Sebuah rumah yang sedang dalam proses pembangunan, pemiliknya ingin mengetahui bagaimana kualitas beton pada pilar rumah yang sudah terpasang. Untuk itu, pemilik rumah meminta kami melaksanakan pengujian mutu beton, agar dapat diketahui apakah kualitas beton pada rumah miliknya sesuai dengan spesifikasi yang sudah disepakati dalam kontrak atau tidak.
Concrete Hammer Test Rumah di Patal Senayan
Lokasi Proyek : Komplek perumahan di Patal Senayan, Jakarta Selatan
Waktu Kegiatan: Bulan April 2019
Untuk pengujian kualitas beton pada rumah tinggal, ruko, gedung kantor dan bangunan lainnya, bisa menghubungi kami melalui:
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) kali ini mempercayakan kepada PT Hesa untuk melakukan pengujian terhadap gedung milik mereka yang ada di Medan. Setelah sebelumnya juga mempercayakan pengujian terhadap gedung LMAN di Jakarta.
Rebar scanning atau Covermeter Test di asset gedung milik LMAN yang ada di Medan. Pengujian dengan Rebar Scan ini dilakukan guna mengetahui jumlah serta ukuran dan arangement besi tulangan yang ada didalam beton.
Informasi tentang jasa audit struktur gedung silahkan menghubungi kami melalui:
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Mobile : 0812 9144 2210
Whatsapp Bussines : 0811 888 9409 or follow this link : https://linktr.ee/hesa.lc
Analisis Dinamik Riwayat Waktu adalah suatu cara analisis untuk menentukan riwayat waktu respon dinamik struktur bangunan gedung yang berperilaku linear atau nonlinier terhadap gerakan tanah akibat Gempa.
Rencana sebagai data masukan, di mana respon dinamik dalam setiap interval waktu dihitung dengan metode integrasi bertahap.
Beban gempa merupakan fungsi dari waktu, sehingga respon yang terjadi pada struktur gedung juga tergantung dari waktu pembebanan.
Akibat beban Gempa Rencana maka struktur akan tetap berperilaku elastik untuk analisis linear dan berperilaku inelastik untuk analisis nonlinear. Biasanya analisis riwayat waktu lebih sering digunakan untuk kondisi nonlinear, namun tidak jarang juga digunakan untuk kondisi linear saja.
Untuk mendapatkan respon struktur akibat pembebanan dari rekamAccelerograms, (accelogram; perekaman akselerasi gerakan dasar bumi pada saat gempa terjadi) penggunaan modal analisis tidak dapat dilakukan, integrasi numerik langsung dengan memperhatikan struktur sebagai persamaan couple adalah dasar dari analisis Time History dimana metode integrasi yang umumnya digunakan adalah metode Newmark.
Dalam RSNI Gempa 1726: 2012 disyaratkan paling sedikit tiga gerak tanah yang sesuai harus digunakan dalam analisis.
Kondisi lokasi, geologi, topografi dan seismotektoniknya dipilih yang sesuai dengan lokasi tempat struktur gedung yang ditinjau berada.
Hal ini untuk mengurangi ketidakpastian mengenai kondisi lokasi. Maka paling sedikit harus ditinjau 3 buah akselerogram dari 3 gempa yang berbeda.
Jika rekaman gempa yang didapatkan tidak cukup, diperbolehkan menggunakan rekaman gempa buatan yang disesuaikan dengan respon spectrum di lokasi struktur berada.
Rekam gempa yang digunakan juga harus dimodifikasi puncak percepatannya hingga sekurang-kurangnya setara terhadap spektrum SNI. Beban gempa adalah fungsi waktu, sehingga respon pada struktur juga tergantung dari waktu pembebanan. Contoh rekam gempa asli dan rekam gempa yang telah dimodifikasi:
Analisis Dua Dimensi
Apabila analisis dua dimensi dilakukan maka setiap gerak tanah harus terdiri dari riwayat waktu percepatan tanah horisontal yang diseleksi dari rekaman gempa aktual. Percepatan tanah yang sesuai harus diambil dari rekaman peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak patahan, dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang mengontrol ketentuan gempa maksimum yang dipertimbangkan.
Apabila jumlah rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus digunakan rekaman gerak tanah buatan untuk menggenapi jumlah total yang dibutuhkan.
Gerak-gerak tanah tersebut harus diskalakan sedemikian rupa sehingga nilai rata-rata spektrum respons dengan redaman 5 persen dari semua gerak tanah yang sesuai di situs tersebut tidak boleh kurang dari spektrum respons desain setempat untuk rentang perioda dari 0,2T hingga 1,5T , di mana T adalah perioda getar alami struktur dalam ragam getar fundamental untuk arah respons yang dianalisis.
Analisis tiga dimensi
Apabila analisis tiga dimensi dilakukan maka gerak tanah harus terdiri dari sepasang komponen percepatan tanah horisontal yang sesuai, yang harus diseleksi dan di skalakan dari rekaman peristiwa gempa individual.
Gerak tanah yang sesuai harus diseleksi dari peristiwa-peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak patahan, dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang mengontrol ketentuan gempa maksimum yang dipertimbangkan.
Apabila jumlah pasangan rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus digunakan pasangan gerak tanah buatan untuk menggenapi jumlah total yang dibutuhkan.
Untuk setiap pasang komponen gerak tanah horisontal, suatu spektrum SRSS harus dibuat dengan mengambil nilai SRSS dari spektrum respons dengan 5 persen faktor redaman untuk komponen-komponen gerak tanah yang telah diskalakan (di mana faktor skala yang sama harus digunakan untuk setiap komponen dari suatu pasangan gerak tanah).
Setiap pasang gerak-gerak tanah tersebut harus diskalakan sedemikian rupa sehingga pada rentang perioda dari 0,2T hingga 1,5T , nilai rata-rata spektrum SRSS dari semua pasang komponen horizontal tidak boleh kurang dari nilai ordinat terkait pada spektrum respons yang digunakan dalam desain, yang ditentukan sesuai dengan 6.4 atau 6.9.
Untuk situs yang berada dalam jarak 5 km dari patahan aktif yang menjadi sumber bahaya gempa, setiap pasangan komponen gerak tanah harus dirotasikan ke arah normal-patahan dan arah sejajar-patahan sumber gempa dan harus diskalakan sedemikian rupa sehingga nilai rata-rata komponen normal patahan tidak kurang dari spektrum respons gempa MCER untuk rentang perioda dari 0,2T hingga 1,5T .
Referensi:
[1] SNI 1726:2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1 Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia Email: kontak@hesa.co.id Telp: (021) 8404531 Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
Pengertian Respons Spektrum adalah plot suatu spectrum yang disajikan dalam bentuk grafik/plot antar periode getar struktur T, lawan respons-respons maksimumnya untuk suatu rasio redaman dan beban gempa tertentu [1].
Respon-respon maksimum dapat berupa simpangan maksimum (spectral displacement, SD), kecepatan maksimum (spectral velocity, SV) atau percepatan maksimum (spectral acceleration, SA) suatu massa struktur dengan derajat kebebasan tunggal (single degree of freedom, SDOF).
Terdapat dua macam respons spektrum yaitu respons spektrum elastik dan respons spektrum inelastik.
Spektrum elastik adalah suatu spektrum respons spektrum yang didasarkan atas respon elastik suatu struktur dengan SDOF, berdasarkan rasio redaman dan beban gempa tertentu.
Sedangkan spektrum inelastik juga disebut desain respons spektrum yaitu spektrum diturunkan dari spektrum elastik dengan tingkat daktilitas tertentu.
Yang Mempengaruhi Respons Spektrum
Respons spektrum dipengaruhi oleh beban gempa, rasio redaman , periode getar , daktilitas , dan kondisi tanah . ehingga suatu spektrum maksimum suatu gempa tertentu kadang-kadang dinyatakan dalam fungsi:
Spektrum Simpangan, SD
Gambar 1 Struktur SDOF dibebani Beban GempaGambar a) Struktur SDOF b) Rekaman gempa sebagai gaya yang bekerja pada model SDOF c) model matematika struktur SDOF d) Free body diagram dan e) hubungan linier elastik antara antara gaya dan simpangan atau antara gaya dan kecepatan yang menghasilkan kekakuan dan koefisien redaman.
Persamaan differensial gerakan struktur SDOF akibat gerakan tanah/ gempa sebagai berikut:
Atau dapat dinyatakan dalam bentuk lain:
Menurut prinsip analisis dinamika struktur terdapat hubungan:
Apabila k dan m diketahui maka frekuensi sudut w struktur dapat dihitung:
Maka persamaaan SDOF menjadi:
Persamaan diferensial struktur SDOF akibat beban dinamik F(t) dapat diselesaikan dengan prinsip Duhamel’s Integral dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana: adalah damped frequency yang mempunyai hubungan:
Antara percepatan, massa dan gaya memiliki hubungan linier, maka:
Contoh riwayat simpangan (displacement history) akibat gempa EL CENTRO NSC adalah seperti yang disajikan pada gambar berikut:
Gambar 2 Riwayat Simpangan (Displacement history) struktur SDOF
Dari gambar diatas terlihat bahwa simpanganb berubah-ubah menurut fungsi waktu dan simpangan berubah-ubah menurut periode getar struktur T. Pada T yang lebih kecil atau struktur lebih kaku, maka simpangannya akan lebih kecil dibandingkan struktur dengan T yang lebih besar, atau sebaliknya.
Respon struktur akan mirip mengikuti intensitas bebannya. Pada saat intesnsitas beban besar, maka responnya pun akan mengikuti besar. Pada saat tertentu akan dicapai respon (simpangan) maksimumnya. Simpangan maksimum inilah yang diperlukan pada spectrum simpangan, dan biasa dinyatakan dengan:
Setelah riwayat simpanganb diperoleh, integrasi numerik dapat dilakukan pula untuk menghitung riwayat kecepatan dan riwayat percepatan massa. Dengan shorting maka kecepatan dan percepatan maksimum dapat diketahui yang hasilnya itulah menjadi spectral kecepatan SV dan spectral percepatan SA, yang dapat ditulis dalam bentuk:
Pseudo Spektral Kecepatan, PSV dan Percepatan, PSA
Untuk penyederhanaan digunakan hubungan:
Hubungan diatas hanya bersifat pendekatan karena riwayat percepatan dan riwayat kecepatan tidak akan berlangsung dengan phase yang sama dengan riwayat simpangan. Dari hubungan tersebut kemudian dianalogikan bahwa:
Dengan PSV dan PSA berturut-turut adalah Pseudo Spektral Kecepatan dan Percepatan. Dimana maksud Pseudo spectral adalah spectral yang sifatnya maya atau hanya berupa perkiraan.
Gambar 3 Perbandingan antara ground acceleration dengan PSA
Gambar 6 Smoothed response spectrum dari beberapa gempa
Aplikasi Response Spectrum dalam Analisis Gempa
Prosedur analisis spektrum respons ragam seperti diatur dalam SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung.
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1 Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia Email: kontak@hesa.co.id Telp: (021) 8404531 Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
Artikel ini kami buka dengan beberapa pertanyaan berikut ini :
MENGAPA BANGUNAN TAHAN GEMPA HARUS BERPERILAKU DAKTAIL?
APA ITU DAKTAIL?
BAGAIMANA PERILAKU DAKTAI TERSEBUT?
Berdasarkan konsep desain bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini, struktur bangunan tahan gempa harus terbuat dari sistem struktur yang perilakunya daktail.
Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup,sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
Perilaku ini cukup penting karena saat pelelehan elemen struktur terjadi maka terjadi pula peresapan energi gempa oleh struktur.
Saat terjadi gempa, daktilitas akan mempertahankan kekuatan dan kekakuan pada struktur sehingga struktur gedung tetap berdiri walaupun telah berada pada ambang keruntuhan.
Gambaran struktur daktail (Kantor Pusat Bank Sulteng) dan struktur yang getas (Hotel Roa Roa) paska terkena goncangan gempa palu, 2018, seperti gambar berikut:
Gambar 1 Struktur daktail dan struktur getas [1] Gedung Kantor Pusat Bank Sulteng dan Hotel Roa Roa di Palu
Struktur dengan daktilitas tertentu akan memungkinkan terjadinya sendi plastis secara bertahap pada elemen-elemen struktur yang telah ditentukan.
Dengan terbentuknya sendi plastis pada struktur, maka struktur akan mampu menahan beban gempa yang besar tanpa memberikan kekuatan berlebihan pada elemen struktur karena energi kinetik akibat gerakan tanah yang diterima akan diserap oleh sendi plastis tersebut.
Semakin banyak sendi plastis yang terjadi pada struktur maka semakin banyak pula energi yang diserap oleh struktur.
Agar struktur gedung memiliki daktilitas yang tinggi, maka harus direncanakan sendi plastis yang terjadi berada pada balok-balok dan bukan terjadi pada kolom, kecuali pada kaki kolom paling bawah dan bagian atas kolom penyangga atap (Gambar 2).
Gambar 2 Mekanisme keruntuhan ideal suatu struktur gedung dengan sendi plastis terbentuk pada ujung-ujung balok, kaki kolom [2]Hal ini dapat terjadi jika bangunan didesain dengan kapasitas kolom-kolom melebihi kapasitas balok yang bertemu pada kolom tersebut (Strong Column Weak Beam). Selain itu displacement yang yang terjadi harus dijaga batasannya agar menjaga integrasi bangunan dan bertambahnya momen akibat P-Δ efek.
Rasio antara simpangan maksimum struktur (Xmax) terhadap simpangan struktur pada saat terjadi sendi plastis yang pertama (Xy) dinyatakan sebagai faktor daktilitas (μ).
Untuk mendapatkan gambaran perilaku struktur dari saat struktur masih linear elastis, pelelehan pertama pada elemen struktur sampai dengan keruntuhannya saat terkena goncangan gempa dapat dilakukan dengan analisis non linear static dengan metode analisis gaya dorong static (pushover analysis). Analisis pushover lebih lanjut dapat dibaca pada artikel Hesa berikut ini :
Bagaimana struktur bangunan beton mengalami keruntuhan pada saat gempa?
Tulangan baja di dalam kolom beton merupakan faktor kunci dalam kekuatan bangunan beton. Di bawah ini adalah perbandingan kolom getas dan kolom daktail dan bagaimana perilaku keduanya saat diguncang gempa bumi.
Gambar 3 Ilustrasi Penulangan Kolom Getas dan Kolom Daktail [3]
Perilaku kolom getas dan kolom daktail saat diguncang gempa bumi seperti ilustrasi berikut:
Gambar 4 Ilustrasi perilaku kolom getas dan kolom daktail saat diguncang gempa bumi [4]
Referensi:
[1] Dokumentasi Gempa Palu, 2018. Kantor Pusat Bank Sulteng dan Hotel Roa Roa
[2] SNI 1726: 2012, Tata Cara Perencanaan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : https://linktr.ee/hesa.lc
Korosi pada beton bertulang terjadi karena struktur beton terpapar oleh kondisi lingkungan yang agresif seperti lokasi bangunan yang dekat dengan laut, berada di lingkungan dengan keasaman yang tinggi, didekat jalan raya, dan berbagai faktor lainnya. Kerusakan bisa terjadi dalam bentuk retak dan terkelupasnya selimut beton yang disebabkan proses korosi sudah terjadi di dalam tulangan.
Mencegah dan Mengatasi Kerusakan Beton Karena Korosi
Perbaikan struktur yang sudah korosif memerlukan biaya, baik biaya assesment maupun biaya perbaikan, yang cukup mahal. Untuk itu penting kiranya bagi pemilik atau petugas perawatan gedung mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya korosi dalam tulangan beton.
Berikut ini adalah beberapa hal yang diperlukan dalam mencegah kerusakan beton dan jika sudah terjadi korosi, bagaimana cara mengatasinya:
Penyebab Korosi
Penyebab korosi baja tulangan diantaranya adalah:
1. Karbonasi
Karbondioksida dalam udara bereaksi dengan kalsiumdioksida melalui pori-pori beton
Senyawa dengan basa kuat PH 11 sd 12 terurai menjadi basa PH kurang dari 9
Tulangan yang sebelumnya terlindungi oleh alkalinitas beton (basa) menjadi tidak terlindungi lagi. Dalam kasus ini laju korosi tulangan baja mengikuti pasivasi alkalitinas beton karena pengaruh karbonasi secara alami dari udara.
2. Terkena Aliran Arus Listrik
Logam dengan potensial arus listrik yang berbeda terhubung satu sama lain dalam beton yang menyebabkan terjadinya korosi. Korosi bisa juga disebabkan oleh kebocoran arus listrik dari power supply atau jaringan bertransmisi di sekitar beton.
Chlorida mempercepat laju korosi. Konsentrasi Chlorida diatas 0.2-0.4 % di dalam beton akan menyebabkan rusaknya lapisan pelindung pasif terhadap oksidasi permukaan tulangan. Umumnya chloride ini dihasilkan dari paparan air laut.
Pencegahan Korosi Pada Beton Bertulang
Cara-cara yang dapat mencegah korosi:
1) Pemakaian bahan-bahan yang bermutu baik. Menggunakan Semen PC Type V untuk daerah dengan potensi serangan senyawa korosif tinggi
2) Mempertebal selimut beton
4) Penambahan dimensi struktur
5) Cara pemampatan beton yang tepat
Salah satu upaya mencegah korosi adalah mengusahakan beton yang padat dan homogen. Diperlukan kesesuaian kadar air semen dan cara pemampatannya. Koefisien kemampatan beton untuk berbagai kondisi nilai slump harus mengikuti ketentuan berikut [2] :
Tabel Koefisien kemampatan beton untuk berbagai kondisi nilai slump
6) Perlindungan permukaan (Coatings). Cara ini biasanya bersifat sementara, karena bila perlindungannya cacat atau rusak proses korosi akan berjalan lagi. Sehingga harus dilakukan coating ulang secara periodik.
7) Pemberian proteksi katodik untuk mempertahankan kondisi pasif dengan cara inhibition, yaitu membalikkan arah arus korosi, sehingga menghalangi proses korosi. Untuk Coatnya biasa digunakan prinsip-prinsip deret volta dimana proses korosi dicegah dengan cara mempertahankan logam yang dilindungi sebagai katoda dan logam lain yang terkorosi sebagai Anoda.
Perbaikan Akibat Korosi Pada Beton Bertulang
Cara mengatasi Kerusakan beton karena korosi pada tulangannya:
Untuk tingkat kerusakan struktur dan hasil analisis potensi korosi rendah, lakukan injection dengen material cement base untuk menutup kontak dengan udara luar. Proteksi tambahan bisa dilakukan dengan menggunakan proteksi katodik dan coating
Untuk tingkat kerusakan struktur dan hasil analisis potensi korosi tinggi dan suah terlihat kerusakan akibat korosi secara visual, maka langkah yang harus dilakukan adalah dengan melakukan chiping pada beton yang sudah terkarbonasi atau terpapar senyawa korosif sampai beton yang belum terkarbonasi.
Ganti kehilangan luasan yang terkorosi berdasarkan hasil analisis korosi dengan tulangan baru. Lakukan injeksi dengan material cement base pada retak-retak yang tersisa yang bisa saja terjadi pada saat chiping beton yang rusak.
Lakukan grouting dengan material beton low shrinkage. Proteksi tambahan bisa dilakukan dengan menggunakan proteksi katodik dan coating.
[2] Hartono,Widi. 2001. Merancang Campuran Beton Ringan Struktural Agregat Kasar ALWA Menurut Metode Dreux-Corrise. Gema Teknik Volume I/Tahun IV. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Untuk kebutuhan analisa atau Uji Karbonasi, anda bisa menghubungi :
Pengujian Ultrasonic Pulse Velocity di Alamanda Tower, Cilandak
Waktu
:
Maret 2019
Klien
:
PT. Kaliabang Jaya Pratama
Lokasi
:
Jakarta
Tujuan Pekerjaan
:
Memastikan integritas beton
Ruang Lingkup Pekerjaan
:
Pengujian Integritas Struktur Beton dengan metode Ultrasonic Pulse Velocity Test di struktur bangunan Alamanda Tower yang sedang berlangsung proses pembangunanya.
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
Menurut SNI Gempa 03-1726-2002, analisis statik beban dorong (pushover) adalah :
suatu analisis nonlinier statik, yang dalam analisisnya pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan gedung dianggap sebagai beban statik pada pusat massa masing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-angsur sampai melampaui pembebanan sehingga menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi plastis) pertama di dalam struktur bangunan gedung, kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjut mengalami perubahan bentuk pasca-elastik yang besar sampai mencapai target peralihan yang diharapkan atau sampai mencapai kondisi plastik [1].
Metode analisis pushover merupakan salah satu komponen performance based design yang menjadi sarana untuk mengetahui kapasitas suatu struktur [2], dari hasil analisis, dapat digambarkan hubungan antara base shear dan roof displacement, hubungan tersebut kemudian dipetakan sebagai kurva kapasitas struktur.
Selain itu, analisis pushover juga dapat memperlihatkan secara visual perilaku struktur pada saat kondisi elastis, plastis dan sampai terjadinya keruntuhan pada elemen-elemen strukturnya. Informasi tersebut berguna dalam menggambarkan respons inelastis bangunan ketika mengalami gempa.
Analisis struktur gedung 16 lantai berikut ini mengilustrasikan pushover analysis.
Gambar 1 -4 tentang Pushover Analysis
Gambar 1 menunjukkan model struktur 16 lantai. Struktur ini dibebani gaya push over pada arah-x dan arah-y.
Pada gambar 2, terlihat telah terbentuk sendi plastis berwarna merah jambu (pelelehan pertama) pada balok lantai 10, ketika struktur dibebani gaya dorong pada arah-x sebesar 357966 kg.
Seiring ditingkatkannya gaya dorong terbentuklah sendi-sendip plastis lainnya pada balok yang mulai ada yang berwarna biru (mulai tampak kerusakan struktur ringan pada balok) seperti yang ditunjukkan pada gambar 3, di mana beban yang bekerja adalah = 602576 kg, yang mengakibatkan lendutan pada arah x =0.2199 m.
Pada Gambar 4 terlihat sendi plastis berwarna biru semakin banyak terjadi pada balok dan terlihat mulai terjadi pelelehan pertama pada kolom lantai dasar, gaya yang bekerja pada step ini adalah 704000 kg dan lendutan yang terjadi = 0.3099 m.
Gambar 2 sampai dengan gambar 6 menunjukkan visualisasi perilaku struktur dan terbentuknya sendi-sendi plastis pada posisi-posisi struktur akibat dibebani beban tertentu pada pusat masa dimana besarnya beban tersebut ditingkatkan secara berangsur-angsur.
Gambar 5-7 tentang Pushover Analysis
Dengan penambahan beban sampai 871050 kg struktur sudah diambang keruntuhan ditandai dengan terbentuknya sendi plastis berwarna kuning di kolom lantai dasar seperti ditunjukkan pada gambar 5. Dengan penambahan beban sedikit saja struktur akan mengalami keruntuhan seperti pada gambar 6. Gambar 7 menunjukkan hubungan simpangan arah-X dan Base Reaction.
Warna yang ditunjukkan oleh sendi plastis menunjukkan tingkat kelelehan yang terjadi seperti digambarkan pada gambar 5. Berdasarkan filosofi desain yang ada, tingkat kinerja struktur bangunan akibat gempa rencana adalah Life Safety, yaitu walaupun struktur bangunan mengalami tingkat kerusakan yang cukup parah namun keselamatan penghuni tetap terjaga karena struktur bangunan tidak sampai runtuh.
Pada grafik diatas respon linier dimulai dari titik A (unloaded component) dan kelelehan mulai terjadi pada titik B. Respon dari titik B ke titik C merupakan respon elastis plastis.
Titik C merupakan titik yang menunjukkan puncak kekuatan komponen, dan nilai absisnya yang merupakan deformasi menunjukkan dimulainya degradasi kekuatan struktur (garis C-D).
Pada titik D, respon komponen struktur secara substansial menghadapi pengurangan kekuatan menuju titik E. Untuk deformasi yang lebih besar dari titik E, kekuatan komponen struktur menjadi nol [3].
Tipikal kurva tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 8 berikut:
Gambar 8 Tahapan Kerusakan Struktur Berdasarkan Terbentuknya Sendi Plastis.
Keterangan gambar 8:
A = Awal Pembebanan, belum ada sendi plastis
B = Batas linier yg diikuti pelelehan pertama pada struktur
IO = Immediate Occupancy, terjadi kerusakan ringan struktur
LS = Life Safety, terjadi kerusakan sedang pada struktur, namun belum berpotensi runtuh
CP = Collapse Prevention, kerusakan berat pada struktur yang berpotensi runtuh
C = Batas maksimum gaya geser yang masih mampu ditahan
D = Terjadi degradasi kekuatan struktur
E = Runtuh
Kurva kapasitas hasil dari analisis push over (gambar 8) menunjukkan hubungan antara gaya geser dasar (base shear) dan perpindahan atap akibat beban lateral yang diberikan pada struktur dengan pola pembebanan tertentu sampai pada kondisi ultimit atau target peralihan yang diharapkan. Dengan mengetahui perilaku struktur dari mulai masih dalam batas elastis sampai dengan keruntuhannya, maka kita dapat merencanakan dan mensimulasikan pola keruntuhan yang diharapkan, yang mampu meminimalisir jumlah korban pada saat terjadinya gempa.
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
Kerusakan Struktur Beton AKIBAT Kelebihan beban (overloading) pada elemen struktur bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
Kecelakaan
Kesengajaan (misalnya karena perubahan fungsi ruang atau menambahkan beban melebihi batas yang ditentukan)
Kesasalahan dalam perencanaan
Kesalahan selama masa konstruksi (misalnya meletakan material konstruksi berlebihan yang membebani elemen struktur, perancah yang dipasang kurang atau bisa juga karena terlalu cepat melepas bekisting.
Dengan mengetahui tipikal pola retaknya, maka dapat merencanakan perbaikannya dengan tepat. Gambar-gambar berikut mengilustrasikan tipikal kerusakan beton pada elemen pelat, balok dan kolom akibat overloading.
Pola kerusakan pada pelat satu arah akibat overloading
Pola kerusakan pada pelat dua arah akibat overloading
Pola kerusakan geser pada balok akibat overloading
Pola Kerusakan Lentur Pada Balok Akibat Overloading
Pola kerusakan geser pada kolom akibat overloading
Pola kerusakan tekan pada kolom akibat overloading
Pola kerusakan tekuk/ bukling pada kolom akibat overloading
Solusi untuk kasus overloading alternatifnya adalah dengan pembatasan beban atau dengan perkuatan struktur. Sekalipun yang dipilih adalah dengan pembatasan beban, namun proses perbaikan pengembalian kondisi struktur tetap harus dilakukan.
Jika kerusakan yang terjadi masih ringan, baru timbul retak-retak seperti pola pada gambar-gambar diatas, perbaikannya dengan melakukan injeksi pada bagian-bagian yang retak. Dan dilakukan analisis struktur apakah beban yang bekerja masih mampu ditahan elemen struktur tersebut, jika tidak maka perkuatan dapat dilakukan dengan menambahkan fiber carbon untuk mengganti tulangan yang kurang baik tulangan utama, maupun tulangan geser.
Kelebihan metode ini adalah waktu pemasangan yang cepat, dengan biayanya relatif mahal. Namun perbaikan dengan fiber carbon tidak dapat diterapkan pada elemen struktur yang kekakuannya kurang, misalkan balok dan pelat yang mengalami lendutan berlebih atau pada kolom dengan pola kerusakan tekuk/ bukling.
Perbaikan bisa juga dengan metode konvesional dengan melakukan penebalan pada elemen struktur dan memberinya tulangan tambahan. Kelebihan metode ini adalah selain menambah kekuatan struktur, juga menambah kekakuan struktur. Kelemahannya adalah pengerjaannya lebih sulit dan waktu yang relatif lebih lama.
Injeksi untuk perbaikan keretakan beton
Perkuatan dengan fiber carbon
Perkuatan dengan pembesaran elemen struktur/ Jacketing
Tentunya penentuan detail perbaikan harus terlebih dahulu melalui proses analisis struktur, sehingga penanganan kerusakan dapat dilakukan dengan tepat.
Untuk kebutuhan analisa dan desain struktur, anda bisa menghubungi :
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines :0812 9144 2210 atau 0811 888 9409
or follow this link : Link Whatsapp
Lembaga Manajemen Aset Negara atau disingkat sebagai LMAN adalah organisasi pemerintahan yang berada dibawah di lingkungan Kementerian Keuangan, yang bertugas untuk melakukan optimalisasi aset negara yang tidak dimanfaatkan atau mangkrak.
Demi menjalankan tugas tersebut, terhadap salah satu aset negara berupa Gedung yang berada di bilangan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta, LMAN memberikan tugas kepada PT Hesa untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan detail atas kondisi teknis gedung tersebut. Apakah masih layak dipergunakan atau tidak.
Assessment Struktur Gedung LMAN Jakarta
Pemeriksaan detail gedung LMAN dilaksanakan pada bulan april 2019, dengan metode Nondestructive Test dan semi destructive test, yaitu berupa:
Hammer Test
Ultrasonic Testing
Rebar Scan
Coredrill
Coredrill Struktur Gedung LMAN
Verticality
Untuk mendapatkan informasi tentang detail pengujian yang kami lakukan, anda bisa menghubungi kami, melalui:
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
Assessment Pintu Air dan Bangunan Kontrol Waduk Bojong, Jakarta Barat
Waktu
:
Maret 2019
Klien
:
Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Lokasi
:
Jakarta Barat
Covermeter Test Struktur Pintu Air Waduk Bojong
Assessment Struktur Pintu Air dan Bangunan Pelengkap di Waduk Bojong, Jakarta Barat ini dilakukan untuk memastikan bahwa struktur bangunan yg baru saja selesai pembangunanya tersebut, sudah dibangun sesuai dengan gambar dan spesifikasi rencana.
Ultrasonic Testing
Aktivitas yang dilakukan adalah pengujian dengan alat Ultrasonic Pulse Velocity Test untuk mengetahui performa dan integritas beton, hammer test dan Re-Bar Scan atau Covermeter Test.
Hammer Test di Struktur Bangunan Pelengkap Pintu Air Waduk Bojong Jakarta Barat
Untuk kebutuhan Pengujian Jembatan, Bangunan Gedung, Tower, Dermaga, Jalan, anda bisa menghubungi kami melalui:
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp