Tingkat Kerusakan Dan Keamanan Bangunan Pasca Gempa terjadi, diklasifikasikan dalam 4 level, yang masing-masing level tersebut bisa diketahui dari apa saja sumber kerusakannya dan bagaimana tingkat resiko yang dihadapi oleh bangunan tersebut. Dan berdasarkan tingkat resiko tersebut, dapat dijadikan bekal untuk memutuskan apakah sebuah bangunan masih layak untuk dipertahankan dan dipergunakan seda kala, dengan perbaikan besar atau kecil dan yang paling ekstrem; bangunan harus diruntuhkan karena sudah tidak layak lagi secara keamanan dan kenyamanan,
Gempa Bumi adalah salah satu gejala alam yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi dan berapa besar gempa tersebut, pada umumnya gempa terjadi pada pertemuan dua buah lempeng tetapi lokasi yang tepat sulit diprediksi.
Gempa tidak dapat dicegah dan dapat menyebabkan dampak bagi manusia seperti kematian, kerusakan pada bangunan rumah tinggal, fasilitas umum, dll.
Pengalaman dari gempa besar yang terjadi di Indonesia, Nangroe Aceh Darussalam (2004), Daerah Istimewa Yogyakarta (2006), Lombok (2018) dan Palu (2018), di mana gempa besar yang terjadi diikuti gempa-gempa susulan, dan beberapa kejadian keruntuhan terjadi pada gempa susulan.
Apabila terjadi gempa kuat ada potensi sambungan balok kolom akan berperilaku sendi plastis (plastic joints). Dengan adanya sendi plastis, maka ujung kolom dapat berputar relatif, sehinga pada kolom akan terjadi sedikit kemiringan. Jika gempa masih berlanjut maka kemiringan akan semakin besar dan akan berakibat terjadinya keruntuhan.
Gambar 6 Ilustrasi struktur masih dalam kondisi elastis dan tidak terjadi drift permanen pasca gempa
Gambar 7 Ilustrasi terbentuknya sendi plastis dan terjadi drift permanen pada struktur pasca gempa
Tingkat Kerusakan Dan Keamanan Bangunan Pasca Gempa dapat diklasifikasikan secara general sebagai berikut:
1. Parah
Struktur mengalami drift (pergeseran/ lendutan lateral) permanen yang besar, kekakuan dan kekuatan struktur tinggal sedikit yang tersisa. Terlihat retakan-retakan besar pada struktur, terutama pada posisi dekat sambungan kolom dan balok. System dan komponen non struktural seperti dinding pengisi, parapet, partisi, mekanikal dan elkektrikal mengalami kerusakan hampir menyeluruh. Walaupun kolom dan struktur masih berdiri dan belum runtuh, adanya gempa susulan sangat mungkin menyebabkan terjadinya keruntuhan. Pada kondisi ini bangunan tidak dapat dipergunakan lagi, sebaiknya segera diruntuhkan.
2. Sedang
Struktur masih memiliki kekuatan dan kekakuan yang tersisa di semua lantainya walaupun terjadi beberapa drift permanen (pergeseran/ lendutan lateral), ditemukan retak-retak struktur pada elemen pelat, balok, kolom dan dinding geser, namun masih mampu berfungsi sebagai elemen penahan gravitasi. Terjadi kerusakan yang banyak pada system dan komponen non struktural seperti dinding pengisi, parapet, partisi, mekanikal dan elektrikal namun tidak menimbulkan potensi bahaya runtuhan. Adanya gempa susulan dengan skala lebih kecil masih berpotensi menaikkan level kerusakan dan kemananan. Bangunan dapat diperbaiki secara teknis dan dapat ditempati kembali setelah selesai perbaikan namun mungkin secara ekonomis menjadi tidak layak.
3. Ringan
Tidak terjadi drift (pergeseran/ lendutan lateral) permanen. Tidak terjadi perlemahan kekuatan dan kekakuan struktur secara substansial. Terjadi retak-retak kecil pada elemen struktural dan juga elemen non struktural seperti fasad, partisi, dan langit-langit. Elevator dan fire protection (jika ada) masih berfungsi. Kerusakan yang ada sifatnya minor dan perbaikannya dapat dilakukan tanpa mengganggu pemakai bangunan. Bangunan pada level ini hampir langsung dapat dipakai setelah kejadian gempa.
4. Sangat Ringan
Tidak terjadi drift permanen (pergeseran/ lendutan lateral). Tidak terjadi perlemahan kekuatan dan kekakuan struktur yang ditandai dengan tidak ditemukannya retak struktur. Terjadi retak-retak kecil pada elemen non struktural seperti fasad, partisi, dan langit-langit. Semua sistem untuk operasionalisasi bangunan masih berfungsi normal. Bangunan tetap dapat beroperasi langsung setelah gempa terjadi, karena elemen struktur utama tidak mengalami kerusakan sama sekali dan elemen non-struktur hanya mengalami kerusakan sangat kecil sehingga tidak menjadi masalah.
Ilustrasi gambar di bawah menggambarkan komponen struktur (yang di garis bawah merah) dan non struktur.
Intinya selama tidak terjadi kerusakan pada elemen struktur, maka bangunan masih dalam level aman, walaupun terjadi banyak kerusakan pada elemen non struktur. Dan pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri secara visual oleh pengguna bangunan untuk memastikan keamanan dan tindak lanjut penanganan bangunannya (Heri Khoeri 14/10/2018)
Untuk jasa layanan konsultansi pemerikasaan struktur bangunan pasca gempa secara lebih detail dapat menghubungi kami melalui:
PT Hesa Laras Cemerlang
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Mobile : 081291442210
Whatsapp Bussines :0811 888 9409 or click this link :https://linktr.ee/hesa.lc
Atau tinggalkan pesan dibawah ini:
Tinggalkan Pesan