Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
PT. Hesa Laras Cemerlang awal januari 2018 mendapatkan kepercayaan untuk melakukan Audit struktur pada sebuah dermaga di Provinsi Riau. Investigasi struktur dermaga ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi yang cukup tentang kondisi struktur sehingga bisa dilakukan analisa lebih lanjut guna diketahui tingkat kelayakan teknis dan faktor keamanan struktur dermaga.
Dengan melakukan investigasi visual, uji nondestructive seperti hardness test, uji korosi dengan ultrasonic, uji kunci momen dan seismic shock test. Dari data lapangan dilakukan analisis struktur untuk mengetahui performa struktur di bawah beban operasi.
Untuk kebutuhan pengujian struktur Dermaga, gedung bertingkat, jembatan, jalan Tol dan proyek besar lainnya, anda bisa menghubungi :
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or klik this Link : Whatsapp
Selat Lampa Jetty Investigation and Strengthening Design
Klien: PT Altus Logistic Service indonesia
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui Kelayakan Teknis dermaga Selat Lampa, Pulau Natuna, untuk keperluan loading dan unloading material dan peralatan pengeboran minyak offshore
Item pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Re-Bar Scan
Re-Bar Scan on Selat Lampa for Jetty Investigation
Aktivitas Re-Bar Scan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran besi tulangan di dalam pelat beton, baik ukuran, jumlah, letak dan seberapa dalam posisinya dari permukaan pelat beton
Dynamic Cone Penetrometer Test (DCPT)
Aktivitas DCPT dilakukan untuk memperkirakan daya dukung tanah permukaan
DCPT On Selat Lampa Jetty Investigation
UPVT
Pengujian UPVT (ultrasonic pulse velocity test) ini dilakukan untuk mengetahui mutu dan integritas beton
UPVT on Selat Lampa Jetty Investigation and Strengthening Design
Untuk kebutuhan Jetty Investigation / Inspeksi Dermaga, Survey Geografi, Analisis Geoteknik dan Struktur serta Pengujian lainnya, baik itu Pengujian Non Destructive Test maupun Destructive Test, silahkan hubungi:
Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi di bawah permukaan tanah dengan memanfaatkan fenomena gelombang elektromagnetik. Perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnetik ketika melewati material dengan sifat listrik yang berbeda ini yang selanjutnya diproses untuk memperoleh gambaran kondisi bawah permukaan area yang diteliti.
Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test maupun Destructive Test, silahkan hubungi:
Seismic Shock Test/ Pile Integrity Test untuk mengetahui kedalaman pondasi tiang dermaga, sekaligus untuk mengetahui kekuatan dan integritasnyaConcrete Hammer Test untuk mengetahui mutu beton pelat lantai dermagaUltrasonic Thickness untuk mengetahui sisa ketebalan baja tiang pondasi dermaga
Destructive Test di Dermaga Luwuk
Core drill merupakan Destructive test dengan mengambil sample beton yang selanjutnya dilakukan uji tekan di laboratoriumCore drill pada pile cap (kepala tiang) yang merupakan Destructive test dengan mengambil sample beton yang selanjutnya dilakukan uji tekan di laboratoriumSuasana di Pelabuhan Luwuk Banggai.Trestle yang merupakan akses menuju dermagaPelabuhan Luwuk Banggai.Pelabuhan Luwuk Banggai.
Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test maupun Destructive Test, silahkan hubungi:
Uji kuat tekan beton adalah upaya mendapatkan nilai estimasi kuat tekan beton pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan pada sampel beton dari struktur yang sudah dilaksanakan.
Sampel yang akan diuji, berbentuk silinder atau kubus, didapatkan dari pengeboran pada beton struktur dengan alat drilling: Concrete Core Drilling Machine . Proses pengeboran untuk pengambilan sampel ini biasa disebut concrete core drill atau umum disebut dengan coring beton,
Sampel beton hasil dari pengambilan dengan Concrete Core Drill selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk uji kuat tekan. Dengan menggunakan concrete compression machine, sampel beton akan diberikan tekanan sampai hancur. Dengan gaya tekan yang terukur saat beton hancur dibagi luas penampang sampel akan diketahui kuat tekan sampel beton tersebut.
Langkah Pengambilan Sampel Beton Dengan Coring
Persiapan alat drilling dan mulai pengeboran:
Bor sampai kedalaman yang ditentukan
Hentikan Pengeboran
Lepaskan sampel dari Alat Bor lalu simpan di tempat yang layak
Sample beton diberi nomer identitas dan dicatat. Disimpan dalam kotak yang pantas, sehingga aman dan tidak rusak.
Uji Kuat Tekan Beton di Laboratorium
Setelah dilakukan pengambilan sample beton dengan Coredrill langkah selanjutnya adalah membawa sampel beton tersebut ke Laboratorium.
Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN.
Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.
Ilustrasi Uji Kuat Tekan Beton
Pesrsiapkan sample dan alat uji tekan:
Benda uji dimasukkan ke dalam alat uji tekan.
Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Selanjutnya Kuat tekan beton dengan dengan ketelitian 0.95 MPa dapat dihitung sebagai berikut:
Sedangkan kuat tekan beton dengan ketelitian sampai dengan 0.5 MPa dapat dihitung dengan:
(SNI 03-3403-1994)
Dimana:
Co adalah faktor pengali yang berhubungan dengan arah pengambilan benda uji beton inti pada struktur beton, dimana Co adalah sebagai berikut:
− Horisontal (tegak lurus pada arah tinggi dari struktur beton) = 1
− Vertikal (sejajar dengan arah tinggi dari struktur beton) =0.92
C1 adalah faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan untuk kaping (L’) dengan diameter D dari benda uji, seperti yang diberikan pada table berikut:
C2 adalah faktor pengali karena adanya kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji dapat dihitung dengan rumus:
Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikut:
(1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’
(2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.
PT Hesa Laras Cemerlang memiliki Laboratorium uji kuat tekan beton sendiri yang digunakan untuk menguji sampel beton, hasil pengujian struktur yang kami laksanakan.
Namun Laboratorium uji beton PT Hesa ini juga melayani uji beton silinder bagi yang membutuhkan.
Informasi tentang biaya jasa uji beton inti bisa anda tanyakan langsung ke Customer Service PT Hesa melalui nomer kontak dibawah ini atau klik tombol Whatsapp yang ada di bagian paling bawah halaman ini:
PT. HESA LARAS CEMERLANG
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210
Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan suatu metode yang secara luas digunakan untuk mendeteksi kondisi dibawah permukaan tanah. Dalam perkembangannya, GPR juga digunakan sebagi salah satu teknik pengujian non-destruktif (tidak merusak) yang cukup potensial diterapkan untuk mengetahui kondisi di dalam suatu struktur beton.
Ground Penetrating Radar
Dengan semakin banyak diciptakan serta dirpoduksinya alat-alat berbasiskan teknologi GPR yang user friendly menjadikan pengujian beton dengan metode pemetaan struktur beton via GPR ini semakin mudah dan cepat.
Delaminasi, void, honeycomb, atau kerusakan-kerusakan lainnya dalam beton, posisi tulangan, tebal lapisan beton, batas overlay dalam beton dapat terdeteksi dengan menggunakan GPR.
Secara lebih luas GPR diterapkan dalam berbagai aplikasi diantaranya:
Pengukuran ketebalan dan struktur gletser
Penyelidikan arkeologi
Mendeteksi lokasi objek di dalam tanah misalnya: logam, tulang, tubuh manusia dll
Menentukan lapisan es di permafrost
Mendeteksi jalur kabel, pipa dalam tanah
Mengukur ketebalan es laut
Membuat profil bagian bawah danau dan sungai
Memeriksa bawah permukaan bulan
Mendeteksi limbah berbahaya dalam tanah
Pengukuran scouring di sekitar pondasi jembatan
Karena sifat alami dari gelombang microwave yang digunakan oleh sistem radar dan karena penerapannya tidak lagi terbatas pada fitur geologi bawah permukaan, maka GPR seringkali disebut impuls radar atau hanya radar saja, terutama ketika diterapkan pada pemeriksaan struktur beton.
Dasar Teori Teknik GPR
GPR adalah analog elektromagnetik dari sonic dan metode ultrasonic pulse echo. Hal ini didasarkan pada perambatan energi elektromagnetik melalui material yang memiliki konstanta dielectric yang berbeda.
Semakin besar perbedaan antara konstanta dielectric pada suatu interface antara dua material, semakin besar pula jumlah energi elektromagnetic yang dipantulkan pada interface.
Semakin kecil perbedaan semakin kecil pula jumlah yang dipantulkan dan sebaliknya semakin banyak energi yang terus merambat ke material yang kedua. Dalam hal ini perbedaan konstanta dielectric dalam perambatan energi elektromagnetic adalah analog dengan perbedaan impedansi dalam perambatan energi sonic dan ultrasonic.
Perilaku pancaran microwave pada interface dua material yang berbeda
Dari gambar diatas, perhatikan perilaku pancaran energy elektromagnetik (EM) yang mengenai sebuah interface, atau batas antara dua bahan dengan konstanta dielektric yang berbeda. Sebagian energi dipantulkan sedangkan sisanya menembus melalui interface ke material yang kedua. Intensitas energi yang dipantulkan, AS, adalah relative terhadap intensitas energi insiden, AI, dengan hubungan berikut:
Untuk setiap bahan non-logam, seperti beton atau tanah, impedansi gelombang diberikan oleh:
Logam adalah reflektor yang sempurna dari gelombang EM, karena impedansi gelombang untuk logam apapun adalah nol. Karena impedansi gelombang udara, η0 adalah:
Dan, jika kita mendefinisikan konstanta relative dielectric, εr, dari bahan sebagai:
Persamaan diatas menunjukkan bahwa ketika pancaran energi microwave mengenai interface antara dua material, besarnya yang dipantulkan (μ 1,2) ditentukan oleh nilai-nilai konstanta relative dielectric dari kedua material tersebut.
Jika material 2 memiliki konstanta relative dielctric lebih besar dari material 1, μ1,2 akan memiliki nilai negatif – yaitu, nilai absolut yang menunjukkan kekuatan relatif dari energi yang dipantulkan, dan tanda negatif menunjukkan bahwa polaritas energi yang dipantulkan adalah kebalikan dari energi insiden.
Setelah menembus interface dan masuk ke dalam material 2, maka gelombang merambat melalui material 2 dengan kecepatan:
ketika melewati material 2, terjadi pelemahan energi dengan hambatan, A, sebesar:
dan karena faktor disipasi terkait dengan σ, maka konduktivitas listrik (mho/meter) pada material menjadi:
Ketika energi gelombang mikro yang tersisa mencapai interface lain, besarnya energy yang akan dipantulkan kembali melalui material 2 seperti yang diberikan oleh Persamaan 41. Hasil dari dua waktu transit (t2) dari energi microwave melalui material 2 dapat dinyatakan sebagai:
Tipikal Kompenen sistem Ground Penetrating Radar
Tipikal rangkaian sistem GPR seperti gambar berikut ini:
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : Hesa Admin
Metode pengukuran half-cell potential merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengindikasikan tingkat korosi dari tulangan yang berada di dalam beton. Cara uji korosi tulangan beton dengan salah satu metode pengujian tidak merusak Nondestructive test ini memberi banyak keuntungan, karena selain hasilnya yang akurat juga biaya yang dikeluarkan relatif murah.
Pengukuran yang dilakukan umumnya didasarkan pada beda potensial tulangan yang berada di dalam beton relatif terhadap referensi half-cell yang ditempatkan pada permukaan beton.
Half-cell yang digunakan biasanya tembaga/ tembaga sulfat atau perak/ sel chloride perak tetapi ada juga yang menggunakan kombinasi bahan lainnya. Sementara beton berfungsi sebagai elektrolit dan kemungkinan korosi pada tulangan pada lokasi uji secara empiris terkait dengan perbedaan potensial yang terukur.
Peralatan
Peralatan yang digunakan seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:
Interpretasi hasil Pengukuran
Hasil pembacaan berupa beda potensial (mV), semakin tinggi beda potensial maka semakin tinggi indikasi korosi tulangan di dalam beton.
Tabel berikut menunjukkan hubungan beda potensial (mV) dengan tingkat korosi (%)
Tahapan Kerja
Pengukuran didasarkan pada ASTM C876 – 91 Test Method for Half-Cell Potentials of Uncoated Reinforcing Steel in Concrete (Cara uji untuk Half-Cell Potentials pada Baja Tulangan yang tidak dicoating dalam Beton).
Untuk informasi tentang Metode Half-Cell Potencial berikut detail layanan Jasa NDT yang kami berikan, silahkan hubungi:
Pulse Echo Test sebagai alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya honeycomb, menunjukkan lokasi rebar dan informasi kedalaman retak diaplikasikan pada obyek uji yang hanya bisa diakses dari satu bidang saja karena terhalang obyek lain atau sudah tidak dapat diakses lagi dari kedua sisi.
Idealnya pengujian beton harus dilakukan tanpa merusak beton. NDT (Non Destructive Test) dapat diterapkan baik untuk struktur lama maupun baru. Untuk struktur baru, dalam penerapannya cenderung untuk pengendalian kualitas atau solusi atas keraguan tentang kualitas bahan atau konstruksi.
Pengujian struktur yang dilakukan biasanya berhubungan dengan penilaian integritas struktural atau kelayakan struktur. Pundit PL-200PE mendayagunakan teknologi inovasi terbaru Pulse Echo untuk meningkatkan kinerja aplikasi ultrasonik terhadap obyek uji yang mana akses terhadap benda uji terbatas hanya satu sisi.
Proceq PL-200PE
Contoh Penggunaan Alat Proceq PL-200PE dalam proses PULSE ECHO TEST
Proses pengukuran sangat dibantu oleh inovasi dari Proceq seperti echo tracking dan estimasi otomatis kecepatan Pulse.
A-Scan Mode memungkinkan analisis langsung dari data signal sedangkan B-Scan Mode menyediakan tampilan cross-sectional tegak lurus terhadap permukaan scan (pemindaian). Area Pindai memungkinkan pengujian keseragaman ketebalan slab dalam grid pengujian.
Gambar Arah A-Scan Mode dan B-Scan Mode dalam Pulse Echo Test
Arah Scan dari Pulse Echo Test
Hal ini memungkinkan pengguna untuk menentukan ketebalan slab dan melokalisir posisi cacat di bawah permukaan elemen yang diuji, seperti adanya benda dengan material berbeda (pipa, tulangan baja, atau lainnya), delaminasi, retak dan honeycomb.
Penentuan Tebal Pelat
Identifikasi Tebal Pelat dan Posisi Void
Deteksi adanya Delaminasi dan Posisinya
Identifikasi Posisi Pipa
Deteksi adanya Honeycomb dan Posisi Rebar
Beberapa penerapan NDT dengan Pundit PL-200PE, antara lain:
Kontrol kualitas unit pre-cast atau konstruksi in situ
Mengurangi ketidakpastian dalam penerimaan hasil konstruksi dalam kaitan kesesuaiannya dengan spesifikasi
Mengkonfirmasikan keraguan atas hasil pekerjaan baik dalam batching plan, pencampuran, penempatan, pemadatan atau curing beton
Pemantauan pembangunan kekuatan dalam kaitannya dengan pelepasan bekisting, penghentian curing, pre-stress, maupun rencana pembebanan
Penentuan lokasi dan penentuan kedalaman retak, void, honeycomb atau cacat lainnya dalam struktur beton ü Menentukan keseragaman beton
Menentukan posisi, kuantitas atau kondisi perkuatan yang diperlukan
Meningkatkan tingkat kepercayaan dari sejumlah kecil dari tes destruktif
Menentukan tingkat variabilitas beton untuk membantu dalam pemilihan lokasi sampel yang representatif dari kualitas yang akan dinilai
Mengkonfirmasikan atau mencari diduga kerusakan beton yang disebabkan dari faktor-faktor seperti overloading, fatigue, serangan kimia eksternal maupun internal, kebakaran, ledakan dan dampak lingkungan
Memberikan informasi kinerja beton baik untuk perubahan fungsi dari penggunaan struktur, keperluan asuransi maupun perubahan kepemilikan.
Informasi tentang Assesment Jembatan, Gedung, Tower, Dermaga, Jalan, silahkan menghubungi kami melalui:
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : Hesa Admin
Sejumlah metode Non-Destructive Test, NDT mengandalkan efek perambatan gelombang pada suatu media struktur. Teknik yang paling umum diantaranya adalah pulse-echo, impact echo test, impulse–response dan analisis spektral gelombang permukaan. Perbedaaan dari metode-metode ini adalah dalam cara menghasilkan tegangan gelombang dan pada teknik pemrosesan sinyal yang digunakan.
Kegunaan Impact Echo Test
Metode Impact Echo merupakan metode yang mudah dan efektif untuk:
– mendeteksi adanya celah/ rongga di dalam struktur
– mendeteksi ketebalan suatu lapisan struktur
Metode ini bisa diterapkan pada lapisan struktur perkerasan, lantai jembatan, pelat lantai gedung dan lainnya, selama celah, rongga ataupun batas ketebalan suatu lapisan struktur sejajar dengan permukaan uji.
Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya metode ini adalah dengan membuat suatu mechanical impact (benturan mekanis dengan ketukan palu atau lainnya) yang menghasilkan gelombang dengan frekuensi 1-60 kHz dengan panjang gelombang dari 50 mm sampai 2000 mm yang merambat dalam suatu media selama media tersebut elastis homogen.
Gambar berikut memberikan ilustrasi prinsip kerja Impact Echo Test:
Mechanical impact pada permukaan struktur akan menghasilkan gelombang tekanan, gelombang geser dan gelombang permukaan. Ketika perambatan gelombang mencapai media yang berbeda (celah/ rongga/ media lain yang berbeda) maka gelombang tekanan dan gelombang geser akan dipantulkan.
Gelombang akan memantul dan kembali mencapai permukaan dimana impact diberikan, Pergerakan tersebut dibaca oleh transduser dan kemudian ditampilkan pada osiloskop digital. Hasil pembacaan berupa voltage-waktu selanjutnya secara digital ditransformasi menjadi hubungan amplitudo vs frekuensi. Frekuensi dominan muncul sebagai puncak pada spektrum frekuensi.
Frekuensi dominan belum tentu mengindikasikan ketebalan. Namun penentuan ketebalan dilakukan dengan menggunakan setiap frekuensi yang teridentifikasi sebagai puncak spektrum frekuensi, jarak dari permukaan (pemberian impact ketukan palu) ke posisi gelombang akaibat impact tersebut dipantulkan (celah/ rongga/ media lain yang berbeda) yang selanjutnya dihitung dengan persamaan berikut:
Beberapa dokumentasi uji yang dilakukan PT Hesa, memberikan contoh alat impact echo test dan memberi gambaran bagaimana cara kerjanya dapat dilihat pada beberapa foto di bawah ini:
Refferensi
[1] IAEA, Guidebook on non-destructive testing of concrete structures, 2002
[2] HESA, Project Report Assessment Structure PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia, 2015
ditulis: Ir. Heri Khoeri, MT
Untuk informasi tentang Jasa Impact Echo Test berikut detail layanan NDT lainnya, silahkan hubungi:
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : Hesa Admin
Metode Infrared Thermography dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi adanya keragaman mutu beton dan indikasi adanya kerusakan pada beton.
Metode ini merupakan metode pengumpulan data awal yang cepat dengan jangkauan lebih luas dan akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode pengamatan konvensional misalnya dengan cara pengamatan visual ataupun dengan pengambilan photo secara visual.
Selanjutnya dari lokasi-lokasi yang diindikasikan terjadi kerusakan, diverifikasi lebih lanjut dengan Non Destructive Test (NDT) lainnya seperti:
dan lainnya yang diperlukan berdasarkan hasil identifikasi menggunakan Infrared thermograph Imager
Prinsip Kerja Infrared Thermograph
Prinsip kerja Infrared Thermograph seperti pada gambar berikut ini.
Gambar-1 Prinsip Kerja Thermograph
Radiasi yang dipancarkan oleh permukaan material tergantung pada sifat termal, dan kondisi permukaan. Mutu beton dan kondisi di bawah beton dapat dikorelasikan terhadap radiasi yang dipancarkan dari permukaan beton.
Variasi mutu beton dapat terdeteksi dari perbedaan energi yang dipancarkan oleh permukaan beton yang tergambarkan dalam photo thermal imaging. Semua komponen struktur termasuk dinding penahan, pier, abutment, sampai dan komponen upperstructure lainnya dapat dipindai menggunakan kamera IRT.
Adanya kerusakan dalam beton mempengaruhi sifat konduksi panas. Keberadaan cacat dan lokasinya di dalam beton seperti delaminasi, rongga atau retak akan ditunjukkan dengan adanya perbedaan suhu di permukaan beton. Begitu pula keragaman mutu beton dapat terindikasi dari perbedaan suhu di permukaan beton yang digambarkan dalam bentuk perbedaan warna pada hasil image yang diperoleh.
Teknik ini dianggap cocok untuk pemeriksaan awal struktur beton dalam area yang luas untuk mengetahui keragaman mutu beton dan untuk mengindikasi lokasi-lokasi pada struktur beton yang diperkirakan mengalami kerusakan.
Jenis kerusakan yang dapat terdeteksi dengan jelas terutama delaminasi pada struktur beton dan retak pada permukaan beton. Selain itu dapat juga memberikan indikasi lokasi tulangan, kabel dan ducting ataupun benda-benda lain dalam beton.
Kelemahan dari metode ini adalah rentan terhadap pengaruh beberapa kondisi yang terjadi di permukaan beton seperti adanya puing-puing, air, wearing, perubahan warna, retak sealant, angin yang kencang.
Sehingga praktis pengujian tidak dapat dilakukan pada kondisi cuaca buruk (seperti hujan atau angin).
Secara lebih detail dapat dilihat pada Standard seperti: ACI 228.2R2 dan ASTM D4788 – Test Method for Detecting Delaminations in Bridge Decks Using Infrared Thermography.
Contoh Photo termal Imaging dari sebuah segmen deck jembatan seperti ditunjukkan pada Gambar berikut:
Gambar-2 Thermal Imaging pada bagian bawah deck Jembatan
Selanjutnya gambar dibawah ini merupakan thermal imaging dari sebuah pier (pilar jembatan).
Gambar-3 Contoh pier dan hasil thermal imaging
Patch terang di sisi garis vertikal menunjukkan variasi keragaman mutu beton. Garis vertikal gelap dalam gambar merupakan alur vertikal di pier. Perbedaan warna yang ada menjadi indikasi perbedaan mutu beton dan juga indikasi kemungkinan adanya kerusakan di dalam beton.
Selanjutnya dibuat zoning berdasarkan perbedaan warna yang diperoleh dari thermal imaging tersebut, untuk dilakukan pengujian lebih lanjut dengan NDT lainnya secara lebih detail guna mendapatkan nilai mutu beton berdasarkan zoning yang dibuat.
Begitupula dengan lokasi-lokasi yang diduga terjadi kerusakan di dalam beton yang diindikasikan dengan perbedaan warna yang mencolok pada hasil thermal imaging diberi tanda untuk dilakukan pengujian lebih lanjut dengan NDT lainnya secara lebih detail untuk memverifikasi betul atau tidaknya adanya kerusakan di dalam beton.
Pada gambar dibawah (kanan) diperlihatkan hasil pemindaian bagian bawah deck jembatan (kiri).
Gambar-4 Photo visual dan Thermal Imaging bagian bawah sebuah deck jembatan
Perbedaan warna pada gambar di atas (kanan) menunjukkan perbedaan keragaman mutu beton.
Contoh berikut ini adalah infrared Thermal Imager pada bangunan bertingkat
Gambar-5 Photo visual dan Thermal Imaging pada bangunan bertingkat
Referensi:
[1] D. S. Prakash Rao, Assessment of Concrete Bridge Structures Using Infrared Thermography, The University of the West Indies, Trinidad and Tobago, 2007
[2] Bojan Milovanović, Ivana Banjad Pečur, Detecting Defects in Reinforced Concrete Using The Method of Infrared Thermography, University Of Zagreb, Faculty Of Civil Engineering
[3] ACI 228.2R2 dan ASTM D4788 – Test Method for Detecting Delaminations in Bridge Decks Using Infrared Thermography
[4] ACI Web Session, Durability and Debond Evaluation of High-Rise Concrete Buildings Using Infrared Thermography
Untuk informasi tentang Pemeriksaan Struktur Beton berikut detail layanan Jasa NDT yang kami berikan, silahkan hubungi:
Non destructive test dengan menggunakan Concrete Hammer Test pada jembatan Amak Kalimantan Barat ini dilakukan untuk mengetahui mutu struktur beton jembatan dari kekerasan permukaan beton.
Prinsip kerja Concrete Hammer adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energy yang besarnya tertentu.
Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa yang terukur memberikan indikasi kekerasan permukaan beton. Kekerasan beton dapat memberikan indikasi kuat tekannya.