Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

Concrete Hammer Test merupakan metode uji beton yang paling populer saat ini. Selain karena aplikasinya yang nisbi mudah, meski pemula sekalipun, juga bentuknya yang portabel serta ringan sehingga  praktis untuk ditenteng dan dibawa oleh personel penguji, juga telah terbukti kehandalannya dalam memperkirakan mutu beton.

Tentang Hammer Test

Pengujian beton dengan palu ini memiliki beberapa nama yang umum dikenal banyak orang. Ada yang menyebutnya sebagai Concrete Hammer Test,  Swiss Hammer, Schmidt Hammer atau Rebound Hammers. Yang pasti, ini adalah alat serba guna yang digunakan untuk menilai kualitas beton yang sudah mengeras. Untuk selanjutnya kita akan menggunakan nama Hammer Test sebagai istilah dalam artikel ini.

Karena bentuknya yang portabel dan relatif ringan, sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana, menjadi faktor penentu kenapa alat ini begitu populer. Meski begitu, sejarah juga membuktikan bahwa, alat ini telah bertahun-tahun bisa diterima oleh banyak engineer dan ahli struktur, karena kinerja dan hasil pengujiannya bisa diterima dengan baik

Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

Penemu Alat

Sebagai alat uji beton, hammer test telah ditemukan pada tahun 1954 oleh seorang insinyur ilmu sipil dari Swiss bernama Ernst O. Schmidt. Kemudian alat ini secara komersial dikembangkan oleh pendiri perusahaan Proceq, Antonio Brandestini.
Dan hingga saat ini, Proceq adalah perusahaan terdepan dalam memproduksi Schmidt Hammer Test serta mengembangkan lebih lanjut teknologinya

Anda bisa melihat bagaimana perkembangan Schmidt Hammer Test disini : Celebrating 65+ Years of Schmidt Rebound Technology

Schmidt Hammer Test Pertama kali
Model Schmidt Hammer Pertama kali: Tahun 1954
Source: screeningeagledotcom
Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test
Model alat rebound hammer yang populer digunakan saat ini

Kegunaan Hammer Test

Sesuai Standar Nasional Indonesia SNI ASTM C805:2012 Metode uji angka pantul beton keras arti dan kegunaan dari metode pengujian  tanpa merusak ini adalah:

  1. Dapat digunakan untuk menilai keseragaman beton di lapangan
  2. Dapat digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton
  3. Untuk campuran beton yang diketahui, metode yang digunakan untuk memperoleh permukaan bidang uji (tipe bahan cetakan dan tipe penyelesaian akhir/finishing), dan kedalaman karbonasi.
  4. Pengujian harus dilakukan dengan palu pantul yang sama apabila hendak membandingkan hasil.
  5. Jika digunakan lebih dari satu palu pantul, pengujian dilakukan pada sejumlah permukaan beton tipikal sehingga dapat digunakan untuk menentukan besarnya perbedaan angka pantul..
  6. Metode uji ini tidak dapat digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan beton karena ketidakpastian yang tersirat dalam perkiraan kekuatan

Prinsip Kerja

Prinsip kerja Concrete Hammer adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energy yang besarnya tertentu.

Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa yang terukur memberikan indikasi kekerasan permukaan beton. Kekerasan beton dapat memberikan indikasi kuat tekannya.

Gambar berikut mengilustrasikan prinsip kerja Concrete Hammer atau Schmidt Hammer:

http://hesa.co.id//images/blog/hammertest/memperkirakan%20kekuatan%20tekan%20beton%20dengan%20pengujian%20palu%20beton%202.jpg

Cara Penggunaan Hammer Test

  1. Alat schmidt hammer dipegang dengan kuat dan tegap.
  2. Posisi palu tegak lurus dengan permukaan media yang akan diuji.
  3. Tekan alat secara perlahan menghadap ke arah permukaan meda uju sampai palu menumbuk hulu palu.
  4. Setelah menumbuk, tahan tekanan dan jika perlu kunci hulu pada posisinya, dengan cara menekan tombol pada bagian sisi.
  5. Lihat angka hasil pengujian yang tertera di alat dan catat.
  6. Lakukan 10 titik bacaan pada setiap daerah pengujian dengan jarak masing–masing titik bacaan tidak boleh lebih kecil dari 25 mm.
  7. Selalu cek permukaan media pengujian, jika benturan palu menghancurkan beton, sebab adanya rongga udara didalamnya maka batalkan. Lakukan pengujian pada titik bacaan yang lainnya.

Yang Harus Diperhatikan dalam Pengujian

  • Karena alat ini hanya membaca kekerasan beton pada lapisan permukaan (+4 cm), sehingga untuk elemen struktur dengan dimensi yang besar, concrete hammer  hanya menjadi indikasi awal bagi mutu dan keragaman mutu.
  • Sebelum memulai pengujian, permukaan beton yang akan diuji harus dibersihkan dan diratakan dengan batu penggosok karena alat ini peka terhadap variasi yang ada di permukaan beton.

Perhitungan Hammer Test

Hubungan Empirik dari Nilai Hammer Rebound dengan kuat tekan seperti ditunjukkan pada grafik berikut.

http://hesa.co.id//images/blog/hammertest/memperkirakan%20kekuatan%20tekan%20beton%20dengan%20pengujian%20palu%20beton%204.jpg

Pada grafik diatas terlihat beberapa hubungan korelasi antara Nilai Hammer Rebound, yang tergantung dari arah beban impact ke struktur beton, A, B atau C.

Aplikasi dalam Pengujian Beton

Berikut adalah beberapa dokumentasi aplikasi uji Schmidt Hammer dengan beberapa arah impact hammer ke beton.

1. Arah A (0 derajat)

http://hesa.co.id//images/blog/hammertest/memperkirakan%20kekuatan%20tekan%20beton%20dengan%20pengujian%20palu%20beton%205.jpg

2. Arah B (-90 derajat)

Hammer Test 90 Degree

3. Arah C (90 derajat)

Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test
Proses Assement dengan Hammer test di Restauran Sanur Jakarta Pusat

Form Laporan Hammer Test

Berikut ini adalah contoh form laporan hasil pengujian lapangan:
form laporan hammer test

Harga Jasa Uji Hammer Test

Penentuan harga jasa adalah ditentukan berdasarkan jumlah titik yang akan diuji.
Silahkan hubungi Customer Service PT Hesa Laras Cemerlang untuk mendapatkan berapa biaya pengujian ini per tiap titiknya.  Kirimkan pertanyaan anda melalu whatsapp dengan klik tanda whatsapp yang ada dibagian bawah halaman web ini.

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Mobile/Whatsapp : 081291442210

Uji Pembebanan Loading Test

Uji Pembebanan Loading Test

Tujuan uji pembebanan Loading Test adalah untuk mengetahui apakah bagian struktur (yang diuji) masih kuat menahan beban kerja (working load) yang membebaninya atau tidak.
Uji Pembebanan Loading Test
Pada saat uji struktur diamati apakah perilakunya masih memenuhi Kriteria peraturan bangunan yang berlaku atau tidak, yang mana pada akhirnya hasil dari uji ini dapat menjadi salah satu indikasi apakah struktur masih aman atau tidak bagi penggunanya. Untuk itu ini akan kami uraikan mengenai Uji Pembebanan Loading Test dalam tulisan singkat berikut ini.

Bagian struktur yang akan memikul beban uji harus dipertimbangkan/ dilihat apakah kondisinya baik dan kuat. Penambahan beban harus dihentikan ketika terindikasi lendutan yang terjadi melebihi batas ijin dan jika secara visual terlihat keretakan-keretakan yang tidak wajar.

Adanya pengaman seperti “scaffolding” perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi keruntuhan bagian struktur yang diuji.

Beban pengujian harus direncanakan sedemikian rupa sehingga merepresentasikan beban rencana (paling tidak mendekati beban rencana). Dan jika diperlukan untuk menghindari terjadinya distribusi beban yang tidak diinginkan maka bagian struktur yang akan diuji sebaiknya diisolasikan dari bagian struktur yang ada di sekitarnya.

Beban yang paling mudah adalah dengan menggunakan air yang diletakkan diatas bak plastik, yang kemudian beban yang diinginkan diberikan secara bertahap dengan menambahkan air ke dalam bak tersebut.

Berat jenis air = 1000 kg/m kubik, sehingga setiap penambahan 1 cm pada satu area adalah sama dengan penambahan beban 10 kg/m persegi.

Pengambilan beban sesuai yang disyaratkan di dalam SNI 03-2847-2002, yaitu sebesar:

U = 85% x (1,4D+1,7L)

dimana D adalah beban mati dan L adalah beban hidup.

Uji beban dilaksanakan dengan 5 tahapan penambahan beban (loading) yang sama yaitu: 20%U, 40%U, 60%U, 80%U dan 100%U atau setara dengan air setinggi Ui% x 0.1 cm.
uji pembebanan loading test

Gambar : Proyek Loading Test oleh PT Hesa Laras Cemerlang di Hayam Wuruk Plaza Jakarta

Pada setiap penambahan beban, besarnya lendutan yang terjadi pada balok diukur.

Alat yang digunakan adalah Dial Gauge seperti pada gambar berikut:
uji pembebanan loading test

Dial gauge digunakan untuk mengukur lendutan secara mekanis yang terjadi pada struktur selama pelaksanaan uji beban statik. Dial gauge ini memiliki ketelitian pembacaan sampai dengan 0,01 mm. Dial gauge diikat pada reference beam yang tidak dapat bergerak selama uji beban statik berlangsung.

Pengamatan Lendutan yang diukur dengan dial gauge
Pengamatan Lendutan yang diukur dengan dial gauge

Pembebanan dengan Air
Pembebanan dengan Air

Sedangkan jarum dial gauge menempel pada permukaan struktur. Selanjutnya, lendutan struktur yang terjadi dapat dibaca pada indikator yang tersedia.

Pada beban uji sebesar 100%U, besarnya lendutan yang terukur pada balok dicatat. Untuk selanjutnya beban didiamkan selama 24 jam, kemudian dilakukan kembali pengukuran lendutan untuk mengetahui besarnya pengaruh beban permanen pada struktur. Setelah beban air didiamkan selama 24 jam, uji beban dilanjutkan kembali.

Dari hasil pengukuran, setelah beban didiamkan selama 24 jam, besarnya lendutan yang terukur pada balok dicatat pula.
Setelah 24 jam, selanjutnya dilakukan pengurangan beban (unloading) dengan cara membuang air yang ada pada tempat penampungan. Setelah air kosong, besarnya lendutan akhir yang terukur pada balok struktur juga harus dicatat.

Contoh pencatatan lendutan selama berlangsungnya uji pada elemen struktur adalah seperti dalam tabel berikut:

Selama uji beban berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap struktur yang diuji. Pengamatan ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi keretakan yang dapat dianggap sebagai indikasi terjadinya kegagalan struktur.

Persyaratan yang ada di Bab 22 SNI 03-2847-2002, besarnya lendutan maksimum dan lendutan permanen maksimum yang diijinkan adalah :
Lendutan maksimum : ∆= Lt^2/ (20000.h)

Lendutan permanen maksimum : ∆r = ∆/4

Selanjutnya besarnya lendutan maksimun terukur harus kurang dari persyaranan lendutan maksimum dan besarnya ledutan permanen terukur harus kurang dari persyaran lendutan permanen maksimum.

Jika hal tersebut terpenuhi dapat disimpulkan bahwa elemen struktur memenuhi syarat kekuatan.

Ditulis oleh: Ir. Heri Khoeri, MT.

Mau tahu bangunan kita aman atau tidak?

Informasi lebih lanjut tentang bagaimana detail Uji Pembebanan Loading Test berikut biaya yang dibutuhkan, silahkan hubungi:

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

Tinggalkan Pesan

    Brinell Test Uji Kekerasan Material

    Brinell Test Uji Kekerasan Material

    Brinell Test adalah salah satu metode Non-Destructive Test (NDT) yang bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (speciment).

    Uji Kekerasan Material dengan Brinell Test

    Pengujian Brineel Test dilakukan pada profil baja yang telah terpasang dengan menggunakan metode pengujian kekerasan baja, dari nilai kekerasan tersebut dapat di konversi menjadi kuat tarik (fy)

    Metoda uji kekerasan diperkenalkan oleh Johan August Brinell pada tahun 1900 an ini merupakan uji kekerasan lekukan yang pertama kali dan sudah banyak digunakan dan di susun standarisasinya. Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam memakai bola baja yang ditekan dengan beban tertentu.

    Beban diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter lekukan diukur dengan mikroskop, setelah beban tersebut dihilangkan. Permukaan logam yang akan diuji harus relatif halus, rata dan bersih dari debu atau karat.
    Brinell Test Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN (1)
    Angka kekerasan brinell (HB) dinyatakan sebagai beban P dibagi luas permukaan lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung dari pengukuran mikroskopik.

    Selanjutnya Angka Kekerasan Brinell BHN dapat ditentukan dari persamaan berikut:

    Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 1
    Parameter-parameter dasar pada pengujian Brinell (Dieter, 1987), diilustrasikan dalam gambar berikut:

    Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 2
    Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang

    LEEB HARDNESS

    Dikembangkan pada pertengahan 1970-an, metode Leeb (atau Equotip) diterima secara luas sebagai instrumen portabel pertama untuk mengukur kekerasan komponen logam dalam hitungan detik. Nama “Rebound” nama berasal dari sifat dasar dari tes.

    Metode ‘Rebound” atau pantulan didasarkan pada pengukuran tegangan yang menunjukkan hilangnya energi dari “impact body” setelah menumbuk benda uji. Dalam alat uji yang menggunakan prinsip Rebound, pegas mendorong impact body melalui tabung pengarah sehingga menumbuk benda uji.

    Impact Body menumbuk benda uji tanpa hambatan, magnet yang ada menghasilkan tegangan dalam sistem kumparan yang mengelilingi tabung pengarah impact body. Indentor yang biasanya terbuat dari ”tungsten carbide” atau “diamond ball”, yang terletak di ujung impact body, menumbuk benda uji, menyebabkan impact body memantul dari permukaan benda uji dengan kecepatan yang lebih lambat.

    Lebih lunak benda uji, akan lebih besar bekas lekukan yang terjadi pada benda uji yang menyebabkan kehilangan energy yang lebih besar dan kecepatan pantulan yang lebih lambat, yang pada akhirnya menghasilkan tegangan lebih rendah.

    beberapa alat Hardness Tester seperti pada gambar di bawah ini:

    Alat Brinell Test

    Nilai kekerasan (HL) dihitung dari rasio kecepatan tumbukan dan rebound. Nilai kekerasan (HL) ini kemudian dapat diubah oleh perangkat lunak untuk menampilkan konvensional nilai kekerasan konvensional dalam skala HRC, HV atau HB.

    Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 4

    Gambar diatas menunjukkan konsep dasar perhitungaan dalam skala Leeb (HL), sedangkan gambar di bawah ini beberapa dokumentasi kegiatan uji kekerasan (Hardness tester).

    Konversi Angka Kekerasan Hl Ke Skala Brinell

    Seperti yang dijelaskan diatas skala brinell tetap merupakan skala yang sudah dipakai cukup luas, untuk mengkonversi Angka Kekerasan Leeb (HL) ke brinell (HB) pada logam dapat menggunakan table di bawah ini.

    Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 5

    Atau dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

    HB = 0.436 HL + 514.317

    Perkiraan Kekuatan (Tarik) Baja Dari Angka Kekerasan Brinell

    Selenjutnya kuat tarik baja dapat ditentukan dengan menggunakan table berikut ini:

    Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 6

    Atau dengan menggunakan persamaan berikut:

    Kuat Tarik Baja (MPa) = 3.482 HB –28.772

    Beberapa Pengujian dengan Metode Brinell Test oleh tim PT Hesa Laras Cemerlang di berbagai tempat di Indonesia:

    Untuk kebutuhan Uji Kekerasan Materal dan Uji Baja serta pengujian beton lainnya, silahkan hubungi:

    PT Hesa Laras Cemerlang

    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
    Email: kontak@hesa.co.id
    Telp: (021) 8404531
    Whatsapp Bussines:
    081291442210
    08118889409

    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

    Tinggalkan Pesan

      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur yang Sudah Terpasang

      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur yang Sudah Terpasang

      Salah satu material penyusun struktur adalah: Baja. Baik itu profil baja maupun tulangan rebar di dalam beton. Uji yang dapat dilakukan untuk mengetahui kuat tarik baja adalah dengan memotong salah satu bagian struktur untuk dilakukan uji tarik di laboratorium.
      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur yang Sudah Terpasang
      Lalu bagaimana Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur yang sudah terpasang tanpa harus memotongnya? Ada beberapa metode yang dapat dilakukan. Diantaranya akan diuraikan berikut ini.

      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur

      Pengujian kekerasan dengan metode Brinell bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (speciment). Metoda uji kekerasan diperkenalkan oleh Johan August Brinell pada tahun 1900an ini merupakan uji kekerasan lekukan yang pertamakali dan sudah banyak digunakan dan di susun standarisasinya.

      Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam memakai bola baja yang ditekan dengan beban tertentu. Beban diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter lekukan diukur dengan mikroskop, setelah beban tersebut dihilangkan. Permukaan logam yang akan diuji harus relatif halus, rata dan bersih dari debu atau karat.

      Angka kekerasan brinell (HB) dinyatakan sebagai beban P dibagi luas permukaan lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung dari pengukuran mikroskopik. Selanjutnya Angka Kekerasan Brinell BHN dapat ditentukan dari persamaan berikut:

      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 1

      Parameter-parameter dasar pada pengujian Brinell (Dieter, 1987), diilustrasikan dalam gambar berikut:

      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 2
      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang

      LEEB HARDNESS

      Dikembangkan pada pertengahan 1970-an, metode Leeb (atau Equotip) diterima secara luas sebagai instrumen portabel pertama untuk mengukur kekerasan komponen logam dalam hitungan detik. Nama “Rebound” nama berasal dari sifat dasar dari tes.

      Metode ‘Rebound” atau pantulan didasarkan pada pengukuran tegangan yang menunjukkan hilangnya energi dari “impact body” setelah menumbuk benda uji. Dalam alat uji yang menggunakan prinsip Rebound, pegas mendorong impact body melalui tabung pengarah sehingga menumbuk benda uji.

      Impact Body menumbuk benda uji tanpa hambatan, magnet yang ada menghasilkan tegangan dalam sistem kumparan yang mengelilingi tabung pengarah impact body. Indentor yang biasanya terbuat dari ”tungsten carbide” atau “diamond ball”, yang terletak di ujung impact body, menumbuk benda uji, menyebabkan impact body memantul dari permukaan benda uji dengan kecepatan yang lebih lambat.

      Lebih lunak benda uji, akan lebih besar bekas lekukan yang terjadi pada benda uji yang menyebabkan kehilangan energy yang lebih besar dan kecepatan pantulan yang lebih lambat, yang pada akhirnya menghasilkan tegangan lebih rendah.

      beberapa alat Hardness Tester seperti pada gambar di bawah ini:

      Alat Brinell Test
      Nilai kekerasan (HL) dihitung dari rasio kecepatan tumbukan dan rebound. Nilai kekerasan (HL) ini kemudian dapat diubah oleh perangkat lunak untuk menampilkan konvensional nilai kekerasan konvensional dalam skala HRC, HV atau HB.

      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 4
      Gambar diatas menunjukkan konsep dasar perhitungaan dalam skala Leeb (HL), sedangkan gambar di bawah ini beberapa dokumentasi kegiatan uji kekerasan (Hardness tester).

      KONVERSI ANGKA KEKERASAN HL KE SKALA BRINELL

      Seperti yang dijelaskan diatas skala brinell tetap merupakan skala yang sudah dipakai cukup luas, untuk mengkonversi Angka Kekerasan Leeb (HL) ke brinell (HB) pada logam dapat menggunakan table di bawah ini.

      Atau dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

      HB = 0.436 HL + 514.317

      PERKIRAAN KEKUATAN (TARIK) BAJA DARI ANGKA KEKERASAN BRINELL

      Selenjutnya kuat tarik baja dapat ditentukan dengan menggunakan table berikut ini:

      Tabel Perkiraan Kekuatan Tarikan Baja

      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 5

      Atau dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

      HB = 0.436 HL + 514.317

      PERKIRAAN KEKUATAN (TARIK) BAJA DARI ANGKA KEKERASAN BRINELL

      Selenjutnya kuat tarik baja dapat ditentukan dengan menggunakan table berikut ini:

      Menentukan Kuat Tarik Baja Struktur Yang Sudah Terpasang 6

      Atau dengan menggunakan persamaan berikut:

      Kuat Tarik Baja (MPa) = 3.482 HB –28.772

      PORTOFOLIO

      Berikut ini adalah beberapa portfolio proyek audit struktur yang pernah kami kerjakan, yang salah satu ujinya menggunakan hardness test atau brinell test sebagaimana terlihat pada dokumentasi berikut

      Audit Dermaga Tanjung Buton
      AUDIT STRUKTUR MAIN TOWER CONVEYOR SEBUKU
      Audit Struktur Lantai Mezannin Gedung Mandiri
      Audit Jembatan Barelang Batam
      Previous
      Next

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531
      Whatsapp Bussiness : 0812 9144 2210 atau  0811 888 9409

      Klik tombol whatsapp dibawah ini, untuk berkomunikasi dengan Customer Service kami:

      Uji Karbonasi Beton

      Uji Karbonasi Beton

      Karbonasi beton terjadi ketika karbon dioksida di atmosfer dengan kelembaban tertentu bereaksi dengan mineral semen terhidrasi dan menghasilkan karbonat (misalnya: calcium karbonat).

      Uji Karbonasi
      Proses pelaksanaan uji karbonasi di salah satu gedung di Jakarta

      Proses karbonasi juga disebut depassivation. Karbonasi menembus bagian bawah permukaan beton dengan perlahan. Waktu yang diperlukan untuk karbonasi dapat diperkirakan dari mutu beton.

      Artikel dari konsultan uji tanpa rusak yang terpercaya PT. Hesa Laras Cemerlang ini, akan memberikan gambaran secara sederhana bagaimana proses uji karbonasi dilakukan, yang outputnya bisa dijadikan bahan informasi yang memadai, dalam memperkirakan usia sebuah bangunan yang selanjutnya dapat digunakan dalam beberapa studi lanjutan, diantaranya sebagai studi kelayakan teknis bangunan.

      Perkiraan Umur Bangunan melalui Uji Karbonasi

      Sebelumnya perlu diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk karbonasi bisa diperkirakan dari mutu beton dengan menggunakan persamaan berikut:

      dimana:
      t = waktu proses karbonasi hingga mencapai tulangan beton
      d = selimut beton
      k = permeabilitas

      Hubungan antara Mutu Beton dengan permeabilitas adalah seperti diberikan pada table berikut:

      Sumber: Guidebook on non-destructive testing of concrete structures, International Atomic Energy Agency, Vienna, 2002

      Dimana nilai concrete grade adalah kuat tekan karakteristik beton dalam MPa.

      Perlunya uji tingkat karbonasi adalah untuk mengetahui apakah selimut beton masih melindungi tulangan baja di dalamnya. Proses karbonasi menetralisir kondisi basa dalam beton.

      Jika selimut beton seluruhnya telah terkarbonasi mencapai tulangan baja di dalamnya, maka baja tulangan di dalamnya akan segera terkorosi ketika udara lembab dan oksigen mencapai tulangan.

      Alat dan bahan yang digunakan dalam uji karbonasi sangat sederhana, yaitu:
      – Semprotan (spray) angin
      – Semprotan (spray) yang diisi 1% phenolthaelin (1 gm phenolthaelin dicampur dengan 90 cc ethanol dan tambahkan air bersih hingga mencapai 100 cc)

      Cara kerja uji karbonasi adalah dengan membuat lubang kecil pada beton sampai dengan perkiraan ketebalan selimut beton. Bersihkan lubang dengan semprotan angin dari debu dan kotoran lainnya, kemudian semprotkan cairan 1% phenolthaelin ke dalam lubang tersebut.

      Bagian beton yang masih dalam kondisi baik (masih bersifat basa) akan berwarna pink/ ungu, sedangkan bagian yang sudah terkarbonasi, PH nya sudah menjadi 7 (netral) atau bahkan kurang dari 7 (asam) tidak akan berubah warna. Selanjutnya ukur ketebalan lapisan yang terkarbonasi dari permukaan beton sampai dengan lokasi yang berubah warna.

      Dari kedalaman karbonasi, dapat diketahui umur bangunan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

      dimana:
      x=W/C atau rasio air/semen dapat diambil secara empirik dari mutu beton, dimana mutu beton dapat diketahui dengan uji NDT atau DT (misalnya: Hammer Test, UPVT ataupun core drill dan uji tekan).
      C = kedalaman karbonasi
      R = konstanta yang tergantung dari a (konstanta yang tergantung lingkungan beton) dan b (finishing beton/ coating beton).
      a = 1.7 untuk beton dalam ruangan dan a = 1.0 untuk beton yang berada di outdoor (diambil dari angka yang dikeluarkan oleh: The Japanese Ministry Construction Publications “Engineering for improving the durability of reinforced concrete structure)

      Sedangkan b dapat diambil dari table berikut:

      Sumber: Guidebook on non-destructive testing of concrete structures, International Atomic Energy Agency, Vienna, 2002

      Maka dengan rumus diatas juga dapat diperkirakan kedalaman karbonasi yang akan terjadi pada pda umur bangunan y tahun:

      Sehingga lebih jauh dari kedalaman karbonasi yang diketahui, maka dapat diperkirakan pula sisa umur bangunan. Karena ketika proses karbonasi sudah mencapai tulangan, selanjutnya baja diperkirakan akan mengalami korosi, dari hasil analisis struktur akan diketahui sampai tingkat korosi berapa %, struktur beton masih mampu menahan beban yang bekerja.

      Selanjutnya dari perhitungan laju korosi baja dan hasil analisis struktur akan bisa diperkirakan kapan bangunan ini akan mengalami kegagalan. Dengan diketahuinya hal-hal tersebut tentunya mempermudah pengguna bangunan untuk menentukan sampai kapan bangunannya difungsikan atau kapan akan dilakukan perkuatan/ perbaikan.

      Beberapa hasil uji karbonasi di beberapa struktur beton seperti gambar berikut:

      ditulis oleh: Ir. Heri Khoeri, MT

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531
      Whatsapp Bussiness : 0812 9144 2210 atau  0811 888 9409

      Klik tombol whatsapp dibawah ini, untuk bicara dengan CS kami:

      Rebar Scanner Alat Deteksi Besi Dalam Beton

      Rebar Scanner Alat Deteksi Besi Dalam Beton

      Rebar Scanner merupakan satu dari alat uji tanpa rusak / Non-Destructive Test yang banyak digunakan oleh perusahaan atau personal yang bergerak dalam bidang Structural Engineering, yang dimanfaatkan untuk mengukur tebal selimut beton, jarak antar tulangan dan besar diameter tulangan.

      Rebar Scanner dengan Hilti PS200

      Pada artikel berikut, Hesa akan menjelaskan tentang scan tulangan beton & covermeter test dengan Hilti Ferro Scan PS200.

      Teknologi yang digunakan oleh alat Rebar Locator ini  adalah The pulse-induction method, dimana metode ini didasarkan pada induksi gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi baja tulangan.

      Coil pada probe secara periodik dibebani arus gelombang sehingga menghasilkan medan magnet. Pada permukaan bahan yang konduktif akan menginduksi medan magnet dalam arah yang berlawanan.

      Perubahan yang dihasilkan dalam tegangan ini yang digunakan untuk pengukuran. Baja tulangan yang lebih dekat dengan probe atau ukuran yang lebih besar akan menghasilkan medan magnet yang kuat.

      Pemrosesan sinyal selain membantu melokalisasi pembacaan baja tulangan, juga dapat menentukan tebal cover beton dan mengestimasi diameter tulangan. Metode ini tidak dipengaruhi oleh bahan non konduktif seperti beton, kayu, plastik, batu bata, dll.

      Namun setiap jenis bahan konduktif dalam medan magnet akan memiliki pengaruh pada hasil pengukuran.

      Gambar berikut ini adalah alat yang digunakan pada saat pengukuran.

      Hilti Ferro Scan PS200.
      Alat Rebar Locator: Hilti Ferro Scan PS200.

      Scanner digunakan untuk melakukan scanning pada permukaan beton yang ingin diketahui tebal selimut betonnya, jarak antar tulangan dan diameter tulangannya. Seluruh data scan akan terecord, selanjutnya data disimpan dan ditampilkan pada monitor PS 200.

      Faktor ketelitian dalam penggunaan ferro scan PS 200, seperti pada tabel berikut:

      http://hesa.co.id//images/blog/SCAN%20TULANGAN%20BETON%20COVERMETER%20TEST%20DENGAN%20HILTI%20FERRO%20SCAN%20PS200%202.jpg

      Untuk identifikasi lebih lanjut dapat dilakukan dengan bantuan software, sehingga data dapat ditampilkan dalam bentuk data tabel penulangan dan visualisasi yang lebih baik, seperti pada gambar berikut:

      http://hesa.co.id//images/blog/SCAN%20TULANGAN%20BETON%20COVERMETER%20TEST%20DENGAN%20HILTI%20FERRO%20SCAN%20PS200%203.jpg

      Video Proses Pengujian Rebar Scan di salah satu proyek pengujian oleh PT Hesa

      https://www.youtube.com/watch?v=eolG2jaq8rQ&feature=youtu.be

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531
      Whatsapp Bussiness : 0812 9144 2210 atau  0811 888 9409

      Klik tombol whatsapp dibawah ini, untuk bicara dengan CS kami:

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung

      Proyek Pengujian tanpa rusak nondestructive test NDT dengan metode Ultrasonic Pulse Velocity Test, UPVT berlokasi di Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Patuha, Bandung, Jawa Barat.

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung
      Lokasi Ultrasonic Pulse Velocity Test di PLTP Patuha Bandung

      Klien: PT. Takenaka Doboku Indonesia
      Maret – April 2015

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung
      Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Patuha, Bandung, Jawa Barat.

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung
      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung

      Ultrasonic Pulse Velocity Test PLTP Patuha Bandung

      Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test  maupun Destructive Test, silahkan hubungi:

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531

      Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

      Tinggalkan Pesan

        Inspeksi Jembatan Akses Tambang Injatama Bengkulu

        Inspeksi Jembatan Akses Tambang Injatama Bengkulu

        Kegiatan: Project Perbaikan Pembangunan Jembatan

        Inspeksi Jembatan Akses Tambang Injatama
        Jembatan di jalan akses menuju Tambang Batu Bara PT. Injatama

        Klien: PT. Injatama

        Periode: Juli – September 2014

        Informasi lebih lanjut tentang Jasa pemeriksaan jembatan, dermaga, gedung bertingkat dan bangunan besar lainnya, silahkan hubungi :

        PT Hesa Laras Cemerlang

        Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
        Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
        Email: kontak@hesa.co.id
        Telp: (021) 8404531

        Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

        Tinggalkan Pesan

          Studi Penyelidikan Lapangan PLTGU Makasar

          Studi Penyelidikan Lapangan PLTGU Makasar

          Proyek Studi Penyelidikan Lapangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Makasar Peaker (450 MW)
          Studi Penyelidikan Lapangan PLTGU Makasar 10
          Klien: Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia – PLN
          Periode: Juli – Agustus 2014

          Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test  maupun Destructive Test, silahkan hubungi:

          PT Hesa Laras Cemerlang

          Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
          Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
          Email: kontak@hesa.co.id
          Telp: (021) 8404531

          Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

          Tinggalkan Pesan

            Penyelidikan Struktur Existing Gedung Cimone

            Penyelidikan Struktur Existing Gedung Cimone

            Proyek Penyelidikan Struktur Existing Gedung Cimone
            Penyelidikan Struktur Existing Gedung Cimone
            Klien: PT.Bank UOB Indonesia
            Periode: Juni – Juli 2014

            Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test  maupun Destructive Test, silahkan hubungi:

            PT Hesa Laras Cemerlang

            Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
            Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
            Email: kontak@hesa.co.id
            Telp: (021) 8404531

            Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

            Tinggalkan Pesan

              Ultrasonic Pulse Velocity Test Cement Silo

              Ultrasonic Pulse Velocity Test Cement Silo

              Proyek Pengujian NDT dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test (Concrete Strength) pada Silo Semen

              Ultrasonic Pulse Velocity Test Cement Silo
              Ultrasonic Pulse Velocity Test Cement Silo

              Klien: PT. Waskita Karya (Persero)
              Periode: April 2014

              Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test  maupun Destructive Test, silahkan hubungi:

              PT Hesa Laras Cemerlang

              Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
              Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
              Email: kontak@hesa.co.id
              Telp: (021) 8404531

              Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

              Tinggalkan Pesan