Uji Retak Beton dengan UPV Test

Uji Retak Beton dengan UPV Test

Uji retak beton menggunakan UPV Test (Ultrasonic Pulse Velocity Test) adalah metode pengujian tanpa rusak NDT yang efisien, efektif dan tidak merusak dan mebahayakan bangunan. UPV  Test dilaksanakan dengan menggunakan alat PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester) yang bekerja dengan mengukur  waktu tempuh gelombang ultrasonic yang bergerak dalam struktur beton yang diuji.

Pemeriksaan retak Bangunan Dengan UPV
Pemeriksaan retak bangunan akibat gempa dengan menggunakan UPV Test

Pengukuran Kedalaman dan Uji Retak Beton

Gelombang ultrasonik disalurkan dari transmitter transducer yang ditempatkan dipermukaan beton melalui material beton menuju receiver transducer dan waktu tempuh gelombang tersebut diukur oleh Read-Out unit PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester) dalam m detik.

Kedua transducer tersebut dapat ditempatkan secara directsemi direct atau indirect. Karena jarak antara kedua transducer ini telah diketahui, maka kecepatan gelombang ultrasonik dalam material beton dapat dihitung, yaitu tebal beton dibagi dengan waktu tempuh.

Peralatan yang digunakan untuk Uji Retak Beton dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test ini terdiri dari :

  1. Satu buah Read-out Unit PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester)
  2. Dua buah Transducer 54 Hz (masing-masing sebagai transmitter dan receiver).
  3. Satu buah Calibration Bar serta kabel-kabel dan connector

Alat untuk melakukan UPVT seperti pada gambar berikut:

Alat Uji retak Beton Proceq Pundit

Ultrasonic Pulse Velocity Test dilaksanakan berdasarkan (BS 1881-203; ASTM C597). Pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:

  • Direct Method yaitu transmitter dan receiver berada pada dua permukaan yang paralel.
  • Semi-direct Method, yaitu transmitter dan receiver berada pada dua permukaan yang saling tegak lurus.
  • Indirect Method dimana kedua transducer berada pada permukaan yang sama.

Seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22045935_519850658351709_5529683970140640993_n.jpg?oh=611cf87d0413c41824dd6e908715cbdf&oe=5A7C7C98

Untuk estimasi kedalaman keretakan metode yang digunakan adalah Indirect Method yang digunakan untuk mengukur waktu perambatan gelombang dari transmitter ke receiver pada satu bidang permukaan yang mana bila melewati garis keretakan terjadi loncatan waktu.

Untuk mengetahui kedalaman keretakan dilakukan 2 (dua) kali pengukuran rambatan gelombang. Yang pertama adalah transmitter dan receiver diletakan berseberangan dalam satu bidang permukaan dengan jarak yang sama dari garis keretakan permukaan, yaitu pada jarak X1, dan selanjutnya pada jarak X2. Ilustrasi pengukuran seperti pada gambar berikut:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22049983_519850688351706_2380400001767178139_n.jpg?oh=58db85d0a21a5b63db4df93fd81a931a&oe=5A665875

Maka kedalaman retak dapat dihitung dengan persamaan berikut:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22008000_519850728351702_4435995897187095707_n.jpg?oh=f6d30eea5cee31a1226790fff5697af0&oe=5A78CC29

Dimana:

X1 = jarak antar tranducer (transmitter dan receiver) pada pengukuran pertama

X2 = jarak antar tranducer (transmitter dan receiver) pada pengukuran kedua

t1 = waktu yang perambatan gelombang dari transmitter ke receiver pada pengamatan pertama

t2 = waktu yang perambatan gelombang dari transmitter ke receiver pada pengamatan kedua

Jika pada pengukuran pertama jarak antara posisi retak dengan transmitter adalah b, dan jarak antara receiver dengan posisi retak juga b dengan arah yang berlawanan, maka X1 = 2b.

Selanjtnya jika pada pengukuran kedua jarak antara posisi retak dengan transmitter adalah 2b, dan jarak antara receiver dengan posisi retak juga 2b dengan arah yang berlawanan, maka X2 = 4b. Maka ilustrasi pengukuran dapat digambarkan menjadi:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22046957_519850768351698_7532917701923540594_n.jpg?oh=1a3041e8bfd50b06699fc300174a5929&oe=5A7670A2

Dan persamaan (1) diatas akan menjadi:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22007377_519850805018361_2163995048346540039_n.jpg?oh=b3a77f53c98aeb0c714d5c2a17c9327a&oe=5A67492A

Pengukuran dengan menggunakan  “Proceq Pundit Lab plus” dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/22049800_519850835018358_7734235670188630380_n.jpg?oh=916cc4baacf946bbb446c697006ac17d&oe=5A86CDBC

Contoh Pelaksanaan pengukuran kedalaman retak, seperti pada photo dokumentasi kegiatan HESA sebagai berikut:

Uji Retak Beton dan Deteksi Kedalaman Retak dengan UPV Test
 
Metode Uji Retak Beton dan Deteksi Kedalaman Retak dengan UPV Test

 

Untul solusi pengecekan retak beton, anda dapat menghubungi kami melalui :

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0811 888 9409

Survey Penentuan Posisi dengan GPS Geodetic

Survey Penentuan Posisi dengan GPS Geodetic

Survei penentuan posisi dengan menggunakan pengamatan satelit GPS (survei GPS) adalah proses penentuan koordinat sejumlah titik terhadap beberapa titik yang diketahui koordinatnya, dengan metode penentuan posisi diferensial serta data pengamatan fase sinyal GPS.

Survey GPS Geodetic

Survey GPS Geodetic

Jaring titik kontrol geodetik orde-00 s/d orde-3 dan orde 4 (GPS) dibangun dengan berbasiskan pada pengamatan satelit GPS. Untuk jaring kontrol orde-0 s/d orde-3 dan orde 4 (GPS), pengadaannya dilakukan dengan menggunakan metode survei GPS.

Karena pentingnya sistem satelit GPS dalam pengadaan jaring titik kontrol di Indonesia, berikut ini akan dijelaskan secara umum sistem GPS ini berikut metode survei GPS dan mekanisme pelaksanaannya.

Sekilas tentang GPS

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan.

Pada saat ini, sistem GPS sudah sangat banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi.

Pada dasarnya GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa (space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari station-station pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS. Ketiga segment GPS ini digambarkan secara skematik di Gambar berikut:

Sistem penentuan Posisi Global GPS

  Gambar Sistem Penentuan Posisi Global, GPS

Setiap satelit GPS secara kontinu memancarkan sinyal-sinyal gelombang pada 2 frekuensi L-band yang dinamakan L1 and L2. Sinyal L1 berfrekuensi 1575.42 MHz dan sinyal L2 berfrekuensi 1227.60 MHz.

Sinyal L1 membawa 2 buah kode biner yang dinamakan kode-P (P-code, Precise or Private code) dan kode-C/A (C/A-code, Clear Access or Coarse Acquisation), sedangkan sinyal L2 hanya membawa kode-C/A. Perlu dicatat bahwa pada saat ini kode-P telah dirubah menjadi kode-Y yang strukturnya dirahasiakan untuk umum.

Dengan mengamati sinyal-sinyal dari satelit dalam jumlah dan waktu yang cukup, seseorang kemudian dapat memrosesnya untuk mendapatkan informasi mengenai posisi, kecepatan, dan waktu, ataupun parameter-parameter turunannya.

Survey Topografi dan Pemetaan Situasi Perencanaan Perkuatan Talud Saluran 600 (3)

Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi tiga dimensi (X,Y,Z ataupun L,B,h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) 1984.

Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning).

Posisi titik dapat ditentukan dengan menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi dengan menggunakan metode absolute (point) positioning, ataupun terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (monitor station) dengan menggunakan metode differential (relative) positioning yang menggunakan minimal dua receiver GPS, yang menghasilkan ketelitian posisi yang relatif lebih tinggi.

GPS dapat memberikan posisi secara instan (real-time) ataupun sesudah pengamatan setelah data pengamatannya di proses secara lebih ekstensif (post processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik. Secara umum kategorisasi metode dan sistem penentuan posisi dengan GPS ditunjukkan pada Gambar berikut.

 

Gambar Metode dan sistem penentuan posisi dengan GPS [Langley, 1998]

Karakteristik survei GPS

Survei  penentuan posisi dengan pengamatan satelit GPS (survei GPS) secara umum dapat didefinisikan sebagai  proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap beberapa buah titik yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode penentuan posisi diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier phase) dari sinyal GPS.

Pada survey GPS geodetic, pengamatan GPS dengan selang waktu tertentu dilakukan baseline per baseline dalam suatu jaringan dari titik-titik yang akan ditentukan posisinya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.

 

Gambar Penentuan posisi titik-titik dengan metode survei GPS

Patut dicatat di sini bahwa seandainya lebih dari dua receiver GPS yang digunakan, maka pada satu sesi pengamatan (observing session) dapat diamati lebih dari satu baseline sekaligus. Secara skematik proses perhitungan koordinat titik-titik dalam jaringan GPS dapat ditunjukkan seperti pada Gambar berikut.

 

Gambar Diagram alir perhitungan koordinat titik-titik jaringan GPS

Dalam hal ini metode penentuan posisi diferensial dengan data fase digunakan untuk menentukan vektor (dX,dY,dZ) dari setiap baseline yang diamati. Penentuan vektor baseline ini umumnya dilakukan dengan metode hitung perataan kuadrat terkecil (least squares adjustment).

Tahapan pelaksanaan Survey GPS Geodetic

Proses pelaksanaan suatu survey GPS geodetic oleh suatu kontraktor (pelaksana), secara umum akan meliputi tahapan-tahapan : perencanaan dan persiapan, pengamatan (pengumpulan data), pengolahan data, dan pelaporan, seperti yang digambarkan secara skematik pada gambar berikut.

 

Gambar Tahapan umum pelaksanaan suatu survei GPS

Patut ditekankan disini bahwa tingkat kesuksesan pelaksanaan suatu survei GPS geodetic akan sangat tergantung dengan tingkat kesuksesan pelaksanaan setiap tahapan pekerjaannya. Di antara tahapan-tahapan tersebut, tahap perencanaan dan persiapan adalah suatu tahap yang sangat menentukan, dan perlu dilakukan secara baik, sistematis, dan menyeluruh.

Kontrol Kualitas Pengamatan

Strategi pengamatan suatu jaringan GPS, disamping harus optimal dipandang dari segi ketelitian, biaya, dan waktu, juga harus mengandung secara implisit suatu mekanisme kontrol kualitas.

Dalam hal ini, ada beberapa strategi pengamatan yang dapat digunakan untuk mengontrol kualitas data pengamatan yaitu antara lain :

  • Penggunaan hanya baseline-baseline bebas (non-trivial) yang membentuk suatu jaringan (kerangka) yang tertutup;
  • Pengamatan beberapa baseline dalam suatu loop tertutup yang relatif tidak terlalu besar;
  • Pengamatan suatu baseline dua kali pada beberapa sesi pengamatan yang berbeda (common baseline). Ini dilakukan biasanya pada baseline yang panjang dan pada baseline-baseline yang konektivitasnya pada suatu titik kurang kuat; dan
  • Penggunaan beberapa titik ikat yang tersebar secara baik dalam jaringan.

Keempat strategi di atas umumnya diterapkan secara simultan dalam pengamatan suatu jaringan GPS, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

 

Gambar Strategi-strategi pengontrolan kualitas pengamatan

Pengolahan Baseline

Pengolahan baseline pada dasarnya bertujuan menghitung vektor baseline (dX,dY,dZ) menggunakan data fase sinyal GPS yang dikumpulkan pada dua titik ujung dari baseline yang bersangkutan, yang diilustrasikan pada gambar berikut:

 

Gambar Pengolahan data baseline GPS

Pengolahan data baseline GPS

Pada survey GPS geodetic, pengolahan baseline umumnya dilakukan secara beranting satu persatu (single baseline) dari baseline ke baseline, dimulai dari suatu tetap yang telah diketahui koordinatnya, sehingga membentuk suatu jaringan yang tertutup. Tapi perlu juga dicatat di sini bahwa pengolahan baseline dapat dilakukan secara sesi per sesi pengamatan, dimana satu sesi terdiri dari beberapa baseline (single session, multi baseline).

Pada proses pengestimasian vektor baseline, data fase double-difference digunakan. Meskipun begitu biasanya data pseudorange juga digunakan oleh perangkat lunak pengolahan baseline sebagai data pembantu dalam beberapa hal seperti penentuan koordinat pendekatan, sinkronisasi waktu kedua receiver GPS yang digunakan, dan pendeksian cycle slips. Secara skematik, tahapan perhitungan suatu (vektor) baseline ditunjukkan pada Gambar.

 

Gambar Tahapan perhitungan suatu baseline GPS

Transformasi Datum dan Koordinat

Koordinat titik-titik yang didapatkan dari hitung perataan jaringan GPS adalah koordinat kartesian tiga-dimensi (X,Y,Z) dalam datum WGS 1984. Seandainya pengguna menginginkan koordinat titik-titik tersebut dalam datum dan sistem koordinat lainnya yang berbeda, maka diperlukan suatu proses  transformasi datum dan koordinat. Berkaitan dengan pentransformasian koordinat titik-titik GPS ini, jenis transformasi yang umum diperlukan dapat ditunjukkan pada Gambar berikut.

 

Transformasi koordinat titik GPS

Pelaporan

Standar laporan yang akan disampaikan adalah sebagai berikut:

Referensi: SNI 19-6724-2002: Jaring kontrol horizontal

Download selengkapnya SNI 19-6724-2002: Jaring kontrol horizontal

Untuk informasi tentang layanan Survey GPS Geodetic atau  Jasa survey pengukuran dan pemetaan topography lainnya, silahkan hubungi:

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531

Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

Tinggalkan Pesan

    Analisis Struktur Rangka Batang dengan Metode Elemen Hingga

    Analisis Struktur Rangka Batang dengan Metode Elemen Hingga

    Metode elemen hingga adalah metode numerik untuk penyelesaian masalah engineering dan matematika fisika.

    Masalah dalam rekayasa engineering dan matematika fisika yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode elemen hingga meliputi analisis struktur, perpindahan panas, aliran fluida, transportasi massa, dan potensial elektromagnetik.

    Analisis Struktur Rangka Batang dengan Metode Elemen Hingga

    Metode Elemen Hingga sebagai Alternatif Solusi

    Untuk masalah bentuk geometri yang rumit, beban, dan sifat material yang komplek, sangat sulit untuk mendapatkan penyelesaian dengan solusi analitis matematika secara eksak.

    Solusi analitis umumnya memerlukan pemecahan persamaan diferensial biasa atau persamaan diferensial parsial, tentunya untuk geometri, beban, dan sifat material yang rumit dan komplek sulit untuk diperoleh. Oleh karena itu diperlukan metode numerik, seperti metode elemen hingga, untuk mendapatkan pemecahan masalah.

    Formulasi elemen hingga lebih mengandalkan pemecahan masalah dengan menyelesaikan sistem persamaan aljabar secara simultan, dibandingkan melalui pemecahan persamaan diferensial.

    Dengan penyelesaian numeric metode elemen hingga akan diperoleh nilai perkiraan dari variable yang tidak diketahui pada lokasi tertentu dalam suatu sistem kontinum.

    Pemecahan dengan metode elemen hingga adalah dengan membagi suatu benda atau struktur menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (elemen hingga) yang saling terhubungkan oleh nodal atau garis batas atau permukaan yang disebut diskritisasi.

    Dalam metode elemen hingga, pemecahan masalah tidak dilakukan langsung dalam satu operasi, namun dengan membuat persamaan keseimbangan untuk setiap elemen yang kemudian digabungkan untuk mendapatkan pemecahan dari seluruh sistem.

    Anda bisa mendapatkan modul yang lebih lengkap sesuai dengan tema yang ada di artikel ini dengan mengunduh materi berikut ini Full Modul: Analisis Struktur Rangka Batang dengan Metode Elemen Hingga

    Untuk informasi tentang Untuk jasa pengujian, audit analisis dan disain struktur, silahkan hubungi:

    PT Hesa Laras Cemerlang

    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
    Email: kontak@hesa.co.id
    Telp: (021) 8404531

    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

    Tinggalkan Pesan

      Penyelidikan Tanah di Lapangan | Rekayasa Geoteknik

      Penyelidikan Tanah di Lapangan | Rekayasa Geoteknik

      Penyelidikan tanah di lapangan adalah proses sistematis untuk mengumpulkan dan mencatat semua data yang diperlukan yang akan dibutuhkan atau akan membantu dalam proses desain dan konstruksi, terkait dengan lapisan tanah di bawah lokasi yang diselidiki dengan tujuan untuk :
      – mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk proyek
      – mengidentifikasi keekonomian desain pondasi
      – mengidentifikasi kesulitan yang mungkin timbul selama proses konstruksi
      – mengidentifikasi penyebab semua perubahan kondisi lapisan tanah.

      Kegunaan Penyelidikan Tanah di Lapangan

      Kegunaan Rekayasa Geoteknik pada proyek konstruksi adalah untuk melakukan evaluasi atas sifat-sifat dasar dari material tanah, baik yang ada di permukaan maupun yang dibawah permukaan bumi, hal ini dilakukan sebelum proyek konstruksi dimulai.

      Pengeboran tanah dilakukan untuk mendapatkan drilling log stratifikasi tanah, pengambilan sampel tanah tak terganggu (undisturb sampling) dan pengujian Standard Penetration Test (SPT), untuk mendapatkan daya dukung tanah dan properti tanah — at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

      Evaluasi tersebut dijalankan dengan menyelidiki kondisi dan material yang ada di atas dan di bawah permukaan, menentukan sifat fisik dan kimia material bumi, mengevaluasi stabilitas lereng dan endapan tanah, serta menilai risiko yang ditimbulkan oleh kondisi tapak, desain fondasi, serta, memantau kondisi tapak dan konstruksi pondasi.

      Penyelidikan Tanah pada Rencana Pengembangan Terminal II Bandara Soekarno Hatta 11
      Penyelidikan Tanah di Lokasi Rencana Pengembangan Terminal II Bandara Soekarno Hatta

      Setelah rancangan struktur dan kebutuhan pembangunan ditentukan, tahap selanjutnya adalah: Penyelidikan Tanah di Lapangan.
      Selama fase ini, tanah, batuan, distribusi patahan dan kandungan batuan dasar di dalam tanah yang letaknya ada di bawah lokasi rencana konstruksi diperiksa agar dapat ditentukan sifat teknisnya.

      Penyelidikan Tanah di Lokasi Rencana Pengembangan Terminal II
      Sondir, Cone Penetrometer Test, at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

      Sejumlah tes dapat dilakukan dalam investigasi tanah di lapangan, diantaranya adalah Sondir, standard penetration test (SPT), cone penetration tests (CPT), CPT seismic, CPT resistivity dan test geofisika lainnya.

      Pengeboran tanah dilakukan untuk mendapatkan drilling log stratifikasi tanah, pengambilan sampel tanah tak terganggu (undisturb sampling) dan pengujian Standard Penetration Test (SPT), untuk mendapatkan daya dukung tanah dan properti tanah — at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

      Pengeboran tanah dilakukan untuk mendapatkan drilling log stratifikasi tanah, pengambilan sampel tanah tak terganggu (undisturb sampling) dan pengujian Standard Penetration Test (SPT), untuk mendapatkan daya dukung tanah dan properti tanah

      Pengeboran tanah at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

      Standar Penetration Test (SPT) adalah suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui, baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan.

      Sample UDS (undisturb sample) selanjutnya dibawa ke laboratorium mekanika tanah untuk dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui index properties dan engineering properties.

      Sample UDS (undisturb sample) yang selanjutnya dibawa ke laboratorium mekanika tanah untuk dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui index properties dan engineering properties — at Bandara Internasional Soekarno Hatta.

      Sedangkan Sondir adalah suatu uji tanah yang dilakukan dengan cara melakukan penetrasi konus ke dalam tanah yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah tiap kedalaman tertentu berdasarkan parameter-parameter perlawanan tanah terhadap ujung konus dan hambatan akibat lekatan tanah dengan selubung konus.

      Parameter tersebut berupa perlawanan konus (q), perlawanan geser (fs), angka banding geser (Rf), dan geseran total tanah (T), yang dapat digunakan untuk interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari desain fondasi.

      Sondir biasa disebut juga dengan Cone Penetrometer Test (CPT) dilakukan dengan menggunakan alat sondir yang biasa disebut penetrasi quasi statik.

      SNI pengujian Sondir dan SPT dapat di click di Link berikut:

      Download SNI 2827-2008 Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir

      Download SNI 4153:2008, Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT

       

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531
      Whatsapp Bussiness : 0812 9144 2210 atau  0811 888 9409

      Klik tombol whatsapp dibawah ini, untuk bicara dengan CS kami:

      Uji Korosi Tulangan Beton Resistivity Canin+

      Uji Korosi Tulangan Beton Resistivity Canin+

      Uji korosi tulangan beton merupakan salah satu bagian yang harus dilaksanakan oleh pemeriksa lapangan dalam pekerjaan audit building untuk memetakan kerusakan yang sudah terjadi dan potensi kerusakan yang kemungkinan besar akan terjadi.

      Half Cell Potential Test untuk Uji Korosi Tulangan Beton

      Salah satu metode NDT adalah uji korosi tulangan dalam beton dengan menggunakan prinsip half cell potential dengan alat keluaran proceq yaitu CANIN+ (corrosion analysis).

      http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/Resistivity-1.jpg

      CANIN+ dengan batang half-cell mengukur potensi korosi pada tulangan baja di dalam beton baja mengacu pada metode yang dijelaskan dalam berbagai standar (misalnya ASTM C876-91).

      http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/Alat%20Uji%20Resistivity%20Canin.jpg

      Skematik alat seperti pada gambar berikut:

      http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/canin%20equipment3.jpg

      Metode Pengukuran Canin+ untuk Uji Korosi Tulangan Beton

      Untuk mengukur voltase ini, perlu menghubungkan kabel ground ke bagian yang terbuka dari tulangan baja di dalam beton. Pembacaan dilakukan dengan menempelkan batang half-cell pada permukaan beton yang sudah diberi tanda misalkan titik-titik dengan grid berjarak tertentu. Hasil pembacaan akan ditampilkan pada unit display sebagai grafik beda potensial.

      Prinsip Pengukuran Resistivitas pada Canin+ untuk Memperkirakan Potensi Korosi Tulangan dalam Beton

      CANIN + dengan probe resistivitas mengukur tahanan (resistivity) listrik pada beton sesuai dengan prinsip Wenner. Gambar di bawah menunjukkan secara skematik prinsip pengukuran resistivitas dan rumus yang digunakan oleh instrumen untuk menghitung dan menampilkan nilai resisitivitas.

      http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/Prinsip%20konfigurasi%20wenner%20pembacaan%20resistivitas.jpg

      Photo dokumentasi di bawah ini menunjukkan cara pengukuran Canin+ untuk mengetahui potensi korosi pada tulangan dalam beton.

      Uji Resistivity Canin untuk Uji Korosi Tulangan dalam Beton

      Pengolahan data selanjutnya dilakukan pada PC dengan bantuan software ProVista, yang memberikan dasar untuk interpretasi penilaian potensi korosi yang terjadi pada tulangan di dalam beton.

      Output pembacaan seperti pada tabel berikut:

      http://hesa.co.id//images/Services/Uji_Korosi/Pembacaan%20Uji%20Resistivity.jpg

      Untuk jasa pengujian ultrasonic testing, ultrasonic thickness test, uji korosi, analisis laju korosi dan analisis life time (masa layan) struktur dapat menghubungi kami di 0218404531 atau email: kontak@hesa.co.idPT. HESA Laras Cemerlanghttp://hesa.co.id//

      Untuk informasi tentang Uji Korosi Tulangan dalam Beton dan layanan Jasa NDT lainnya, silahkan hubungi:

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531
      Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : Hesa Admin

      Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

      Tinggalkan Pesan

        Uji Korosi Struktur Baja

        Uji Korosi Struktur Baja

        Pengendalian Pemantauan dan Uji Korosi pada Struktur Baja

        Korosi yang terjadi pada struktur baja merupakan proses kerusakan pada sifat material logam akibat terjadinya reaksi elekrokimia karena interaksi logam dengan lingkungan. Pada elemen struktur umumnya korosi ini tidak dapat dicegah sepenuhnya, karena sangat sulit dan tentunya mahal untuk dapat memproteksi secara keseluruhan dan permanen suatu elemen struktur dari serangan korosi.

        Pengendalian Pemantauan dan Uji Korosi pada Struktur Baja

        Manfaat Uji Korosi Struktur Baja

        Namun upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan memantau tingkat korosi pada elemen struktur tetap diperlukan untuk menghindarkan terjadinya kegagalan struktur akibat korosi pada masa layan struktur.

        Perencanaan proteksi atau pengendalian korosi dilakukan dengan memberikan proteksi kepada komponen struktur sehingga terlindung dari korosi dalam rentang waktu tertentu, dan memperbaharuinya secara berkala selama umur rencana struktur.

        Tujuan Uji Korosi Struktur Baja

        Perencanaan pengendalian korosi bertujuan mengatur laju korosi, dengan metode tertentu sehingga perkembangannya diprediksi tetap berada dalam batas tertentu yang tidak mengakibatkan struktur dibawah kapasitas layannya selama umur rencana.

        Upaya pemantauan korosi dan uji korosi bertujuan untuk memantau tingkat korosi agar tidak melebihi batas yang diijinkan yang dapat mengakibatkan kegagalan struktur akibat penurunan kapasitasnya.

        Kegagalan salah satu dari aspek-aspek pengendalian korosi ini dapat menyababkan struktur mengalami kegagalan dini struktur.

        Pengendalian Korosi

        Proteksi terhadap korosi atau lebih tepat disebut pengendalian terhadap korosi dapat digolongkan menjadi empat golongan besar yaitu :

        • Dengan mengubah jenis logam dan desain
        • Dengan mengubah media korosif
        • Dengan cara mengubah potensial (tegangan)
        • Dengan pelapisan permukaan.

        Cara pengendalian diatas bertujuan untuk menghambat laju korosi sehingga diharapkan umur logamnya menjadi lebih lama, penghematan pemakaian bahan, yang pada akhirnya akan menurunkan biaya-biaya pemeliharaan yang disebabkan oleh masalah-masalah korosi.

        Pemantauan Korosi pada struktur Baja

        Pemantauan korosi yang terjadi pada struktur baja dilakukan untuk memastikan bahwa korosi yang terjadi tidak membahayakan struktur, atau mengakibatkan kegagalan struktur.

        Untuk mengetahui prosentase korosi yang terjadi dapat dilakukan uji korosi dengan mengukur ketebalan profil baja yang belum terkorosi, dengan ultrasonic testing.

        http://hesa.co.id//images/Audit-Struktur-Ware-House-Taisho-Pharmaceutical-Indonesia/ultrasonic_testing/Ultrasonic%20Thickness-3.jpg

        Ultrasonic Testing (UT) menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi (biasanya berkisar antara 0,5 dan 15 MHz) untuk melakukan pemeriksaan dan melakukan pengukuran. Selain penggunaannya yang luas dalam aplikasi teknik (seperti deteksi dan evaluasi cacat, pengukuran dimensi, karakterisasi material, dan lain-lain).

        Secara umum, pengujian ultrasonik didasarkan pada penangkapan dan kuantifikasi gelombang pantul pulse-echo atau gelombang yang ditransmisikan (melalui transmisi).

        Masing-masing dari kedua jenis ini digunakan dalam aplikasi tertentu, namun pada umumnya, sistem pulse echo lebih useful karena hanya memerlukan akses dari satu sisi ke objek yang diperiksa.

        Prinsip dasar Pengujian Ultrasonic

        http://hesa.co.id//images/Ultrasonic%20principle.jpg

        Sistem inspeksi UT pulse-echo terdiri dari beberapa komponen alat, seperti pulser atau receiver, transducer, dan perangkat display.

        Analisis struktur dilakukan dengan penampang profil yang terukur untuk mengetahui apakah rasio tegangan pada struktur masih memenuhi syarat yang diijinkan.

        Jika tidak memenuhi maka dilakukan perhitungan atau treatment tertentu untuk mengembalikan kapasitasnya. Jika penurunan kapasitasnya masih dalam batas yang diijinkan, selanjutnya dilakukan perhitungan dimensi minimum profil elemen struktur yang ditinjau yang menghasilkan rasio tegangan yang masih diijinkan.

        Dari dimensi minimum ini dan dari perkiraan laju kaorosi akan dapat juga diperkirakan sisa masa layan struktur.

        Untuk jasa ultrasonic testing, ultrasonic thickness test, uji korosi, analisis laju korosi dan analisis life time (masa layan) struktur dapat menghubungi kami di 0218404531 atau email: kontak@hesa.co.id, PT. HESA Laras Cemerlang, hesa.co.id

        PT Hesa Laras Cemerlang

        Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
        Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
        Email: kontak@hesa.co.id
        Telp: (021) 8404531
        Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210

        Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

        Tinggalkan Pesan

          Non-Destructive Test Beton

          Non-Destructive Test Beton

          Non-Destructive Test, pengujian tanpa merusak, saat ini keberadaanya semakin semakin banyak diterima dan diaplikasikan dalam rekayasa teknik sipil dan struktur, sebagai alat untuk mengevaluasi kekuatan, keseragaman, keawetan dan sifat-sifat lainnya dari struktur beton eksisting.

          Dasar-dasar metode NDT terus dieksplorasi baik kelebihan, kekurangan, metode  maupun interpretasi hasil ujinya. Metode Non-Destructive Test yang umum digunakan dalam rekayasa teknik sipil dan struktur diantaranya adalah :

          Rebar Scanner

          Pengujian ini sering disebut juga dengan Rebar Locator, karena sesuai fungsinya untuk mengetahui lokasi tulangan (rebar) atau juga banyak yang menyebutnya dengan Covermeter test. Pada prinsipnya pengujian NDT ini adalah sebuah pengujian yang dilakukan untuk mengukur tebal selimut beton, jarak antar tulangan dan besar diameter tulangan.

          Rebar scanning
          Rebar Locator on Pelindo
          Nondestructive Test Dermaga Pelabuhan Belawan 4
          Rebar scanning atau covermeter test untuk mengetahui posisi, dimensi dan kedalaman tulangan baja di dalam beton sekaligus mendapatkan visualisasinya — at Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan.

          Hammer Test

          Biasa juga disebut dengan Concrete Hammer Test atau Schmidt Hammer Test. Adalah suatu metode uji yang simpel dan nisbi praktis guna mengetahui bagaimana kualitas beton

          Hammer Test at Pelabuhan Belawan.
          Hammer Test at Pelabuhan Belawan.

          Impact Echo Test

          Melakukan benturan mekanis dengan bantuan ketukan palu atau lainnya,  sehingga dapat menghasilkan gelombang pada frekuensi 1-60 kHz dengan panjang gelombang dari 50 mm sampai 2000 mm yang merambat dalam suatu media selama media tersebut elastis homogen.

          IMPACT ECHO TEST

          Carbonation Test

          Tujuan carbonation test, uji karbonasi, adalah supaya dapat diketahui bagaimana kualitas selimut beton dalam melakukan perlindungan terhadap tulangan baja yang  di dalamnya. Karena, proses karbonasi menetralisir kondisi basa dalam beton. Jika selimut beton seluruhnya telah terkarbonasi mencapai tulangan baja di dalamnya, maka baja tulangan di dalamnya akan segera terkorosi ketika udara lembab dan oksigen mencapai tulangan.

          Carbonation Test
          Carbonation Test

          Pulse Echo Test

          Untuk menguji mutu serta integritas beton dengaan bantuan alat Pundit PL-200PE yang telah mendayagunakan Pulse Echo sebagai inovasi teknologi dalam meningkatkan kinerja aplikasi ultrasonik dalam hal obyek uji serta akses terhadap benda yang hanya terbatas di satu sisi

          Ultrasonic Pulse Velocity Test

          Proses pengujian beton dengan bantuan gelombang ultrasonik melalui alat  Read-out Unit PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester), Transducer 54 Hz, dan Calibration Bar.

          Half Cell Potencial Test

          Metode Half Cell bertujuan untuk mengindikasikan tingkat korosi dari tulangan yang berada di dalam beton. Metode ini memberi banyak keuntungan, sebab dengan hasil yang cukup akurat tapi biayanya relatif murah

          Half Cell Potential Test untuk Uji Korosi pada Inspeksi dan Audit Struktur Jembatan Citra Maja Raya
          Half Cell Potential Test untuk Uji Korosi pada Inspeksi dan Audit Struktur Jembatan Citra Maja Raya 3

          Brinell Test

          Adalah untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (speciment).

          http://hesa.co.id//images/Brinell6.jpg

          Loading Test

          Tujuannya supaya tahu apakah bagian struktur yang diuji masih dapat kuat menahan beban working load, beban kerja,  yang membebaninya atau tidak.
          Loading Test Jembatan Trimartani

          Core Drill

          Metode core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan

          Core Drill Dermaga Pomako Papua 2017
          Core Drill Dermaga Pomako Papua 2017

          Non-Destructive Test (NDT)

          NDT adalah suatu cara untuk memeriksa, menguji, atau mengevaluasi material atau elemen struktur tanpa merusak kemampuan layan dari suatu bagian atau sistem struktur.

          Tujuan Non destructive Testing adalah untuk menentukan kualitas dan integritas material atau elemen struktur tanpa mempengaruhi kemampuan untuk menjalankan fungsinya.

          Metode pengujian yang tidak mempengaruhi kegunaan suatu bagian atau sistem tetap dianggap tidak merusak bahkan jika mengandung tindakan invasif.

          Sebagai contoh, coring adalah metode NDT yang umum digunakan untuk mengambil sample dengan melubangi elemen struktur beton dan menguji spesimen sample dari elemen struktur beton untuk menentukan sifat beton in-situ.

          Coring tentunya mengubah tampilan komponen struktur dan secara marginal mempengaruhi integritas strukturalnya. Namun jika dilakukan dengan benar, dilakukannya coring tidak mempengaruhi kemampuan layan elemen struktur tersebut dan dengan demikian tetap dianggap masuk kedalam katagori uji tidak merusak (Non destructive Testing/NDT).

          Beda Non-Destructive Test dengan Destructive Test

          Pengujian yang merusak (Destructive Testing, DT) mengeksplorasi mekanisme kegagalan untuk menentukan sifat mekanik material seperti kuat leleh, kuat tekan, kuat tarik, keuletan dan ketangguhan retak.

          Sedangkan metode NDT mengeksplorasi indikasi sifat tanpa mencapai kegagalan elemen struktur. Upaya secara ekstensif terus dilakukan untuk mengembangkan metode NDT sehingga semakin baik dalam mengindikasikan sifat mekanik, akustik, kimia, listrik, magnetik, dan fisik dari material atau elemen yang diuji.

          Metode NDT terus dikembangkan sebagai metode yang untuk menjawab kebutuhan untuk mendeteksi kerusakan secara dini sebagai bagian dari pencegahan kerusakan struktural.

          Penggunaan ekstensif NDT didorong oleh faktor ekonomi dan keselamatan. Dalam upaya pencegahan dini terjadinya kerusakan struktural, teknik-teknik pengujian in-site baru telah banyak ditemukan.

          Untuk semakin memungkinkan melakukan penilaian kinerja beton selama tahap konstruksi, tahap commissioning maupun dan pada masa layan struktur.

          Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan survei NDT adalah kedalaman penetrasi terhadap material atau elemen struktuyang diuji, resolusi vertikal dan lateral, kontras pada sifat fisik, rasio signal-to-noise dan informasi yang ada mengenai struktur (McCann & Forde, 2001).

          Pemahaman tentang sifat material dan isu utama yang terkait dengan penerapannya dalam bidang struktur menjadi sangat penting bagi keberhasilan metode NDT apapun. Langkah-langkah untuk memilih metode NDT yang memadai adalah sebagai berikut (Shull, 2002).

          • Memahami sifat fisik dari material yang diinspeksi
          • Memahami proses fisik dasar yang dari metode NDT yang diaplikasikan
          • Memahami sifat fisik interaksi antara probe alat uji dengan bahan uji
          • Memahami keterbatasan teknologi NDT yang diaplikasikan
          • Mempertimbangkan faktor ekonomi, lingkungan, peraturan dan faktor lainnya

          Ada berbagai metode NDT yang diaplikasikan dalam bidang rekayasa teknik sipil dan struktur. Dan sudah banyak pula literatur teknis mengenai NDT pada beton, namun hal penting untuk meningkatkan keakurasian interpretasi hasil NDT adalah kolaborasi antara insinyur sipil, peneliti NDT dan spesialis NDT.

          Reference:

          Untuk informasi tentang Jasa Pengujian Tanpa Rusak NDT Non destructive Testing, silahkan hubungi:

          PT Hesa Laras Cemerlang

          Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
          Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
          Email: kontak@hesa.co.id
          Telp: (021) 8404531
          Whatsapp Bussines :0812 9144 2210 atau 0811 888 9409
          or follow this link : https://linktr.ee/hesa.lc

          Pemodelan Struktur Dermaga dengan Midas Gen 2014 V2.1

          Pemodelan Struktur Dermaga dengan Midas Gen 2014 V2.1

          Dermaga dilengkapi dengan fasilitas rumah kontrol mesin dan conveyor. Beban mati akibat berat sendiri rangka baja, beban mati tambahan, dan 25% beban hidup diambil sebagai gaya yang bekerja pada fasilitas tersebut. Reaksi perletakan dari struktur fasilitas tersebut akan diaplikasikan sebagai beban ke struktur dermaga

          Artikel ini memaparkan pemodelan dan analisis struktur dermaga dengan menggunakan Midas Gen, mulai dari standard desain, tata letak geometri struktur, pendefinisian properti material, pendefinisian kondisi pembebanan dan kombinasi beban, Metode analisis, pemodelan struktur dan pembebanan dalam Midas Gen 2014 v2.1 dan deskripsi hasil analisis program.

          Ditulis Oleh : Heri Khoeri, Junaidi, Hilmi Zamakhsyari

          Untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang Pemodelan Struktur Dermaga dengan Midas Gen 2014 V2.1, silahkan unduh link berikut: Artikel Pemodelan Struktur Dermaga

          Jasa Pengujian, Audit, Analisis dan Desain Struktur (gedung, dermaga, jembatan, bendungan dan lainnya) call: 0218404531 atau email: kontak@hesa.co.id

          Untuk informasi tentang Jasa Pengujian, Audit, Analisis dan Desain Struktur (gedung, dermaga, jembatan, bendungan dan lainnya) silahkan hubungi:

          PT Hesa Laras Cemerlang

          Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
          Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
          Email: kontak@hesa.co.id
          Telp: (021) 8404531

          Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

          Tinggalkan Pesan

            Ultrasonic Testing – Pengujian Ultrasonik

            Ultrasonic Testing – Pengujian Ultrasonik

            Ultrasonic Testing (UT) merupakan bagian dari pengujian tanpa rusak, nondestructive test. Yang berkerjanya didasarkan pada propagasi gelombang ultrasonik terhadap obyek tertentu atau material yang diuji.

            Dalam aplikasi UT yang paling umum, gelombang pulsa ultrasonik yang sangat pendek dengan frekuensi pusat mulai dari 0,1-15 MHz, dan kadang-kadang hingga 50 MHz, ditransmisikan ke dalam bahan untuk mendeteksi cacat internal atau untuk mengkarakterisasi material.

            Contoh umum adalah pengukuran ketebalan ultrasonik, yang menguji ketebalan benda uji, misalnya, untuk memantau korosi pipa.

            Pengujian ultrasonik sering dilakukan pada baja dan logam dan paduan lainnya, meskipun juga dapat digunakan pada beton, kayu dan komposit, meskipun dengan resolusi yang lebih rendah. Ini digunakan di banyak industri termasuk konstruksi baja dan aluminium, metalurgi, manufaktur, aerospace, otomotif dan sektor transportasi lainnya.

            Secara umum, pengujian ultrasonik didasarkan pada penangkapan dan kuantifikasi gelombang pantul (pulse-echo) atau gelombang yang ditransmisikan (melalui transmisi). Masing-masing dari kedua jenis ini digunakan dalam aplikasi tertentu, namun pada umumnya, sistem pulse echo lebih berguna karena hanya memerlukan akses dari satu sisi ke objek yang diperiksa.

            Prinsip dasar Ultrasonic Testing

            Sistem inspeksi Ultrasonic Testing pulse-echo terdiri dari beberapa komponen alat, seperti pulser /receiver, transducer, dan perangkat display.

            Ultrasonic principle

            Sebuah pulser/ receiver adalah perangkat elektronik yang bisa menghasilkan pulse listrik tegangan tinggi. Didorong oleh pulser, transduser menghasilkan energi ultrasonik frekuensi tinggi. Energi suara merambat dan disebarkan melalui media dari obyek yang diperiksa  dalam bentuk gelombang.

            Bila ada diskontinuitas, misalnya seperti retakan, di jalur rambatan gelombang, energi akan dipantulkan kembali dari permukaan yang cacat tersebut. Sinyal gelombang yang dipantulkan diubah menjadi sinyal listrik oleh transduser dan ditampilkan di layar.

            Dengan mengetahui kecepatan gelombang dan waktu tempuh maka jarak tempuh sinyal dapat diketahui pula. Dari sinyal tersebut, informasi tentang lokasi reflektor, ukuran, orientasi dan fitur lainnya terkadang bisa didapat.

            Untuk informasi tentang Jasa layanan Ultrasonic Testing dan Nondestructive Test lainnya, silahkan hubungi:

            PT Hesa Laras Cemerlang

            Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
            Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
            Email: kontak@hesa.co.id
            Telp: (021) 8404531
            Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

            Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

            Tinggalkan Pesan

              Cara Penyelidikan Tanah dengan Sondir

              Cara Penyelidikan Tanah dengan Sondir

              Sondir atau Cone Penetrometer Test atau CPT adalah suatu uji dengan melakukan penetrasi konus ke dalam tanah yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah tiap kedalaman tertentu berdasarkan parameter-parameter perlawanan tanah terhadap ujung konus dan hambatan akibat lekatan tanah dengan selubung konus.

              Cara Penyelidikan Tanah dengan Sondir
              Penyelidikan Tanah dengan Sondir di Ciracas Jakarta Timur

              Cara Penyelidikan Tanah dengan Sondir

              Dengan alat sondir (penetrasi quasi statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (q), perlawanan geser (fs), angka banding geser (Rf), dan geseran total tanah (T), yang dapat digunakan untuk interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari desain fondasi.

              Pada bagan alir berikut digambarkan alur pengujian dengan sondir mulai dari persiapan, prosedur pengujian, pengulangan langkah-langkah pengujian, penyelesaian pengujian sampai dengan perhitungan hasil sondir dan penyajian grafik sondir.

              http://hesa.co.id//images/Alur%20sondir.jpg

              Downoad SNI 2827-2008 Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir

              Untuk informasi tentang Konsultasi Soil Test dan layanan Jasa Engineering Survey, Analysis serta Moda Pengujian Struktur, silahkan hubungi:

              PT Hesa Laras Cemerlang

              Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
              Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
              Email: kontak@hesa.co.id
              Telp: (021) 8404531
              Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

              Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

              Tinggalkan Pesan

                Uji SPT Standard Penetration Test

                Uji SPT Standard Penetration Test

                Uji SPT adalah metode uji tanah in-situ yang dilaksanakan guna mengetahui sifat rekayasa geoteknik tanah bawah permukaan, terutama untuk tanah tanpa kohesi. Standard Penetration Test (SPT) dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran, baik untuk mengetahui sifat perlawanan dinamik tanah juga sekaligus melakukan pengambilan sampel tanah UDS (Undisturbed Sample) dengan teknik penumbukan.

                Pengujian SPT untuk mendapatkan daya dukung dan properti tanah di Bandara Soekarno Hatta

                Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m.

                Cara uji penetrasi lapangan dengan Standard Penetration Test

                Peralatan UJI  SPT

                Peralatan yang digunakan dalam pengujian SPT adalah :

                1. Mesin bor
                2. Mesin pompa
                3. Split barrel sampler
                4. Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ± 1%
                5. Alat penahan (tripod)
                6. Rol meter
                7. Alat penyipat datar
                8. Kerekan
                9. Kunci-kunci pipa
                10. Tali untuk menarik palu
                11. Alat bantu lainnya.

                Prosedur Uji  SPT

                Prosedur uji SPT sesuai Buku Manual Petunjuk Teknis Pengujian Tanah Dari Kementrian PUPR adalah mengacu pada SNI 4153:2008, yang langkahnya adalah sbb:

                1. Mempersiapkan lubang bor hingga kedalaman uji
                2. Memasukkan alat split spoon sampler secara tegak
                3. Pastikan hammer jatuh dengan free falling (terjun bebas), tanpa ada hambatan sampai menumbuk
                4. Menumbuk dengan hammer dan mencatat jumlah tumbukan setiap 15 cm penetrasi. Hammer
                  dijatuhkan secara bebas pada ketinggian 760 m
                5. Nilai tumbukkan dicatat 3 kali (N0, N1, N2) dimana nilai Nspt = N1+N2. Split spoon sampler diangkat ke atas dan kemudian dibuka. Sampel yang diperoleh dengan cara ini merupakan sampel yang sangat terganggu
                6. Sampel yang diperoleh dimasukkan ke dalam plastik untuk diuji di laboratorium. Pada plastik
                  tersebut harus diberikan catatan nama proyek, kedalaman dan nilai N.

                Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan per 0,3 m).

                Prosedur Operasi Standar Uji SPT

                Sesuai SNI SNI 4153:200 berikut ini SOP dalam pengujian tanah lapangan dengan metode SPT, yaitu 
                a) Peralatan harus lengkap dan laik pakai;
                b) Pengujian dilakukan dalam lubang bor;
                c) Interval pengujian dilakukan pada kedalaman antara 1,50 m s.d 2,00 m (untuk lapisan tanah tidak seragam) dan pada kedalaman 4,00 m kalau lapisan seragam
                d) Pada tanah berbutir halus, digunakan ujung split barrel berbentuk konus terbuka (open cone); dan pada lapisan pasir dan kerikil, digunakan ujung split barrel berbentuk konus tertutup (close cone)
                e) Contoh tanah tidak asli diambil dari split barrel sampler
                f) Sebelum pengujian dilakukan, dasar lubang bor harus dibersihkan terlebih dahulu
                g) Jika ada air tanah, harus dicatat
                h) Pipa untuk jalur palu harus berdiri tegak lurus untuk menghindari terjadinya gesekan antara palu dengan pipa;
                i) Formulir-formulir isian hasil pengujian.

                Standar pengujian tanah dengan SPT dilaksanakan berdasarkan Standard Nasional Indonesia SNI 4153:200 dan ASTM D1586-67.
                Unduh pdf SNI 4153:200 disini: Download

                Harga Jasa Uji SPT

                Untuk informasi tentang  harga jasa uji SPT  Standard Penetration Test dan layanan Jasa Survey Geoteknik lainnya, silahkan hubungi admin kami melalui :

                PT Hesa Laras Cemerlang

                Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                Email: kontak@hesa.co.id
                Telp: (021) 8404531
                Whatsapp : 08118889409 atau klik tombol WA dibawah ini

                Akurasi Non Destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang

                Akurasi Non Destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang

                Estimasi sifat mekanik beton dapat dilakukan dengan beberapa metode; Non-destructive Test (NDT), Semi Destructive Test (SDT) maupun Destructive Test (DT).

                Audit Struktur Apartemen Kayamas Ciputat 5
                Covermeter dan Rebar Scanning:

                Uji tekan beton merupakan hal yang umum untuk menentukan kekuatan beton, dalam hal ini dikatagorikan sebagai SDT. Sementara itu uji Rebound concrete Hammer (CH) dan perangkat ultrasonic pulse velocity (UPV) yang digunakan dalam menguji kekuatan beton dalam hal ini dikatagorikan NDT.

                Dalam tulisan ini, diambil 20 sample beton dengan menggunakan core drill dari shear wall Apartemen Kayamas, Kota Tangerang Selatan. Pada lokasi pengambilan sample tersebut, sebelum dilakukan core drill, dilakukan NDT menggunakan CH dan UPV. Dimana UPV yang dilakukan menggunakan direct methods dan juga indirect methods.

                Audit Struktur Apartemen Kayamas Ciputat 3
                Core Drill Audit Struktur Apartemen Kayamas Ciputat

                Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil hammer test dan UPV indirect method memiliki korelasi linier yang lebih besar dengan r2=0.535.

                Hal ini karena pada UPV indirect method seperti halnya CH hanya mengindikasikan mutu beton pada lapisan permukaan, dimana pada UPV indirect method kedua tranducer terletak di permukaan beton yang sama, sehingga rambatan gelombang akan bergerak dari tranducer transmitter ke receiver melalui jarak terpendek yaitu permukaan beton.

                Audit Struktur Apartemen Kayamas Ciputat 8
                Covermeter dan Rebar Scanning:

                Hasil UPV direct lebih memiliki akurasi yang lebih tinggi dan korelasi yang lebih kuat terhadap hasil uji tekan, dibandingkan hasil UPV indirect dan CH.

                Hubungan cepat rambat gelombang dengan mutu beton pada shear wall apartemen Kayamas adalah   dengan r2=0.77.

                Oleh: Heri Khoeri, Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta,Email : hkhoeri@hesa.co.id

                Artikel ini sudah dipublikasikan pada Jurnal Konstruksia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan Judul NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG

                Anda bisa mengunduh secara penuh artikel ini >> Click disini … 

                Untuk informasi tentang Pengujian Non Destructive Test  dan layanan Jasa NDT lainnya, silahkan hubungi:

                PT Hesa Laras Cemerlang

                Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                Email: kontak@hesa.co.id
                Telp: (021) 8404531

                Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                Tinggalkan Pesan