Audit Struktur Gedung Maybank KCP Cilegon

Audit Struktur Gedung Maybank KCP Cilegon

PT. Hesa Laras Cemerlang
Dokumentasi Kegiatan Tahun 2019
Nama Pekerjaan : Assessment Perkuatan Struktur Lantai 3, Gedung KCP Cilegon, Ruko Cilegon City Square
Klien : PT. Maybank Indonesia
Lokasi : Cilegon
Tujuan Pekerjaan : Assesment struktur gedung

Pelaksanaan Audit Struktur pada sebuah Rumah Toko (Ruko) yang menjadi kantor cabang pembantu Maybank Cilegon ini, dilakukan sebagai bagian upaya pihak pengelola gedung untuk menambah rasa aman dan nyaman bagi penggunanya.

Audit Struktur Gedung Maybank KCP Cilegon

Proses Audit Struktur dilaksanakan bulan April 2019.
Audit struktur meliputi:
Ultrasonic Testing

Ultrasonic Testing dalam Audit Struktur Ruko Maybank KCP Cilegon

Rebar Scanning
Rebar Scanning Audit Struktur Ruko Maybank KCP Cilegon

Coredrill

Coredrill dalam Audit Struktur Ruko Maybank KCP Cilegon
Coredrill dalam Audit Struktur Ruko Maybank KCP Cilegon

Informasi tentang Pengujian Jembatan, Bangunan Gedung, Tower, Dermaga, Jalan, silahkan menghubungi kami melalui:

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

Tinggalkan Pesan

    Hammer Test Rumah di Patal Senayan

    Hammer Test Rumah di Patal Senayan

    Sebuah rumah yang sedang dalam proses pembangunan, pemiliknya ingin mengetahui bagaimana kualitas beton pada pilar rumah yang sudah terpasang. Untuk itu, pemilik rumah meminta kami melaksanakan pengujian mutu beton, agar dapat diketahui apakah kualitas beton pada rumah miliknya sesuai dengan spesifikasi yang sudah disepakati dalam kontrak atau tidak.

    Hammer Test Rumah di Patal Senayan
    Proses pengambilan sampel dengan metode concrete hammer test disaksikan oleh pemilik rumah

    Concrete Hammer Test Rumah di Patal Senayan

    Hammer Test Rumah di Patal Senayan
    Lokasi Proyek : Komplek perumahan di Patal Senayan, Jakarta Selatan
    Waktu Kegiatan: Bulan April 2019

    Untuk pengujian kualitas beton pada rumah tinggal, ruko, gedung kantor dan bangunan lainnya, bisa menghubungi kami melalui:

    PT Hesa Laras Cemerlang

    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
    Email: kontak@hesa.co.id
    Telp: (021) 8404531
    Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

    Tinggalkan Pesan

      Pengujian Struktur Bangunan Hotel di Jawa Barat

      Pengujian Struktur Bangunan Hotel di Jawa Barat

      PT. Hesa Laras Cemerlang
      Dokumentasi Kegiatan Tahun 2019
      Nama Pekerjaan : Pengujian Struktur Bangunan Hotel
      Waktu : April 2019
      Klien : PT. LAPI ITB
      Lokasi : Jawa Barat
      Tujuan Pekerjaan : Pemeriksaan struktur bangunan
      Ruang Lingkup Pekerjaan :
      1. Rebar Scan
      2. Hammer Test
      3. Concrete Core Drill

       

      Rebar Scan

      Rebar Scan
      Rebar Scan

      Hammer Test

      Pulse Echo Test

      Core Drill

      Informasi tentang detail teknis dan Harga Jasa Pengujian Nondestructive Test, silahkan menghubungi kami melalui:

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531
      Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

      Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

      Tinggalkan Pesan

        Assessment Struktur Gedung LMAN Medan

        Assessment Struktur Gedung LMAN Medan

        Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) kali ini mempercayakan kepada PT Hesa untuk melakukan pengujian terhadap gedung milik mereka yang ada di Medan. Setelah sebelumnya juga mempercayakan pengujian terhadap gedung LMAN di Jakarta.

        Assessment Struktur Gedung LMAN Medan

        Hammer Test dalam proses Assessment Struktur Gedung LMAN Medan
        Hammer Test dalam proses Assessment Struktur Gedung LMAN Medan

        Rebar scanning atau Covermeter Test di asset gedung milik LMAN yang ada di Medan. Pengujian dengan Rebar Scan ini dilakukan guna mengetahui jumlah serta ukuran dan arangement besi tulangan yang ada didalam beton.

        Rebar Scanning pada proses Assessment Struktur Gedung Lembaga Manajenen Aset Negara, Medan
        Rebar Scanning pada proses Assessment Struktur Gedung Lembaga Manajenen Aset Negara, Medan

        Coredrill and Half Cell Test
        Coredrill and Half Cell Test

        Informasi tentang jasa audit struktur gedung  silahkan menghubungi kami melalui:

        PT Hesa Laras Cemerlang

        Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
        Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
        Email: kontak@hesa.co.id
        Telp: (021) 8404531
        Mobile : 0812 9144 2210 
        Whatsapp Bussines : 0811 888 9409 or follow this link : https://linktr.ee/hesa.lc

        Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

        Tinggalkan Pesan

          Time History Analysis

          Time History Analysis

          Analisis Dinamik Riwayat Waktu adalah suatu cara analisis untuk menentukan riwayat waktu respon dinamik struktur bangunan gedung yang berperilaku linear atau nonlinier terhadap gerakan tanah akibat Gempa.

          Rencana sebagai data masukan, di mana respon dinamik dalam setiap interval waktu dihitung dengan metode integrasi bertahap.

          Time History Analysis

          TIME HISTORY ANALYSIS (ANALISIS RIWAYAT WAKTU)

          Beban gempa merupakan fungsi dari waktu, sehingga respon yang terjadi pada struktur gedung juga tergantung dari waktu pembebanan.

          Akibat beban Gempa Rencana maka struktur akan tetap berperilaku elastik untuk analisis linear dan berperilaku inelastik untuk analisis nonlinear. Biasanya analisis riwayat waktu lebih sering digunakan untuk kondisi nonlinear, namun tidak jarang juga digunakan untuk kondisi linear saja.

          Untuk mendapatkan respon struktur akibat pembebanan dari rekam Accelerograms, (accelogram; perekaman akselerasi gerakan dasar bumi pada saat gempa terjadi) penggunaan modal analisis tidak dapat dilakukan, integrasi numerik langsung dengan memperhatikan struktur sebagai persamaan couple adalah dasar dari analisis Time History dimana metode integrasi yang umumnya digunakan adalah metode Newmark.

          Dalam RSNI Gempa 1726: 2012 disyaratkan paling sedikit tiga gerak tanah yang sesuai harus digunakan dalam analisis.

          Kondisi lokasi, geologi, topografi dan seismotektoniknya dipilih yang sesuai dengan lokasi tempat struktur gedung yang ditinjau berada.

          Hal ini untuk mengurangi ketidakpastian mengenai kondisi lokasi. Maka paling sedikit harus ditinjau 3 buah akselerogram dari 3 gempa yang berbeda.

          Jika rekaman gempa yang didapatkan tidak cukup, diperbolehkan menggunakan rekaman gempa buatan yang disesuaikan dengan respon spectrum di lokasi struktur berada.

          Rekam gempa yang digunakan juga harus dimodifikasi puncak percepatannya hingga sekurang-kurangnya setara terhadap spektrum SNI. Beban gempa adalah fungsi waktu, sehingga respon pada struktur juga tergantung dari waktu pembebanan. Contoh rekam gempa asli dan rekam gempa yang telah dimodifikasi:

          Hasil gambar untuk ACCELEROGRAM
          Hasil gambar untuk ACCELEROGRAM
          Gambar 1 Riwayat waktu gempa yang terekam accelerogram dan gempa hasil simulasi (modifikasi)

          Analisis Dua Dimensi

          Apabila analisis dua dimensi dilakukan maka setiap gerak tanah harus terdiri dari riwayat waktu percepatan tanah horisontal yang diseleksi dari rekaman gempa aktual. Percepatan tanah yang sesuai harus diambil dari rekaman peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak patahan, dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang mengontrol ketentuan gempa maksimum yang dipertimbangkan.

          Apabila jumlah rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus digunakan rekaman gerak tanah buatan untuk menggenapi jumlah total yang dibutuhkan.

          Gerak-gerak tanah tersebut harus diskalakan sedemikian rupa sehingga nilai rata-rata spektrum respons dengan redaman 5 persen dari semua gerak tanah yang sesuai di situs tersebut tidak boleh kurang dari spektrum respons desain setempat untuk rentang perioda dari 0,2T hingga 1,5T , di mana T adalah perioda getar alami struktur dalam ragam getar fundamental untuk arah respons yang dianalisis.

          Analisis tiga dimensi

          Apabila analisis tiga dimensi dilakukan maka gerak tanah harus terdiri dari sepasang komponen percepatan tanah horisontal yang sesuai, yang harus diseleksi dan di skalakan dari rekaman peristiwa gempa individual.

          Gerak tanah yang sesuai harus diseleksi dari peristiwa-peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak patahan, dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang mengontrol ketentuan gempa maksimum yang dipertimbangkan.

          Apabila jumlah pasangan rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus digunakan pasangan gerak tanah buatan untuk menggenapi jumlah total yang dibutuhkan.

          Untuk setiap pasang komponen gerak tanah horisontal, suatu spektrum SRSS harus dibuat dengan mengambil nilai SRSS dari spektrum respons dengan 5 persen faktor redaman untuk komponen-komponen gerak tanah yang telah diskalakan (di mana faktor skala yang sama harus digunakan untuk setiap komponen dari suatu pasangan gerak tanah).

          Setiap pasang gerak-gerak tanah tersebut harus diskalakan sedemikian rupa sehingga pada rentang perioda dari 0,2T hingga 1,5T , nilai rata-rata spektrum SRSS dari semua pasang komponen horizontal tidak boleh kurang dari nilai ordinat terkait pada spektrum respons yang digunakan dalam desain, yang ditentukan sesuai dengan 6.4 atau 6.9.

          Untuk situs yang berada dalam jarak 5 km dari patahan aktif yang menjadi sumber bahaya gempa, setiap pasangan komponen gerak tanah harus dirotasikan ke arah normal-patahan dan arah sejajar-patahan sumber gempa dan harus diskalakan sedemikian rupa sehingga nilai rata-rata komponen normal patahan tidak kurang dari spektrum respons gempa MCER untuk rentang perioda dari 0,2T hingga 1,5T .

          Referensi:

          [1] SNI 1726:2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung

          [2] Carlos Medel-Vera, 2015. A stochastic ground motion accelerogram model for Northwest Europe, Soil Dynamics and Earthquake Engineering Volume 82, March 2016, Pages 170-195.

          Penulis : Ir. Heri Khoeri, MT

          Untuk kebutuhan Pengujian Struktur, anda bisa menghubungi :

          PT Hesa Laras Cemerlang

          Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
          Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
          Email: kontak@hesa.co.id
          Telp: (021) 8404531
          Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

          Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

          Tinggalkan Pesan

            Respons Spektrum dalam Perencanaan Bangunan Tahan Gempa

            Respons Spektrum dalam Perencanaan Bangunan Tahan Gempa

            Pengertian Respons Spektrum adalah plot suatu spectrum yang disajikan dalam bentuk grafik/plot antar periode getar struktur T, lawan respons-respons maksimumnya untuk suatu rasio redaman dan beban gempa tertentu [1].

            Respon-respon maksimum dapat berupa simpangan maksimum (spectral displacement, SD), kecepatan maksimum (spectral velocity, SV) atau percepatan maksimum (spectral acceleration, SA) suatu massa struktur dengan derajat kebebasan tunggal (single degree of freedom, SDOF).

            Respons Spektrum. Pengertian, Cara Membuat dan Aplikasinya dalam Perencanaan Bangunan Tahan Gempa

            Respons Spektrum dalam Perencanaan Bangunan Tahan Gempa

            Terdapat dua macam respons spektrum yaitu respons spektrum elastik dan respons spektrum inelastik.

            Spektrum elastik adalah suatu spektrum respons spektrum yang didasarkan atas respon elastik suatu struktur dengan SDOF, berdasarkan rasio redaman dan beban gempa tertentu.

            Sedangkan spektrum inelastik juga disebut desain respons spektrum yaitu spektrum diturunkan dari spektrum elastik dengan tingkat daktilitas tertentu.

            Yang Mempengaruhi Respons Spektrum

            Respons spektrum dipengaruhi oleh beban gempa, rasio redaman , periode getar , daktilitas , dan kondisi tanah . ehingga suatu spektrum maksimum suatu gempa tertentu kadang-kadang dinyatakan dalam fungsi:

            faktor yang Mempengaruhi Respons Spektrum
            1. Spektrum Simpangan, SD
            Gambar 1 Struktur SDOF dibebani Beban Gempa
            Gambar a) Struktur SDOF b) Rekaman gempa sebagai gaya yang bekerja pada model SDOF c) model matematika struktur SDOF d) Free body diagram dan e) hubungan linier elastik antara antara gaya dan simpangan atau antara gaya dan kecepatan yang menghasilkan kekakuan dan koefisien redaman.

            Persamaan differensial gerakan struktur SDOF akibat gerakan tanah/ gempa sebagai berikut:

            Atau dapat dinyatakan dalam bentuk lain:

            Menurut prinsip analisis dinamika struktur terdapat hubungan:

            Apabila k dan m diketahui maka frekuensi sudut w struktur dapat dihitung:

            Maka persamaaan SDOF menjadi:

            Persamaan diferensial struktur SDOF akibat beban dinamik F(t) dapat diselesaikan dengan prinsip Duhamel’s Integral dengan persamaan sebagai berikut:

            Dimana: adalah damped frequency yang mempunyai hubungan:

            Antara percepatan, massa dan gaya memiliki hubungan linier, maka:

            Contoh riwayat simpangan (displacement history) akibat gempa EL CENTRO NSC adalah seperti yang disajikan pada gambar berikut:

            Gambar 2 Riwayat Simpangan (Displacement history) struktur SDOF

            Dari gambar diatas terlihat bahwa simpanganb berubah-ubah menurut fungsi waktu dan simpangan berubah-ubah menurut periode getar struktur T. Pada T yang lebih kecil atau struktur lebih kaku, maka simpangannya akan lebih kecil dibandingkan struktur dengan T yang lebih besar, atau sebaliknya.

            Respon struktur akan mirip mengikuti intensitas bebannya. Pada saat intesnsitas beban besar, maka responnya pun akan mengikuti besar. Pada saat tertentu akan dicapai respon (simpangan) maksimumnya. Simpangan maksimum inilah yang diperlukan pada spectrum simpangan, dan biasa dinyatakan dengan:

            Setelah riwayat simpanganb diperoleh, integrasi numerik dapat dilakukan pula untuk menghitung riwayat kecepatan dan riwayat percepatan massa. Dengan shorting maka kecepatan dan percepatan maksimum dapat diketahui yang hasilnya itulah menjadi spectral kecepatan SV dan spectral percepatan SA, yang dapat ditulis dalam bentuk:

            Pseudo Spektral Kecepatan, PSV dan Percepatan, PSA

            Untuk penyederhanaan digunakan hubungan:

            Hubungan diatas hanya bersifat pendekatan karena riwayat percepatan dan riwayat kecepatan tidak akan berlangsung dengan phase yang sama dengan riwayat simpangan. Dari hubungan tersebut kemudian dianalogikan bahwa:

            Dengan PSV dan PSA berturut-turut adalah Pseudo Spektral Kecepatan dan Percepatan. Dimana maksud Pseudo spectral adalah spectral yang sifatnya maya atau hanya berupa perkiraan.

             

            Gambar 3 Perbandingan antara ground acceleration dengan PSA

            Tahapan Pembuatan Respons Spektrum

            Alur berikut menjelaskan tahapan pembuatan respons spectrum:

            Gambar 4 Prosedur pembuatan respons spectrum [2]
            Gambar 5 Contoh pembuatan spectral displacement
            Gambar 6 Smoothed response spectrum dari beberapa gempa

            Aplikasi Response Spectrum dalam Analisis Gempa

            Prosedur analisis spektrum respons ragam seperti diatur dalam SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung.

            Referensi:

            [1] Widodo Prawirodikromo, 2017. Analisis Dinamika Struktur, Cetakan I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

            [2] Chopra A. K., 1995. Dynamics of Structures: Theory and Application to Earthquake Engineering, Prentice Hall International Inc.

            [3] SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung.

            Untuk kebutuhan Analisa atau Uji Struktur Bangunan Besar, anda bisa menghubungi :

            PT Hesa Laras Cemerlang

            Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
            Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
            Email: kontak@hesa.co.id
            Telp: (021) 8404531
            Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

            Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

            Tinggalkan Pesan

              Konsep Daktilitas Pada Struktur Bangunan

              Konsep Daktilitas Pada Struktur Bangunan

              Artikel ini kami buka dengan beberapa pertanyaan berikut ini :

              • MENGAPA BANGUNAN TAHAN GEMPA HARUS BERPERILAKU DAKTAIL?
              • APA ITU DAKTAIL?
              • BAGAIMANA PERILAKU DAKTAI TERSEBUT?

              Konsep Daktilitas Pada Struktur Bangunan

              Berdasarkan konsep desain bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini, struktur bangunan tahan gempa harus terbuat dari sistem struktur yang perilakunya daktail.

              Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup,sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.

              Perilaku ini cukup penting karena saat pelelehan elemen struktur terjadi maka terjadi pula peresapan energi gempa oleh struktur.

              Saat terjadi gempa, daktilitas akan mempertahankan kekuatan dan kekakuan pada struktur sehingga struktur gedung tetap berdiri walaupun telah berada pada ambang keruntuhan.

              Gambaran struktur daktail (Kantor Pusat Bank Sulteng) dan struktur yang getas (Hotel Roa Roa) paska terkena goncangan gempa palu, 2018, seperti gambar berikut:

              truktur daktail (Kantor Pusat Bank Sulteng) dan struktur yang getas (Hotel Roa Roa)
              Gambar 1 Struktur daktail dan struktur getas [1] Gedung Kantor Pusat Bank Sulteng dan Hotel Roa Roa di Palu
               

              Struktur dengan daktilitas tertentu akan memungkinkan terjadinya sendi plastis secara bertahap pada elemen-elemen struktur yang telah ditentukan.

              Dengan terbentuknya sendi plastis pada struktur, maka struktur akan mampu menahan beban gempa yang besar tanpa memberikan kekuatan berlebihan pada elemen struktur karena energi kinetik akibat gerakan tanah yang diterima akan diserap oleh sendi plastis tersebut.

              Semakin banyak sendi plastis yang terjadi pada struktur maka semakin banyak pula energi yang diserap oleh struktur.

              Agar struktur gedung memiliki daktilitas yang tinggi, maka harus direncanakan sendi plastis yang terjadi berada pada balok-balok dan bukan terjadi pada kolom, kecuali pada kaki kolom paling bawah dan bagian atas kolom penyangga atap (Gambar 2).

              Gambar 2 Mekanisme keruntuhan ideal suatu struktur gedung dengan sendi plastis terbentuk pada ujung-ujung balok, kaki kolom [2]
              Gambar 2 Mekanisme keruntuhan ideal suatu struktur gedung dengan sendi plastis terbentuk pada ujung-ujung balok, kaki kolom [2]
              Hal ini dapat terjadi jika bangunan didesain dengan kapasitas kolom-kolom melebihi kapasitas balok yang bertemu pada kolom tersebut (Strong Column Weak Beam). Selain itu displacement yang yang terjadi harus dijaga batasannya agar menjaga integrasi bangunan dan bertambahnya momen akibat P-Δ efek.

              Rasio antara simpangan maksimum struktur (Xmax) terhadap simpangan struktur pada saat terjadi sendi plastis yang pertama (Xy) dinyatakan sebagai faktor daktilitas (μ).

              Untuk mendapatkan gambaran perilaku struktur dari saat struktur masih linear elastis, pelelehan pertama pada elemen struktur sampai dengan keruntuhannya saat terkena goncangan gempa dapat dilakukan dengan analisis non linear static dengan metode analisis gaya dorong static (pushover analysis). Analisis pushover lebih lanjut dapat dibaca pada artikel Hesa berikut ini :

              Analisis Pushover untuk Mengetahui Perilaku Struktur saat Terkena Gempa

              Bagaimana struktur bangunan beton mengalami keruntuhan pada saat gempa?

              Tulangan baja di dalam kolom beton merupakan faktor kunci dalam kekuatan bangunan beton. Di bawah ini adalah perbandingan kolom getas dan kolom daktail dan bagaimana perilaku keduanya saat diguncang gempa bumi.

              Gambar 3 Ilustrasi Penulangan Kolom Getas dan Kolom Daktail [3]
              Gambar 3 Ilustrasi Penulangan Kolom Getas dan Kolom Daktail [3]
               

              Perilaku kolom getas dan kolom daktail saat diguncang gempa bumi seperti ilustrasi berikut:

              Ilustrasi perilaku kolom getas dan kolom daktail saat diguncang gempa bumi [3]
              Gambar 4 Ilustrasi perilaku kolom getas dan kolom daktail saat diguncang gempa bumi [4]
               

              Referensi:

              [1] Dokumentasi Gempa Palu, 2018. Kantor Pusat Bank Sulteng dan Hotel Roa Roa

              [2] SNI 1726: 2012, Tata Cara Perencanaan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.

              [3] Rong-Gong Lin Ii, Rosanna Xia, Doug Smith, Raoul Ranoa, 2013. How concrete buildings fail in earthquakes.

               

              Untuk kebutuhan Analisa atau Uji Struktur Bangunan Besar, anda bisa menghubungi :

              PT Hesa Laras Cemerlang

              Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
              Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
              Email: kontak@hesa.co.id
              Telp: (021) 8404531
              Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : https://linktr.ee/hesa.lc

              Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

              Tinggalkan Pesan

                Korosi Pada Beton Bertulang

                Korosi Pada Beton Bertulang

                Korosi pada beton bertulang terjadi karena struktur beton terpapar oleh kondisi lingkungan yang agresif seperti lokasi bangunan yang dekat dengan laut, berada di lingkungan dengan keasaman yang tinggi, didekat jalan raya, dan berbagai faktor lainnya. Kerusakan bisa terjadi dalam bentuk retak dan terkelupasnya selimut beton yang disebabkan proses korosi sudah terjadi di dalam tulangan.

                Mencegah dan Mengatasi Kerusakan Beton Karena Korosi

                Perbaikan struktur yang sudah korosif memerlukan biaya, baik biaya assesment maupun biaya perbaikan, yang cukup mahal. Untuk itu penting kiranya bagi pemilik atau petugas perawatan gedung mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya korosi dalam tulangan beton.

                Berikut ini adalah beberapa hal yang diperlukan dalam mencegah kerusakan beton dan jika sudah terjadi korosi, bagaimana cara mengatasinya:
                Kerusakan beton karena korosi pada tulangannya, apa sebabnya? bagaimana mencegah dan mengatasinya

                Penyebab Korosi 

                Penyebab korosi baja tulangan diantaranya adalah:

                1. Karbonasi

                Karbondioksida dalam udara bereaksi dengan kalsiumdioksida melalui pori-pori beton

                Senyawa dengan basa kuat PH 11 sd 12 terurai menjadi basa PH kurang dari 9

                Tulangan yang sebelumnya terlindungi oleh alkalinitas beton (basa) menjadi tidak terlindungi lagi. Dalam kasus ini laju korosi tulangan baja mengikuti pasivasi alkalitinas beton karena pengaruh karbonasi secara alami dari udara.

                2. Terkena Aliran Arus Listrik

                Logam dengan potensial arus listrik yang berbeda terhubung satu sama lain dalam beton yang menyebabkan terjadinya korosi. Korosi bisa juga disebabkan oleh kebocoran arus listrik dari power supply atau jaringan bertransmisi di sekitar beton.

                3. Terkontaminasi Senyawa Korosif (misalnya Chlorida)

                Chlorida mempercepat laju korosi. Konsentrasi Chlorida diatas 0.2-0.4 % di dalam beton akan menyebabkan rusaknya lapisan pelindung pasif terhadap oksidasi permukaan tulangan. Umumnya chloride ini dihasilkan dari paparan air laut.

                Pencegahan Korosi Pada Beton Bertulang

                Cara-cara yang dapat mencegah korosi:

                1) Pemakaian bahan-bahan yang bermutu baik. Menggunakan Semen PC Type V untuk daerah dengan potensi serangan senyawa korosif tinggi

                2) Mempertebal selimut beton

                4) Penambahan dimensi struktur

                5) Cara pemampatan beton yang tepat

                Salah satu upaya mencegah korosi adalah mengusahakan beton yang padat dan homogen. Diperlukan kesesuaian kadar air semen dan cara pemampatannya. Koefisien kemampatan beton untuk berbagai kondisi nilai slump harus mengikuti ketentuan berikut [2] :

                Tabel Koefisien kemampatan beton untuk berbagai kondisi nilai slump

                6) Perlindungan permukaan (Coatings). Cara ini biasanya bersifat sementara, karena bila perlindungannya cacat atau rusak proses korosi akan berjalan lagi. Sehingga harus dilakukan coating ulang secara periodik.

                7) Pemberian proteksi katodik untuk mempertahankan kondisi pasif dengan cara inhibition, yaitu membalikkan arah arus korosi, sehingga menghalangi proses korosi. Untuk Coatnya biasa digunakan prinsip-prinsip deret volta dimana proses korosi dicegah dengan cara mempertahankan logam yang dilindungi sebagai katoda dan logam lain yang terkorosi sebagai Anoda.

                Perbaikan Akibat Korosi Pada Beton Bertulang

                Cara mengatasi Kerusakan beton karena korosi pada tulangannya:

                1. Lakukan Assessment untuk menentukan tingkat korosi pada baja tulangan. Click link berikut untuk detail pengujiannya: CARA UJI KOROSI TULANGAN BETON DENGAN METODE HALF-CELL POTENTIAL
                2. Untuk tingkat kerusakan struktur dan hasil analisis potensi korosi rendah, lakukan injection dengen material cement base untuk menutup kontak dengan udara luar. Proteksi tambahan bisa dilakukan dengan menggunakan proteksi katodik dan coating
                3. Untuk tingkat kerusakan struktur dan hasil analisis potensi korosi tinggi dan suah terlihat kerusakan akibat korosi secara visual, maka langkah yang harus dilakukan adalah dengan melakukan chiping pada beton yang sudah terkarbonasi atau terpapar senyawa korosif sampai beton yang belum terkarbonasi.

                Uji karbonasi dapat dilihat pada link berikut: PERKIRAAN UMUR BANGUNAN DENGAN UJI KARBONASI | CARBONATION TEST.

                Ganti kehilangan luasan yang terkorosi berdasarkan hasil analisis korosi dengan tulangan baru. Lakukan injeksi dengan material cement base pada retak-retak yang tersisa yang bisa saja terjadi pada saat chiping beton yang rusak.

                Lakukan grouting dengan material beton low shrinkage. Proteksi tambahan bisa dilakukan dengan menggunakan proteksi katodik dan coating.

                Semoga bermanfaat.

                Reff:

                [1] Concrete Damage due to Reinforcement Corrosion, Rak-43.3301 Repair Methods of Structures I (4 cr), Fahim Al-Neshawy & Esko Sistonen, Autumn 2016

                [2] Hartono,Widi. 2001. Merancang Campuran Beton Ringan Struktural Agregat Kasar ALWA Menurut Metode Dreux-Corrise. Gema Teknik Volume I/Tahun IV. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

                Untuk kebutuhan analisa atau Uji Karbonasi, anda bisa menghubungi :

                PT Hesa Laras Cemerlang

                Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                Email: kontak@hesa.co.id
                Telp: (021) 8404531
                Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210

                Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                Tinggalkan Pesan

                  Ultrasonic Testing Struktur Beton Alamanda Tower

                  Ultrasonic Testing Struktur Beton Alamanda Tower

                  PT. Hesa Laras Cemerlang
                  Dokumentasi Kegiatan Tahun 2019
                  Nama Pekerjaan : Pengujian Ultrasonic Pulse Velocity di Alamanda Tower, Cilandak
                  Waktu : Maret 2019
                  Klien : PT. Kaliabang Jaya Pratama
                  Lokasi : Jakarta
                  Tujuan Pekerjaan : Memastikan integritas beton
                  Ruang Lingkup Pekerjaan : Pengujian Integritas Struktur Beton dengan metode Ultrasonic Pulse Velocity Test di struktur bangunan Alamanda Tower yang sedang berlangsung proses pembangunanya.

                  Ultrasonic Testing Struktur Beton Alamanda Tower

                   

                  Ultrasonic Pulse Velocity Test Alamanda Tower
                  Ultrasonic Pulse Velocity Test Alamanda Tower

                  Untuk kebutuhan Uji Ultrasonic Testing pada bangunan, anda bisa menghubungi kami melalui:

                  PT Hesa Laras Cemerlang

                  Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                  Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                  Email: kontak@hesa.co.id
                  Telp: (021) 8404531
                  Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

                  Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                  Tinggalkan Pesan

                    Analisis Pushover untuk Mengetahui Perilaku Struktur saat Terkena Gempa

                    Analisis Pushover untuk Mengetahui Perilaku Struktur saat Terkena Gempa

                    Menurut SNI Gempa 03-1726-2002, analisis statik beban dorong (pushover) adalah :

                    suatu analisis nonlinier statik, yang dalam analisisnya pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan gedung dianggap sebagai beban statik pada pusat massa masing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-angsur sampai melampaui pembebanan sehingga menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi plastis) pertama di dalam struktur bangunan gedung, kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjut mengalami perubahan bentuk pasca-elastik yang besar sampai mencapai target peralihan yang diharapkan atau sampai mencapai kondisi plastik [1].

                    Metode analisis pushover merupakan salah satu komponen performance based design yang menjadi sarana untuk mengetahui kapasitas suatu struktur [2], dari hasil analisis, dapat digambarkan hubungan antara base shear dan roof displacement, hubungan tersebut kemudian dipetakan sebagai kurva kapasitas struktur.

                    Selain itu, analisis pushover juga dapat memperlihatkan secara visual perilaku struktur pada saat kondisi elastis, plastis dan sampai terjadinya keruntuhan pada elemen-elemen strukturnya. Informasi tersebut berguna dalam menggambarkan respons inelastis bangunan ketika mengalami gempa.

                    Analisis struktur gedung 16 lantai berikut ini mengilustrasikan pushover analysis.

                    Gambar 1 Analisis Pushover untuk Mengetahui Perilaku Struktur saat Terkena Gempa
                    Gambar 1 -4 tentang Pushover Analysis

                    Gambar 1 menunjukkan model struktur 16 lantai. Struktur ini dibebani gaya push over pada arah-x dan arah-y.

                    Pada gambar 2, terlihat telah terbentuk sendi plastis berwarna merah jambu (pelelehan pertama) pada balok lantai 10, ketika struktur dibebani gaya dorong pada arah-x sebesar 357966 kg.

                    Seiring ditingkatkannya gaya dorong terbentuklah sendi-sendip plastis lainnya pada balok yang mulai ada yang berwarna biru (mulai tampak kerusakan struktur ringan pada balok) seperti yang ditunjukkan pada gambar 3, di mana beban yang bekerja adalah = 602576 kg, yang mengakibatkan lendutan pada arah x =0.2199 m.

                    Pada Gambar 4 terlihat sendi plastis berwarna biru semakin banyak terjadi pada balok dan terlihat mulai terjadi pelelehan pertama pada kolom lantai dasar, gaya yang bekerja pada step ini adalah 704000 kg dan lendutan yang terjadi = 0.3099 m.

                    Gambar 2 sampai dengan gambar 6 menunjukkan visualisasi perilaku struktur dan terbentuknya sendi-sendi plastis pada posisi-posisi struktur akibat dibebani beban tertentu pada pusat masa dimana besarnya beban tersebut ditingkatkan secara berangsur-angsur.

                    Gambar 5-7 Analisis Pushover untuk Mengetahui Perilaku Struktur saat Terkena Gempa
                    Gambar 5-7 tentang Pushover Analysis

                    Dengan penambahan beban sampai 871050 kg struktur sudah diambang keruntuhan ditandai dengan terbentuknya sendi plastis berwarna kuning di kolom lantai dasar seperti ditunjukkan pada gambar 5. Dengan penambahan beban sedikit saja struktur akan mengalami keruntuhan seperti pada gambar 6. Gambar 7 menunjukkan hubungan simpangan arah-X dan Base Reaction.

                    Warna yang ditunjukkan oleh sendi plastis menunjukkan tingkat kelelehan yang terjadi seperti digambarkan pada gambar 5. Berdasarkan filosofi desain yang ada, tingkat kinerja struktur bangunan akibat gempa rencana adalah Life Safety, yaitu walaupun struktur bangunan mengalami tingkat kerusakan yang cukup parah namun keselamatan penghuni tetap terjaga karena struktur bangunan tidak sampai runtuh.

                    Pada grafik diatas respon linier dimulai dari titik A (unloaded component) dan kelelehan mulai terjadi pada titik B. Respon dari titik B ke titik C merupakan respon elastis plastis.

                    Titik C merupakan titik yang menunjukkan puncak kekuatan komponen, dan nilai absisnya yang merupakan deformasi menunjukkan dimulainya degradasi kekuatan struktur (garis C-D).

                    Pada titik D, respon komponen struktur secara substansial menghadapi pengurangan kekuatan menuju titik E. Untuk deformasi yang lebih besar dari titik E, kekuatan komponen struktur menjadi nol [3].

                    Tipikal kurva tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 8 berikut:

                    Gambar 8 Tahapan Kerusakan Struktur Berdasarkan Terbentuknya Sendi Plastis.
                    Gambar 8 Tahapan Kerusakan Struktur Berdasarkan Terbentuknya Sendi Plastis.

                    Keterangan gambar 8:

                    A = Awal Pembebanan, belum ada sendi plastis

                    B = Batas linier yg diikuti pelelehan pertama pada struktur

                    IO = Immediate Occupancy, terjadi kerusakan ringan struktur

                    LS = Life Safety, terjadi kerusakan sedang pada struktur, namun belum berpotensi runtuh

                    CP = Collapse Prevention, kerusakan berat pada struktur yang berpotensi runtuh

                    C = Batas maksimum gaya geser yang masih mampu ditahan

                    D = Terjadi degradasi kekuatan struktur

                    E = Runtuh

                    Kurva kapasitas hasil dari analisis push over (gambar 8) menunjukkan hubungan antara gaya geser dasar (base shear) dan perpindahan atap akibat beban lateral yang diberikan pada struktur dengan pola pembebanan tertentu sampai pada kondisi ultimit atau target peralihan yang diharapkan. Dengan mengetahui perilaku struktur dari mulai masih dalam batas elastis sampai dengan keruntuhannya, maka kita dapat merencanakan dan mensimulasikan pola keruntuhan yang diharapkan, yang mampu meminimalisir jumlah korban pada saat terjadinya gempa.

                    Referensi:

                    [1] SNI 03-1726-2002

                    [1] FEMA 451, 2006

                    [3] ATC 40, 1996, Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings

                    Untuk kebutuhan analisa dan desain struktur, anda bisa menghubungi :

                    PT Hesa Laras Cemerlang

                    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                    Email: kontak@hesa.co.id
                    Telp: (021) 8404531
                    Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

                    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                    Tinggalkan Pesan

                      Pola Kerusakan Struktur Beton Akibat Kelebihan Beban

                      Pola Kerusakan Struktur Beton Akibat Kelebihan Beban

                      Kerusakan Struktur Beton AKIBAT Kelebihan beban (overloading) pada elemen struktur bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

                      1. Kecelakaan
                      2. Kesengajaan (misalnya karena perubahan fungsi ruang atau menambahkan beban melebihi batas yang ditentukan)
                      3. Kesasalahan dalam perencanaan
                      4. Kesalahan selama masa konstruksi (misalnya meletakan material konstruksi berlebihan yang membebani elemen struktur, perancah yang dipasang kurang atau bisa juga karena terlalu cepat melepas bekisting.

                      Dengan mengetahui tipikal pola retaknya, maka dapat merencanakan perbaikannya dengan tepat. Gambar-gambar berikut mengilustrasikan tipikal kerusakan beton pada elemen pelat, balok dan kolom akibat overloading.

                      Pola kerusakan pada pelat satu arah akibat overloading
                      Pola kerusakan pada pelat satu arah akibat overloading

                      Pola kerusakan pada pelat dua arah akibat overloading
                      Pola kerusakan pada pelat dua arah akibat overloading

                       

                      Pola kerusakan geser pada balok akibat overloading
                      Pola kerusakan geser pada balok akibat overloading

                       

                      Pola kerusakan bending pada balok akibat overloading
                      Pola Kerusakan Lentur Pada Balok Akibat Overloading

                       

                      Pola kerusakan geser pada kolom akibat overloading
                      Pola kerusakan geser pada kolom akibat overloading

                       

                      Pola kerusakan tekan pada kolom akibat overloading
                      Pola kerusakan tekan pada kolom akibat overloading

                       

                      Pola kerusakan tekuk/ bukling pada kolom akibat overloading
                      Pola kerusakan tekuk/ bukling pada kolom akibat overloading

                      Solusi untuk kasus overloading alternatifnya adalah dengan pembatasan beban atau dengan perkuatan struktur. Sekalipun yang dipilih adalah dengan pembatasan beban, namun proses perbaikan pengembalian kondisi struktur tetap harus dilakukan.

                      Jika kerusakan yang terjadi masih ringan, baru timbul retak-retak seperti pola pada gambar-gambar diatas, perbaikannya dengan melakukan injeksi pada bagian-bagian yang retak. Dan dilakukan analisis struktur apakah beban yang bekerja masih mampu ditahan elemen struktur tersebut, jika tidak maka perkuatan dapat dilakukan dengan menambahkan fiber carbon untuk mengganti tulangan yang kurang baik tulangan utama, maupun tulangan geser.

                      Kelebihan metode ini adalah waktu pemasangan yang cepat, dengan biayanya relatif mahal. Namun perbaikan dengan fiber carbon tidak dapat diterapkan pada elemen struktur yang kekakuannya kurang, misalkan balok dan pelat yang mengalami lendutan berlebih atau pada kolom dengan pola kerusakan tekuk/ bukling.

                      Perbaikan bisa juga dengan metode konvesional dengan melakukan penebalan pada elemen struktur dan memberinya tulangan tambahan. Kelebihan metode ini adalah selain menambah kekuatan struktur, juga menambah kekakuan struktur. Kelemahannya adalah pengerjaannya lebih sulit dan waktu yang relatif lebih lama.

                      Injeksi untuk perbaikan keretakan beton
                      Injeksi untuk perbaikan keretakan beton

                       

                      Perkuatan dengan fiber carbon
                      Perkuatan dengan fiber carbon

                       

                      Perkuatan dengan pembesaran elemen struktur/ Jacketing
                      Perkuatan dengan pembesaran elemen struktur/ Jacketing

                      Tentunya penentuan detail perbaikan harus terlebih dahulu melalui proses analisis struktur, sehingga penanganan kerusakan dapat dilakukan dengan tepat.

                      Untuk kebutuhan analisa dan desain struktur, anda bisa menghubungi :

                      PT Hesa Laras Cemerlang

                      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                      Email: kontak@hesa.co.id
                      Telp: (021) 8404531
                      Whatsapp Bussines :0812 9144 2210 atau 0811 888 9409
                      or follow this link : Link Whatsapp

                      Assessment Struktur Gedung LMAN Panglima Polim Jakarta

                      Assessment Struktur Gedung LMAN Panglima Polim Jakarta

                      Lembaga Manajemen Aset Negara atau disingkat sebagai LMAN adalah organisasi pemerintahan yang berada dibawah di lingkungan Kementerian Keuangan, yang bertugas untuk melakukan optimalisasi aset negara yang tidak dimanfaatkan atau mangkrak.

                      Demi menjalankan tugas tersebut, terhadap salah satu aset negara berupa Gedung yang berada di bilangan  Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta, LMAN memberikan tugas kepada PT Hesa untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan detail atas kondisi teknis gedung tersebut. Apakah masih layak dipergunakan atau tidak.

                      Assessment Struktur Gedung LMAN Jakarta

                      Pemeriksaan detail gedung LMAN dilaksanakan pada bulan april 2019, dengan metode Nondestructive Test dan semi destructive test, yaitu berupa:

                      Hammer Test

                      Ultrasonic Testing


                      Rebar Scan

                      Coredrill

                      Coredrill Struktur Gedung LMAN

                      Verticality

                      Untuk mendapatkan informasi tentang detail pengujian yang kami lakukan, anda bisa menghubungi kami, melalui:

                      PT Hesa Laras Cemerlang

                      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                      Email: kontak@hesa.co.id
                      Telp: (021) 8404531
                      Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

                      Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                      Tinggalkan Pesan