Pemetaan Topografi dan Situasi pada Inspeksi dan Audit Struktur Jembatan Citra Maja Raya, 2017

Pemetaan Topografi dan Situasi pada Inspeksi dan Audit Struktur Jembatan Citra Maja Raya, 2017

Sebagai bagian dari komitmen pengembang untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi calon konsumen di perumahan Citra Maja Raya maka dilakukan kegiatan inspeksi, audit dan rencana upgrading jembatan untuk memastikan keamanan jembatan bagi penggunanya.

Pemetaan Topografi dan Situasi pada Inspeksi dan Audit Struktur Jembatan Citra Maja Raya, 2017

Tipe jembatan yang diuji merupakan jembatan beton bertulang 3 span (8 m + 15 m + 8 m).

NDT lainnya yang dilakukan meliputi (1)Hammer Test meliputi: (1) Ultrasonic Pulse Velocity Test; (2) Pulse Echo Test; (3) Covermeter Test (4) Half Cell Potential Test atau Uji Korosi; (5) Carbonation Test; (6) Core Drill. Sedangkan untuk penyeldikan daya dukung tanahnya digunakan uji sondir atau DCPT.

Data hasil uji selanjutnya menjadi input bagi analisis struktur untuk menilai performa Jembatan.

Inspeksi diawali dengan pengamatan visual, pengukuran dimensi struktur jembatan dan detailnya. Pengukuran topografi dilakukan untuk mendapatkan aktual kontur sungai dan situasi sekitarnya.

Pengukuran Topografi, Situasi dan Layout Jembatan

Untuk informasi tentang Pengujian Non Destructive Test  dan layanan Jasa NDT lainnya, silahkan hubungi:

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531

Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

Tinggalkan Pesan

    Survey Penentuan Posisi dengan GPS Geodetic

    Survey Penentuan Posisi dengan GPS Geodetic

    Survei penentuan posisi dengan menggunakan pengamatan satelit GPS (survei GPS) adalah proses penentuan koordinat sejumlah titik terhadap beberapa titik yang diketahui koordinatnya, dengan metode penentuan posisi diferensial serta data pengamatan fase sinyal GPS.

    Survey GPS Geodetic

    Survey GPS Geodetic

    Jaring titik kontrol geodetik orde-00 s/d orde-3 dan orde 4 (GPS) dibangun dengan berbasiskan pada pengamatan satelit GPS. Untuk jaring kontrol orde-0 s/d orde-3 dan orde 4 (GPS), pengadaannya dilakukan dengan menggunakan metode survei GPS.

    Karena pentingnya sistem satelit GPS dalam pengadaan jaring titik kontrol di Indonesia, berikut ini akan dijelaskan secara umum sistem GPS ini berikut metode survei GPS dan mekanisme pelaksanaannya.

    Sekilas tentang GPS

    GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan.

    Pada saat ini, sistem GPS sudah sangat banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi.

    Pada dasarnya GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa (space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari station-station pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS. Ketiga segment GPS ini digambarkan secara skematik di Gambar berikut:

    Sistem penentuan Posisi Global GPS

      Gambar Sistem Penentuan Posisi Global, GPS

    Setiap satelit GPS secara kontinu memancarkan sinyal-sinyal gelombang pada 2 frekuensi L-band yang dinamakan L1 and L2. Sinyal L1 berfrekuensi 1575.42 MHz dan sinyal L2 berfrekuensi 1227.60 MHz.

    Sinyal L1 membawa 2 buah kode biner yang dinamakan kode-P (P-code, Precise or Private code) dan kode-C/A (C/A-code, Clear Access or Coarse Acquisation), sedangkan sinyal L2 hanya membawa kode-C/A. Perlu dicatat bahwa pada saat ini kode-P telah dirubah menjadi kode-Y yang strukturnya dirahasiakan untuk umum.

    Dengan mengamati sinyal-sinyal dari satelit dalam jumlah dan waktu yang cukup, seseorang kemudian dapat memrosesnya untuk mendapatkan informasi mengenai posisi, kecepatan, dan waktu, ataupun parameter-parameter turunannya.

    Survey Topografi dan Pemetaan Situasi Perencanaan Perkuatan Talud Saluran 600 (3)

    Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi tiga dimensi (X,Y,Z ataupun L,B,h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) 1984.

    Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning).

    Posisi titik dapat ditentukan dengan menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi dengan menggunakan metode absolute (point) positioning, ataupun terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (monitor station) dengan menggunakan metode differential (relative) positioning yang menggunakan minimal dua receiver GPS, yang menghasilkan ketelitian posisi yang relatif lebih tinggi.

    GPS dapat memberikan posisi secara instan (real-time) ataupun sesudah pengamatan setelah data pengamatannya di proses secara lebih ekstensif (post processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik. Secara umum kategorisasi metode dan sistem penentuan posisi dengan GPS ditunjukkan pada Gambar berikut.

     

    Gambar Metode dan sistem penentuan posisi dengan GPS [Langley, 1998]

    Karakteristik survei GPS

    Survei  penentuan posisi dengan pengamatan satelit GPS (survei GPS) secara umum dapat didefinisikan sebagai  proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap beberapa buah titik yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode penentuan posisi diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier phase) dari sinyal GPS.

    Pada survey GPS geodetic, pengamatan GPS dengan selang waktu tertentu dilakukan baseline per baseline dalam suatu jaringan dari titik-titik yang akan ditentukan posisinya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.

     

    Gambar Penentuan posisi titik-titik dengan metode survei GPS

    Patut dicatat di sini bahwa seandainya lebih dari dua receiver GPS yang digunakan, maka pada satu sesi pengamatan (observing session) dapat diamati lebih dari satu baseline sekaligus. Secara skematik proses perhitungan koordinat titik-titik dalam jaringan GPS dapat ditunjukkan seperti pada Gambar berikut.

     

    Gambar Diagram alir perhitungan koordinat titik-titik jaringan GPS

    Dalam hal ini metode penentuan posisi diferensial dengan data fase digunakan untuk menentukan vektor (dX,dY,dZ) dari setiap baseline yang diamati. Penentuan vektor baseline ini umumnya dilakukan dengan metode hitung perataan kuadrat terkecil (least squares adjustment).

    Tahapan pelaksanaan Survey GPS Geodetic

    Proses pelaksanaan suatu survey GPS geodetic oleh suatu kontraktor (pelaksana), secara umum akan meliputi tahapan-tahapan : perencanaan dan persiapan, pengamatan (pengumpulan data), pengolahan data, dan pelaporan, seperti yang digambarkan secara skematik pada gambar berikut.

     

    Gambar Tahapan umum pelaksanaan suatu survei GPS

    Patut ditekankan disini bahwa tingkat kesuksesan pelaksanaan suatu survei GPS geodetic akan sangat tergantung dengan tingkat kesuksesan pelaksanaan setiap tahapan pekerjaannya. Di antara tahapan-tahapan tersebut, tahap perencanaan dan persiapan adalah suatu tahap yang sangat menentukan, dan perlu dilakukan secara baik, sistematis, dan menyeluruh.

    Kontrol Kualitas Pengamatan

    Strategi pengamatan suatu jaringan GPS, disamping harus optimal dipandang dari segi ketelitian, biaya, dan waktu, juga harus mengandung secara implisit suatu mekanisme kontrol kualitas.

    Dalam hal ini, ada beberapa strategi pengamatan yang dapat digunakan untuk mengontrol kualitas data pengamatan yaitu antara lain :

    • Penggunaan hanya baseline-baseline bebas (non-trivial) yang membentuk suatu jaringan (kerangka) yang tertutup;
    • Pengamatan beberapa baseline dalam suatu loop tertutup yang relatif tidak terlalu besar;
    • Pengamatan suatu baseline dua kali pada beberapa sesi pengamatan yang berbeda (common baseline). Ini dilakukan biasanya pada baseline yang panjang dan pada baseline-baseline yang konektivitasnya pada suatu titik kurang kuat; dan
    • Penggunaan beberapa titik ikat yang tersebar secara baik dalam jaringan.

    Keempat strategi di atas umumnya diterapkan secara simultan dalam pengamatan suatu jaringan GPS, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

     

    Gambar Strategi-strategi pengontrolan kualitas pengamatan

    Pengolahan Baseline

    Pengolahan baseline pada dasarnya bertujuan menghitung vektor baseline (dX,dY,dZ) menggunakan data fase sinyal GPS yang dikumpulkan pada dua titik ujung dari baseline yang bersangkutan, yang diilustrasikan pada gambar berikut:

     

    Gambar Pengolahan data baseline GPS

    Pengolahan data baseline GPS

    Pada survey GPS geodetic, pengolahan baseline umumnya dilakukan secara beranting satu persatu (single baseline) dari baseline ke baseline, dimulai dari suatu tetap yang telah diketahui koordinatnya, sehingga membentuk suatu jaringan yang tertutup. Tapi perlu juga dicatat di sini bahwa pengolahan baseline dapat dilakukan secara sesi per sesi pengamatan, dimana satu sesi terdiri dari beberapa baseline (single session, multi baseline).

    Pada proses pengestimasian vektor baseline, data fase double-difference digunakan. Meskipun begitu biasanya data pseudorange juga digunakan oleh perangkat lunak pengolahan baseline sebagai data pembantu dalam beberapa hal seperti penentuan koordinat pendekatan, sinkronisasi waktu kedua receiver GPS yang digunakan, dan pendeksian cycle slips. Secara skematik, tahapan perhitungan suatu (vektor) baseline ditunjukkan pada Gambar.

     

    Gambar Tahapan perhitungan suatu baseline GPS

    Transformasi Datum dan Koordinat

    Koordinat titik-titik yang didapatkan dari hitung perataan jaringan GPS adalah koordinat kartesian tiga-dimensi (X,Y,Z) dalam datum WGS 1984. Seandainya pengguna menginginkan koordinat titik-titik tersebut dalam datum dan sistem koordinat lainnya yang berbeda, maka diperlukan suatu proses  transformasi datum dan koordinat. Berkaitan dengan pentransformasian koordinat titik-titik GPS ini, jenis transformasi yang umum diperlukan dapat ditunjukkan pada Gambar berikut.

     

    Transformasi koordinat titik GPS

    Pelaporan

    Standar laporan yang akan disampaikan adalah sebagai berikut:

    Referensi: SNI 19-6724-2002: Jaring kontrol horizontal

    Download selengkapnya SNI 19-6724-2002: Jaring kontrol horizontal

    Untuk informasi tentang layanan Survey GPS Geodetic atau  Jasa survey pengukuran dan pemetaan topography lainnya, silahkan hubungi:

    PT Hesa Laras Cemerlang

    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
    Email: kontak@hesa.co.id
    Telp: (021) 8404531

    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

    Tinggalkan Pesan

      Analisis Struktur Rangka Batang dengan Metode Elemen Hingga

      Analisis Struktur Rangka Batang dengan Metode Elemen Hingga

      Metode elemen hingga adalah metode numerik untuk penyelesaian masalah engineering dan matematika fisika.

      Masalah dalam rekayasa engineering dan matematika fisika yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode elemen hingga meliputi analisis struktur, perpindahan panas, aliran fluida, transportasi massa, dan potensial elektromagnetik.

      Analisis Struktur Rangka Batang dengan Metode Elemen Hingga

      Metode Elemen Hingga sebagai Alternatif Solusi

      Untuk masalah bentuk geometri yang rumit, beban, dan sifat material yang komplek, sangat sulit untuk mendapatkan penyelesaian dengan solusi analitis matematika secara eksak.

      Solusi analitis umumnya memerlukan pemecahan persamaan diferensial biasa atau persamaan diferensial parsial, tentunya untuk geometri, beban, dan sifat material yang rumit dan komplek sulit untuk diperoleh. Oleh karena itu diperlukan metode numerik, seperti metode elemen hingga, untuk mendapatkan pemecahan masalah.

      Formulasi elemen hingga lebih mengandalkan pemecahan masalah dengan menyelesaikan sistem persamaan aljabar secara simultan, dibandingkan melalui pemecahan persamaan diferensial.

      Dengan penyelesaian numeric metode elemen hingga akan diperoleh nilai perkiraan dari variable yang tidak diketahui pada lokasi tertentu dalam suatu sistem kontinum.

      Pemecahan dengan metode elemen hingga adalah dengan membagi suatu benda atau struktur menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (elemen hingga) yang saling terhubungkan oleh nodal atau garis batas atau permukaan yang disebut diskritisasi.

      Dalam metode elemen hingga, pemecahan masalah tidak dilakukan langsung dalam satu operasi, namun dengan membuat persamaan keseimbangan untuk setiap elemen yang kemudian digabungkan untuk mendapatkan pemecahan dari seluruh sistem.

      Anda bisa mendapatkan modul yang lebih lengkap sesuai dengan tema yang ada di artikel ini dengan mengunduh materi berikut ini Full Modul: Analisis Struktur Rangka Batang dengan Metode Elemen Hingga

      Untuk informasi tentang Untuk jasa pengujian, audit analisis dan disain struktur, silahkan hubungi:

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531

      Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

      Tinggalkan Pesan

        Penyelidikan Tanah di Lapangan | Rekayasa Geoteknik

        Penyelidikan Tanah di Lapangan | Rekayasa Geoteknik

        Penyelidikan tanah di lapangan adalah proses sistematis untuk mengumpulkan dan mencatat semua data yang diperlukan yang akan dibutuhkan atau akan membantu dalam proses desain dan konstruksi, terkait dengan lapisan tanah di bawah lokasi yang diselidiki dengan tujuan untuk :
        – mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk proyek
        – mengidentifikasi keekonomian desain pondasi
        – mengidentifikasi kesulitan yang mungkin timbul selama proses konstruksi
        – mengidentifikasi penyebab semua perubahan kondisi lapisan tanah.

        Kegunaan Penyelidikan Tanah di Lapangan

        Kegunaan Rekayasa Geoteknik pada proyek konstruksi adalah untuk melakukan evaluasi atas sifat-sifat dasar dari material tanah, baik yang ada di permukaan maupun yang dibawah permukaan bumi, hal ini dilakukan sebelum proyek konstruksi dimulai.

        Pengeboran tanah dilakukan untuk mendapatkan drilling log stratifikasi tanah, pengambilan sampel tanah tak terganggu (undisturb sampling) dan pengujian Standard Penetration Test (SPT), untuk mendapatkan daya dukung tanah dan properti tanah — at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

        Evaluasi tersebut dijalankan dengan menyelidiki kondisi dan material yang ada di atas dan di bawah permukaan, menentukan sifat fisik dan kimia material bumi, mengevaluasi stabilitas lereng dan endapan tanah, serta menilai risiko yang ditimbulkan oleh kondisi tapak, desain fondasi, serta, memantau kondisi tapak dan konstruksi pondasi.

        Penyelidikan Tanah pada Rencana Pengembangan Terminal II Bandara Soekarno Hatta 11
        Penyelidikan Tanah di Lokasi Rencana Pengembangan Terminal II Bandara Soekarno Hatta

        Setelah rancangan struktur dan kebutuhan pembangunan ditentukan, tahap selanjutnya adalah: Penyelidikan Tanah di Lapangan.
        Selama fase ini, tanah, batuan, distribusi patahan dan kandungan batuan dasar di dalam tanah yang letaknya ada di bawah lokasi rencana konstruksi diperiksa agar dapat ditentukan sifat teknisnya.

        Penyelidikan Tanah di Lokasi Rencana Pengembangan Terminal II
        Sondir, Cone Penetrometer Test, at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

        Sejumlah tes dapat dilakukan dalam investigasi tanah di lapangan, diantaranya adalah Sondir, standard penetration test (SPT), cone penetration tests (CPT), CPT seismic, CPT resistivity dan test geofisika lainnya.

        Pengeboran tanah dilakukan untuk mendapatkan drilling log stratifikasi tanah, pengambilan sampel tanah tak terganggu (undisturb sampling) dan pengujian Standard Penetration Test (SPT), untuk mendapatkan daya dukung tanah dan properti tanah — at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

        Pengeboran tanah dilakukan untuk mendapatkan drilling log stratifikasi tanah, pengambilan sampel tanah tak terganggu (undisturb sampling) dan pengujian Standard Penetration Test (SPT), untuk mendapatkan daya dukung tanah dan properti tanah

        Pengeboran tanah at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

        Standar Penetration Test (SPT) adalah suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui, baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan.

        Sample UDS (undisturb sample) selanjutnya dibawa ke laboratorium mekanika tanah untuk dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui index properties dan engineering properties.

        Sample UDS (undisturb sample) yang selanjutnya dibawa ke laboratorium mekanika tanah untuk dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui index properties dan engineering properties — at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

        Sedangkan Sondir adalah suatu uji tanah yang dilakukan dengan cara melakukan penetrasi konus ke dalam tanah yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah tiap kedalaman tertentu berdasarkan parameter-parameter perlawanan tanah terhadap ujung konus dan hambatan akibat lekatan tanah dengan selubung konus.

        Parameter tersebut berupa perlawanan konus (q), perlawanan geser (fs), angka banding geser (Rf), dan geseran total tanah (T), yang dapat digunakan untuk interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari desain fondasi.

        Sondir biasa disebut juga dengan Cone Penetrometer Test (CPT) dilakukan dengan menggunakan alat sondir yang biasa disebut penetrasi quasi statik.

        SNI pengujian Sondir dan SPT dapat di click di Link berikut:

        Download SNI 2827-2008 Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir

        Download SNI 4153:2008, Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT

         

        PT Hesa Laras Cemerlang

        Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
        Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
        Email: kontak@hesa.co.id
        Telp: (021) 8404531
        Whatsapp Bussiness : 0812 9144 2210 atau  0811 888 9409

        Klik tombol whatsapp dibawah ini, untuk bicara dengan CS kami:

        Uji Korosi Tulangan Beton Resistivity Canin+

        Uji Korosi Tulangan Beton Resistivity Canin+

        Uji korosi tulangan beton merupakan salah satu bagian yang harus dilaksanakan oleh pemeriksa lapangan dalam pekerjaan audit building untuk memetakan kerusakan yang sudah terjadi dan potensi kerusakan yang kemungkinan besar akan terjadi.

        Half Cell Potential Test untuk Uji Korosi Tulangan Beton

        Salah satu metode NDT adalah uji korosi tulangan dalam beton dengan menggunakan prinsip half cell potential dengan alat keluaran proceq yaitu CANIN+ (corrosion analysis).

        http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/Resistivity-1.jpg

        CANIN+ dengan batang half-cell mengukur potensi korosi pada tulangan baja di dalam beton baja mengacu pada metode yang dijelaskan dalam berbagai standar (misalnya ASTM C876-91).

        http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/Alat%20Uji%20Resistivity%20Canin.jpg

        Skematik alat seperti pada gambar berikut:

        http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/canin%20equipment3.jpg

        Metode Pengukuran Canin+ untuk Uji Korosi Tulangan Beton

        Untuk mengukur voltase ini, perlu menghubungkan kabel ground ke bagian yang terbuka dari tulangan baja di dalam beton. Pembacaan dilakukan dengan menempelkan batang half-cell pada permukaan beton yang sudah diberi tanda misalkan titik-titik dengan grid berjarak tertentu. Hasil pembacaan akan ditampilkan pada unit display sebagai grafik beda potensial.

        Prinsip Pengukuran Resistivitas pada Canin+ untuk Memperkirakan Potensi Korosi Tulangan dalam Beton

        CANIN + dengan probe resistivitas mengukur tahanan (resistivity) listrik pada beton sesuai dengan prinsip Wenner. Gambar di bawah menunjukkan secara skematik prinsip pengukuran resistivitas dan rumus yang digunakan oleh instrumen untuk menghitung dan menampilkan nilai resisitivitas.

        http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/Prinsip%20konfigurasi%20wenner%20pembacaan%20resistivitas.jpg

        Photo dokumentasi di bawah ini menunjukkan cara pengukuran Canin+ untuk mengetahui potensi korosi pada tulangan dalam beton.

        Uji Resistivity Canin untuk Uji Korosi Tulangan dalam Beton

        Pengolahan data selanjutnya dilakukan pada PC dengan bantuan software ProVista, yang memberikan dasar untuk interpretasi penilaian potensi korosi yang terjadi pada tulangan di dalam beton.

        Output pembacaan seperti pada tabel berikut:

        http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/Pembacaan%20Uji%20Resistivity.jpg

        Untuk jasa pengujian ultrasonic testing, ultrasonic thickness test, uji korosi, analisis laju korosi dan analisis life time (masa layan) struktur dapat menghubungi kami di 0218404531 atau email: kontak@hesa.co.idPT. HESA Laras Cemerlanghttp://hesa.co.id//

        Untuk informasi tentang Uji Korosi Tulangan dalam Beton dan layanan Jasa NDT lainnya, silahkan hubungi:

        PT Hesa Laras Cemerlang

        Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
        Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
        Email: kontak@hesa.co.id
        Telp: (021) 8404531
        Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : Hesa Admin

        Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

        Tinggalkan Pesan

          Uji Korosi Struktur Baja

          Uji Korosi Struktur Baja

          Pengendalian Pemantauan dan Uji Korosi pada Struktur Baja

          Korosi yang terjadi pada struktur baja merupakan proses kerusakan pada sifat material logam akibat terjadinya reaksi elekrokimia karena interaksi logam dengan lingkungan. Pada elemen struktur umumnya korosi ini tidak dapat dicegah sepenuhnya, karena sangat sulit dan tentunya mahal untuk dapat memproteksi secara keseluruhan dan permanen suatu elemen struktur dari serangan korosi.

          Pengendalian Pemantauan dan Uji Korosi pada Struktur Baja

          Manfaat Uji Korosi Struktur Baja

          Namun upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan memantau tingkat korosi pada elemen struktur tetap diperlukan untuk menghindarkan terjadinya kegagalan struktur akibat korosi pada masa layan struktur.

          Perencanaan proteksi atau pengendalian korosi dilakukan dengan memberikan proteksi kepada komponen struktur sehingga terlindung dari korosi dalam rentang waktu tertentu, dan memperbaharuinya secara berkala selama umur rencana struktur.

          Tujuan Uji Korosi Struktur Baja

          Perencanaan pengendalian korosi bertujuan mengatur laju korosi, dengan metode tertentu sehingga perkembangannya diprediksi tetap berada dalam batas tertentu yang tidak mengakibatkan struktur dibawah kapasitas layannya selama umur rencana.

          Upaya pemantauan korosi dan uji korosi bertujuan untuk memantau tingkat korosi agar tidak melebihi batas yang diijinkan yang dapat mengakibatkan kegagalan struktur akibat penurunan kapasitasnya.

          Kegagalan salah satu dari aspek-aspek pengendalian korosi ini dapat menyababkan struktur mengalami kegagalan dini struktur.

          Pengendalian Korosi

          Proteksi terhadap korosi atau lebih tepat disebut pengendalian terhadap korosi dapat digolongkan menjadi empat golongan besar yaitu :

          • Dengan mengubah jenis logam dan desain
          • Dengan mengubah media korosif
          • Dengan cara mengubah potensial (tegangan)
          • Dengan pelapisan permukaan.

          Cara pengendalian diatas bertujuan untuk menghambat laju korosi sehingga diharapkan umur logamnya menjadi lebih lama, penghematan pemakaian bahan, yang pada akhirnya akan menurunkan biaya-biaya pemeliharaan yang disebabkan oleh masalah-masalah korosi.

          Pemantauan Korosi pada struktur Baja

          Pemantauan korosi yang terjadi pada struktur baja dilakukan untuk memastikan bahwa korosi yang terjadi tidak membahayakan struktur, atau mengakibatkan kegagalan struktur.

          Untuk mengetahui prosentase korosi yang terjadi dapat dilakukan uji korosi dengan mengukur ketebalan profil baja yang belum terkorosi, dengan ultrasonic testing.

          http://hesa.co.id//images/Audit-Struktur-Ware-House-Taisho-Pharmaceutical-Indonesia/ultrasonic_testing/Ultrasonic%20Thickness-3.jpg

          Ultrasonic Testing (UT) menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi (biasanya berkisar antara 0,5 dan 15 MHz) untuk melakukan pemeriksaan dan melakukan pengukuran. Selain penggunaannya yang luas dalam aplikasi teknik (seperti deteksi dan evaluasi cacat, pengukuran dimensi, karakterisasi material, dan lain-lain).

          Secara umum, pengujian ultrasonik didasarkan pada penangkapan dan kuantifikasi gelombang pantul pulse-echo atau gelombang yang ditransmisikan (melalui transmisi).

          Masing-masing dari kedua jenis ini digunakan dalam aplikasi tertentu, namun pada umumnya, sistem pulse echo lebih useful karena hanya memerlukan akses dari satu sisi ke objek yang diperiksa.

          Prinsip dasar Pengujian Ultrasonic

          http://hesa.co.id//images/Ultrasonic%20principle.jpg

          Sistem inspeksi UT pulse-echo terdiri dari beberapa komponen alat, seperti pulser atau receiver, transducer, dan perangkat display.

          Analisis struktur dilakukan dengan penampang profil yang terukur untuk mengetahui apakah rasio tegangan pada struktur masih memenuhi syarat yang diijinkan.

          Jika tidak memenuhi maka dilakukan perhitungan atau treatment tertentu untuk mengembalikan kapasitasnya. Jika penurunan kapasitasnya masih dalam batas yang diijinkan, selanjutnya dilakukan perhitungan dimensi minimum profil elemen struktur yang ditinjau yang menghasilkan rasio tegangan yang masih diijinkan.

          Dari dimensi minimum ini dan dari perkiraan laju kaorosi akan dapat juga diperkirakan sisa masa layan struktur.

          Untuk jasa ultrasonic testing, ultrasonic thickness test, uji korosi, analisis laju korosi dan analisis life time (masa layan) struktur dapat menghubungi kami di 0218404531 atau email: kontak@hesa.co.id, PT. HESA Laras Cemerlang, hesa.co.id

          PT Hesa Laras Cemerlang

          Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
          Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
          Email: kontak@hesa.co.id
          Telp: (021) 8404531
          Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210

          Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

          Tinggalkan Pesan

            Non-Destructive Test Beton

            Non-Destructive Test Beton

            Non-Destructive Test, pengujian tanpa merusak, saat ini keberadaanya semakin semakin banyak diterima dan diaplikasikan dalam rekayasa teknik sipil dan struktur, sebagai alat untuk mengevaluasi kekuatan, keseragaman, keawetan dan sifat-sifat lainnya dari struktur beton eksisting.

            Dasar-dasar metode NDT terus dieksplorasi baik kelebihan, kekurangan, metode  maupun interpretasi hasil ujinya. Metode Non-Destructive Test yang umum digunakan dalam rekayasa teknik sipil dan struktur diantaranya adalah :

            Rebar Scanner

            Pengujian ini sering disebut juga dengan Rebar Locator, karena sesuai fungsinya untuk mengetahui lokasi tulangan (rebar) atau juga banyak yang menyebutnya dengan Covermeter test. Pada prinsipnya pengujian NDT ini adalah sebuah pengujian yang dilakukan untuk mengukur tebal selimut beton, jarak antar tulangan dan besar diameter tulangan.

            Rebar scanning
            Rebar Locator on Pelindo
            Nondestructive Test Dermaga Pelabuhan Belawan 4
            Rebar scanning atau covermeter test untuk mengetahui posisi, dimensi dan kedalaman tulangan baja di dalam beton sekaligus mendapatkan visualisasinya — at Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan.

            Hammer Test

            Biasa juga disebut dengan Concrete Hammer Test atau Schmidt Hammer Test. Adalah suatu metode uji yang simpel dan nisbi praktis guna mengetahui bagaimana kualitas beton

            Hammer Test at Pelabuhan Belawan.
            Hammer Test at Pelabuhan Belawan.

            Impact Echo Test

            Melakukan benturan mekanis dengan bantuan ketukan palu atau lainnya,  sehingga dapat menghasilkan gelombang pada frekuensi 1-60 kHz dengan panjang gelombang dari 50 mm sampai 2000 mm yang merambat dalam suatu media selama media tersebut elastis homogen.

            IMPACT ECHO TEST

            Carbonation Test

            Tujuan carbonation test, uji karbonasi, adalah supaya dapat diketahui bagaimana kualitas selimut beton dalam melakukan perlindungan terhadap tulangan baja yang  di dalamnya. Karena, proses karbonasi menetralisir kondisi basa dalam beton. Jika selimut beton seluruhnya telah terkarbonasi mencapai tulangan baja di dalamnya, maka baja tulangan di dalamnya akan segera terkorosi ketika udara lembab dan oksigen mencapai tulangan.

            Carbonation Test
            Carbonation Test

            Pulse Echo Test

            Untuk menguji mutu serta integritas beton dengaan bantuan alat Pundit PL-200PE yang telah mendayagunakan Pulse Echo sebagai inovasi teknologi dalam meningkatkan kinerja aplikasi ultrasonik dalam hal obyek uji serta akses terhadap benda yang hanya terbatas di satu sisi

            Ultrasonic Pulse Velocity Test

            Proses pengujian beton dengan bantuan gelombang ultrasonik melalui alat  Read-out Unit PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester), Transducer 54 Hz, dan Calibration Bar.

            Half Cell Potencial Test

            Metode Half Cell bertujuan untuk mengindikasikan tingkat korosi dari tulangan yang berada di dalam beton. Metode ini memberi banyak keuntungan, sebab dengan hasil yang cukup akurat tapi biayanya relatif murah

            Half Cell Potential Test untuk Uji Korosi pada Inspeksi dan Audit Struktur Jembatan Citra Maja Raya
            Half Cell Potential Test untuk Uji Korosi pada Inspeksi dan Audit Struktur Jembatan Citra Maja Raya 3

            Brinell Test

            Adalah untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (speciment).

            http://hesa.co.id//images/Brinell6.jpg

            Loading Test

            Tujuannya supaya tahu apakah bagian struktur yang diuji masih dapat kuat menahan beban working load, beban kerja,  yang membebaninya atau tidak.
            Loading Test Jembatan Trimartani

            Core Drill

            Metode core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan

            Core Drill Dermaga Pomako Papua 2017
            Core Drill Dermaga Pomako Papua 2017

            Non-Destructive Test (NDT)

            NDT adalah suatu cara untuk memeriksa, menguji, atau mengevaluasi material atau elemen struktur tanpa merusak kemampuan layan dari suatu bagian atau sistem struktur.

            Tujuan Non destructive Testing adalah untuk menentukan kualitas dan integritas material atau elemen struktur tanpa mempengaruhi kemampuan untuk menjalankan fungsinya.

            Metode pengujian yang tidak mempengaruhi kegunaan suatu bagian atau sistem tetap dianggap tidak merusak bahkan jika mengandung tindakan invasif.

            Sebagai contoh, coring adalah metode NDT yang umum digunakan untuk mengambil sample dengan melubangi elemen struktur beton dan menguji spesimen sample dari elemen struktur beton untuk menentukan sifat beton in-situ.

            Coring tentunya mengubah tampilan komponen struktur dan secara marginal mempengaruhi integritas strukturalnya. Namun jika dilakukan dengan benar, dilakukannya coring tidak mempengaruhi kemampuan layan elemen struktur tersebut dan dengan demikian tetap dianggap masuk kedalam katagori uji tidak merusak (Non destructive Testing/NDT).

            Beda Non-Destructive Test dengan Destructive Test

            Pengujian yang merusak (Destructive Testing, DT) mengeksplorasi mekanisme kegagalan untuk menentukan sifat mekanik material seperti kuat leleh, kuat tekan, kuat tarik, keuletan dan ketangguhan retak.

            Sedangkan metode NDT mengeksplorasi indikasi sifat tanpa mencapai kegagalan elemen struktur. Upaya secara ekstensif terus dilakukan untuk mengembangkan metode NDT sehingga semakin baik dalam mengindikasikan sifat mekanik, akustik, kimia, listrik, magnetik, dan fisik dari material atau elemen yang diuji.

            Metode NDT terus dikembangkan sebagai metode yang untuk menjawab kebutuhan untuk mendeteksi kerusakan secara dini sebagai bagian dari pencegahan kerusakan struktural.

            Penggunaan ekstensif NDT didorong oleh faktor ekonomi dan keselamatan. Dalam upaya pencegahan dini terjadinya kerusakan struktural, teknik-teknik pengujian in-site baru telah banyak ditemukan.

            Untuk semakin memungkinkan melakukan penilaian kinerja beton selama tahap konstruksi, tahap commissioning maupun dan pada masa layan struktur.

            Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan survei NDT adalah kedalaman penetrasi terhadap material atau elemen struktuyang diuji, resolusi vertikal dan lateral, kontras pada sifat fisik, rasio signal-to-noise dan informasi yang ada mengenai struktur (McCann & Forde, 2001).

            Pemahaman tentang sifat material dan isu utama yang terkait dengan penerapannya dalam bidang struktur menjadi sangat penting bagi keberhasilan metode NDT apapun. Langkah-langkah untuk memilih metode NDT yang memadai adalah sebagai berikut (Shull, 2002).

            • Memahami sifat fisik dari material yang diinspeksi
            • Memahami proses fisik dasar yang dari metode NDT yang diaplikasikan
            • Memahami sifat fisik interaksi antara probe alat uji dengan bahan uji
            • Memahami keterbatasan teknologi NDT yang diaplikasikan
            • Mempertimbangkan faktor ekonomi, lingkungan, peraturan dan faktor lainnya

            Ada berbagai metode NDT yang diaplikasikan dalam bidang rekayasa teknik sipil dan struktur. Dan sudah banyak pula literatur teknis mengenai NDT pada beton, namun hal penting untuk meningkatkan keakurasian interpretasi hasil NDT adalah kolaborasi antara insinyur sipil, peneliti NDT dan spesialis NDT.

            Reference:

            Untuk informasi tentang Jasa Pengujian Tanpa Rusak NDT Non destructive Testing, silahkan hubungi:

            PT Hesa Laras Cemerlang

            Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
            Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
            Email: kontak@hesa.co.id
            Telp: (021) 8404531
            Whatsapp Bussines :0812 9144 2210 atau 0811 888 9409
            or follow this link : https://linktr.ee/hesa.lc

            Pemodelan Struktur Dermaga dengan Midas Gen 2014 V2.1

            Pemodelan Struktur Dermaga dengan Midas Gen 2014 V2.1

            Dermaga dilengkapi dengan fasilitas rumah kontrol mesin dan conveyor. Beban mati akibat berat sendiri rangka baja, beban mati tambahan, dan 25% beban hidup diambil sebagai gaya yang bekerja pada fasilitas tersebut. Reaksi perletakan dari struktur fasilitas tersebut akan diaplikasikan sebagai beban ke struktur dermaga

            Artikel ini memaparkan pemodelan dan analisis struktur dermaga dengan menggunakan Midas Gen, mulai dari standard desain, tata letak geometri struktur, pendefinisian properti material, pendefinisian kondisi pembebanan dan kombinasi beban, Metode analisis, pemodelan struktur dan pembebanan dalam Midas Gen 2014 v2.1 dan deskripsi hasil analisis program.

            Ditulis Oleh : Heri Khoeri, Junaidi, Hilmi Zamakhsyari

            Untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang Pemodelan Struktur Dermaga dengan Midas Gen 2014 V2.1, silahkan unduh link berikut: Artikel Pemodelan Struktur Dermaga

            Jasa Pengujian, Audit, Analisis dan Desain Struktur (gedung, dermaga, jembatan, bendungan dan lainnya) call: 0218404531 atau email: kontak@hesa.co.id

            Untuk informasi tentang Jasa Pengujian, Audit, Analisis dan Desain Struktur (gedung, dermaga, jembatan, bendungan dan lainnya) silahkan hubungi:

            PT Hesa Laras Cemerlang

            Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
            Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
            Email: kontak@hesa.co.id
            Telp: (021) 8404531

            Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

            Tinggalkan Pesan

              Ultrasonic Pulse Velocity Test pada CLINKER GRINDING UNIT Kutai Kartanegara

              Ultrasonic Pulse Velocity Test pada CLINKER GRINDING UNIT Kutai Kartanegara

              Pengujian dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test, UPVT, PUNDIT PLUS merupakan salah satu pengujian tidak merusak – Nondestructive Test – yang dilakukan untuk mengetahui mutu struktur beton, dimana mutu beton diestimasi berdasarkan cepat rambat gelombang ultrasonic yang melalui struktur beton tersebut

              Ultrasonic Pulse Velocity Test pada Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara

              Ultrasonic Pulse Velocity Test pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
              Ultrasonic Pulse Velocity Test pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara

              UPVT dilakukan dengan metode Direct dan etode Indirect.

              yang dimaksud metode direct pada UPVT adalah metode uji dengan menempatkan transmitter dan receiver pada dua sisi yang berbeda. Seperti pada gambar berikut:

              Ultrasonic Pulse Velocity Test pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara 3
              UPVT dengan Direct Method

              Sedangkan yang dimaksud indirect pada UPVT adalah metode dengan menempatkan transmitter dan receimer pada satu sisi. Hal ini biasanya dilakukan karena tidak memungkinkan pengambilan data dengan metode direct. Contoh metode indirect seperti pada gambar berikut:

              UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
              UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
              UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
              UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara
              UPVT Indirect Metode pada Tunel dan Silo Clinker Grinding Unit Kutai Kartanegara

              Baca lebih lengkap tentang ultrasonic pulse velocity test pada artikel kami: Uji Mutu Dan Integritas Beton Ultrasonic dengan Pulse Velocity Test

              Untuk kebutuhan Survey, Pengujian, Analisis Geoteknik dan struktur baik itu Pengujian Non Destructive Test  maupun Destructive Test, silahkan hubungi:

              PT Hesa Laras Cemerlang

              Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
              Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
              Email: kontak@hesa.co.id
              Telp: (021) 8404531

              Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

              Tinggalkan Pesan

                Inspeksi Tanki dan Analisis Settlement Pondasi Tanki 1000 kL Cikarang, 2016

                Inspeksi Tanki dan Analisis Settlement Pondasi Tanki 1000 kL Cikarang, 2016

                Proyek Kawasan Inspeksi Tanki dan Analisis Settlement Pondasi Tanki 1000 kL milik PT SKI dengan lokasi di Kawasan industri MM2100 Cibitung-Bekasi, waktu pengerjaan Tahun 2016.

                Inspeksi Tanki dan Analisis Settlement Pondasi Tanki 1000 kL

                Dimensional Inspection dilakukan untuk mengetahui kelayakan teknis tanki berdasarkan code yang berlaku. Hal-hal yang diinspeksi dan toleransi yang diijinkan dalam inspeksi pada tank seperti yang diberikan pada gambar berikut:

                http://hesa.co.id//images/projects/Tanki_Ethanol_2016/5.jpg

                http://hesa.co.id//images/projects/Tanki_Ethanol_2016/6.jpg

                Inspeksi Tanki

                Dimensional inspection dilakukan dengan menggunakan alat total station dan autolevel, yang dilakukan baik dari dalam maupun dari luar tanki.

                 

                Inspeksi Tanki dan Analisis Settlement Pondasi Tanki 1000 kL

                Selain Dimensional Inspection dilakukan pula soil investigation dengan melakukan sondir (Cone Penetrometer Test, CPT), boring, Standard Penetration Test (SPT), Undisturbed Sampling (UDS), dan uji laboratorium mekanika tanah untuk mendapatkan index properties dan engineering properties dari tanah di sekitar lokasi tanki.

                Soil Test Inspeksi Tanki dan Analisis Settlement Pondasi Tanki 1000 kL

                Idealnya uji dilakukan pada tanah di bawah tanki, namun karena hal tersebut tidak memungkinkan, maka diambil pada area sedekat mungkin dengan pondasi tanki.

                Data tanah yang diperoleh akan dijadikan input dalam geotechnical analysis yang dalam hal ini adalah settlement analysis untuk memperkirakan kemungkinan penurunan tanah yang terjadi dan bagaimana dampaknya terhadap stabilitas struktur tanki.

                 

                http://hesa.co.id//images/projects/Tanki_Ethanol_2016/2.jpg

                Untuk analisis settlement digunakan MIDAS Soil Work, dengan gambaran visualisasi output seperti slide berikut:

                1234

                http://hesa.co.id//images/projects/Tanki_Ethanol_2016/7.jpg

                MESH GENERATION

                http://hesa.co.id//images/projects/Tanki_Ethanol_2016/11.jpg Selanjutnya untuk integritas tanki dilakukan uji vacum. Uji Vacum merupakan metoda test yang digunakan untuk mengecheck adanya kebocoran di area las-lasan plat dasar tanki adalah menggunakan kotak vakum yang merefer ke API 650 Para 5.3.6 dan 6.6.

                Alat yang digunakan adalah kotak sepanjang 750 mm dengan lebar 150 mm lengkap dengan kaca yang bisa melihat sambungan las-lasan, lap kering dan air sabun.

                Indikator tekanan vakum yang terbaca minimum adalah 3 psi / 2 kPa, dilakukan selama 5 detik untuk setiap las-lasan yang divakum. Overlap tiap pengetesan las-lasan adalah sepanjang 50 mm.

                Untuk informasi tentang Jasa Inspeksi,Pengujian, Audit, Analisis dan Desain Struktur (Gedung, Dermaga, Jembatan, Bendungan, Tanki dan lainnya) silahkan hubungi:

                PT Hesa Laras Cemerlang

                Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                Email: kontak@hesa.co.id
                Telp: (021) 8404531
                Mobile: 081291442210
                Whatsapp Bussines: 0811 888 9409 or click this link: https://linktr.ee/hesa.lc

                Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                Tinggalkan Pesan

                  Ultrasonic Testing – Pengujian Ultrasonik

                  Ultrasonic Testing – Pengujian Ultrasonik

                  Ultrasonic Testing (UT) merupakan bagian dari pengujian tanpa rusak, nondestructive test. Yang berkerjanya didasarkan pada propagasi gelombang ultrasonik terhadap obyek tertentu atau material yang diuji.

                  Dalam aplikasi UT yang paling umum, gelombang pulsa ultrasonik yang sangat pendek dengan frekuensi pusat mulai dari 0,1-15 MHz, dan kadang-kadang hingga 50 MHz, ditransmisikan ke dalam bahan untuk mendeteksi cacat internal atau untuk mengkarakterisasi material.

                  Contoh umum adalah pengukuran ketebalan ultrasonik, yang menguji ketebalan benda uji, misalnya, untuk memantau korosi pipa.

                  Pengujian ultrasonik sering dilakukan pada baja dan logam dan paduan lainnya, meskipun juga dapat digunakan pada beton, kayu dan komposit, meskipun dengan resolusi yang lebih rendah. Ini digunakan di banyak industri termasuk konstruksi baja dan aluminium, metalurgi, manufaktur, aerospace, otomotif dan sektor transportasi lainnya.

                  Secara umum, pengujian ultrasonik didasarkan pada penangkapan dan kuantifikasi gelombang pantul (pulse-echo) atau gelombang yang ditransmisikan (melalui transmisi). Masing-masing dari kedua jenis ini digunakan dalam aplikasi tertentu, namun pada umumnya, sistem pulse echo lebih berguna karena hanya memerlukan akses dari satu sisi ke objek yang diperiksa.

                  Prinsip dasar Ultrasonic Testing

                  Sistem inspeksi Ultrasonic Testing pulse-echo terdiri dari beberapa komponen alat, seperti pulser /receiver, transducer, dan perangkat display.

                  Ultrasonic principle

                  Sebuah pulser/ receiver adalah perangkat elektronik yang bisa menghasilkan pulse listrik tegangan tinggi. Didorong oleh pulser, transduser menghasilkan energi ultrasonik frekuensi tinggi. Energi suara merambat dan disebarkan melalui media dari obyek yang diperiksa  dalam bentuk gelombang.

                  Bila ada diskontinuitas, misalnya seperti retakan, di jalur rambatan gelombang, energi akan dipantulkan kembali dari permukaan yang cacat tersebut. Sinyal gelombang yang dipantulkan diubah menjadi sinyal listrik oleh transduser dan ditampilkan di layar.

                  Dengan mengetahui kecepatan gelombang dan waktu tempuh maka jarak tempuh sinyal dapat diketahui pula. Dari sinyal tersebut, informasi tentang lokasi reflektor, ukuran, orientasi dan fitur lainnya terkadang bisa didapat.

                  Untuk informasi tentang Jasa layanan Ultrasonic Testing dan Nondestructive Test lainnya, silahkan hubungi:

                  PT Hesa Laras Cemerlang

                  Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                  Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                  Email: kontak@hesa.co.id
                  Telp: (021) 8404531
                  Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

                  Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                  Tinggalkan Pesan

                    Cara Penyelidikan Tanah dengan Sondir

                    Cara Penyelidikan Tanah dengan Sondir

                    Sondir atau Cone Penetrometer Test atau CPT adalah suatu uji dengan melakukan penetrasi konus ke dalam tanah yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah tiap kedalaman tertentu berdasarkan parameter-parameter perlawanan tanah terhadap ujung konus dan hambatan akibat lekatan tanah dengan selubung konus.

                    Cara Penyelidikan Tanah dengan Sondir
                    Penyelidikan Tanah dengan Sondir di Ciracas Jakarta Timur

                    Cara Penyelidikan Tanah dengan Sondir

                    Dengan alat sondir (penetrasi quasi statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (q), perlawanan geser (fs), angka banding geser (Rf), dan geseran total tanah (T), yang dapat digunakan untuk interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari desain fondasi.

                    Pada bagan alir berikut digambarkan alur pengujian dengan sondir mulai dari persiapan, prosedur pengujian, pengulangan langkah-langkah pengujian, penyelesaian pengujian sampai dengan perhitungan hasil sondir dan penyajian grafik sondir.

                    http://hesa.co.id//images/Alur%20sondir.jpg

                    Downoad SNI 2827-2008 Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir

                    Untuk informasi tentang Konsultasi Soil Test dan layanan Jasa Engineering Survey, Analysis serta Moda Pengujian Struktur, silahkan hubungi:

                    PT Hesa Laras Cemerlang

                    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                    Email: kontak@hesa.co.id
                    Telp: (021) 8404531
                    Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

                    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                    Tinggalkan Pesan