mutu dan keragaman mutu.
      • Sebelum memulai pengujian, permukaan beton yang akan diuji harus dibersihkan dan diratakan dengan batu penggosok karena alat ini peka terhadap variasi yang ada di permukaan beton.

      Perhitungan Hammer Test

      Hubungan Empirik dari Nilai Hammer Rebound dengan kuat tekan seperti ditunjukkan pada grafik berikut.

      http://hesa.co.id//images/blog/hammertest/memperkirakan%20kekuatan%20tekan%20beton%20dengan%20pengujian%20palu%20beton%204.jpg

      Pada grafik diatas terlihat beberapa hubungan korelasi antara Nilai Hammer Rebound, yang tergantung dari arah beban impact ke struktur beton, A, B atau C.

      Aplikasi dalam Pengujian Beton

      Berikut adalah beberapa dokumentasi aplikasi uji Schmidt Hammer dengan beberapa arah impact hammer ke beton.

      1. Arah A (0 derajat)

      http://hesa.co.id//images/blog/hammertest/memperkirakan%20kekuatan%20tekan%20beton%20dengan%20pengujian%20palu%20beton%205.jpg

      2. Arah B (-90 derajat)

      Hammer Test 90 Degree

      3. Arah C (90 derajat)

      Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test
      Proses Assement dengan Hammer test di Restauran Sanur Jakarta Pusat

      Form Laporan Hammer Test

      Berikut ini adalah contoh form laporan hasil pengujian lapangan:
      form laporan hammer test

      Harga Jasa Uji Hammer Test

      Penentuan harga jasa adalah ditentukan berdasarkan jumlah titik yang akan diuji.
      Silahkan hubungi Customer Service PT Hesa Laras Cemerlang untuk mendapatkan berapa biaya pengujian ini per tiap titiknya.  Kirimkan pertanyaan anda melalu whatsapp dengan klik tanda whatsapp yang ada dibagian bawah halaman web ini.

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531
      Mobile/Whatsapp : 081291442210