Tingkat Kerusakan Dan Keamanan Bangunan Pasca Gempa

Tingkat Kerusakan Dan Keamanan Bangunan Pasca Gempa

Tingkat Kerusakan Dan Keamanan Bangunan Pasca Gempa terjadi, diklasifikasikan dalam 4 level, yang masing-masing level tersebut bisa diketahui dari apa saja sumber kerusakannya dan bagaimana tingkat resiko yang dihadapi oleh bangunan tersebut. Dan berdasarkan tingkat resiko tersebut,  dapat dijadikan bekal untuk memutuskan apakah sebuah bangunan masih layak untuk dipertahankan dan dipergunakan seda kala, dengan perbaikan besar atau kecil dan yang paling ekstrem; bangunan harus diruntuhkan karena sudah tidak layak lagi secara keamanan dan kenyamanan,

Gempa Bumi adalah salah satu gejala alam yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi dan berapa besar gempa tersebut, pada umumnya gempa terjadi pada pertemuan dua buah lempeng tetapi lokasi yang tepat sulit diprediksi.
Gempa tidak dapat dicegah dan dapat menyebabkan dampak bagi manusia seperti kematian, kerusakan pada bangunan rumah tinggal, fasilitas umum, dll.

Pengalaman dari gempa besar yang terjadi di Indonesia, Nangroe Aceh Darussalam  (2004), Daerah Istimewa Yogyakarta (2006), Lombok (2018) dan Palu (2018), di mana gempa besar yang terjadi diikuti gempa-gempa susulan, dan beberapa kejadian keruntuhan terjadi pada gempa susulan.

Apabila terjadi gempa kuat ada potensi sambungan balok kolom akan berperilaku sendi plastis (plastic joints). Dengan adanya sendi plastis, maka ujung kolom dapat berputar relatif, sehinga pada kolom akan terjadi sedikit kemiringan. Jika gempa masih berlanjut maka kemiringan akan semakin besar dan akan berakibat terjadinya keruntuhan.

TINGKAT-KERUSAKAN-DAN-KEAMANAN-BANGUNAN-PASCA-GEMPA-2.

Gambar 6 Ilustrasi struktur masih dalam kondisi elastis dan tidak terjadi drift permanen pasca gempa

Gambar 7 Ilustrasi terbentuknya sendi plastis dan terjadi drift permanen pada struktur pasca gempa

Tingkat Kerusakan Dan Keamanan Bangunan Pasca Gempa dapat diklasifikasikan secara general sebagai berikut:

1. Parah
Struktur mengalami drift (pergeseran/ lendutan lateral) permanen yang besar, kekakuan dan kekuatan struktur tinggal sedikit yang tersisa. Terlihat retakan-retakan besar pada struktur, terutama pada posisi dekat sambungan kolom dan balok. System dan komponen non struktural seperti dinding pengisi, parapet, partisi, mekanikal dan elkektrikal mengalami kerusakan hampir menyeluruh. Walaupun kolom dan struktur masih berdiri dan belum runtuh, adanya gempa susulan sangat mungkin menyebabkan terjadinya keruntuhan. Pada kondisi ini bangunan tidak dapat dipergunakan lagi, sebaiknya segera diruntuhkan.

2. Sedang
Struktur masih memiliki kekuatan dan kekakuan yang tersisa di semua lantainya walaupun terjadi beberapa drift permanen (pergeseran/ lendutan lateral), ditemukan retak-retak struktur pada elemen pelat, balok, kolom dan dinding geser, namun masih mampu berfungsi sebagai elemen penahan gravitasi. Terjadi kerusakan yang banyak pada system dan komponen non struktural seperti dinding pengisi, parapet, partisi, mekanikal dan elektrikal namun tidak menimbulkan potensi bahaya runtuhan. Adanya gempa susulan dengan skala lebih kecil masih berpotensi menaikkan level kerusakan dan kemananan. Bangunan dapat diperbaiki secara teknis dan dapat ditempati kembali setelah selesai perbaikan namun mungkin secara ekonomis menjadi tidak layak.

3. Ringan
Tidak terjadi drift (pergeseran/ lendutan lateral) permanen. Tidak terjadi perlemahan kekuatan dan kekakuan struktur secara substansial. Terjadi retak-retak kecil pada elemen struktural dan juga elemen non struktural seperti fasad, partisi, dan langit-langit. Elevator dan fire protection (jika ada) masih berfungsi. Kerusakan yang ada sifatnya minor dan perbaikannya dapat dilakukan tanpa mengganggu pemakai bangunan. Bangunan pada level ini hampir langsung dapat dipakai setelah kejadian gempa.

4. Sangat Ringan
Tidak terjadi drift permanen (pergeseran/ lendutan lateral). Tidak terjadi perlemahan kekuatan dan kekakuan struktur yang ditandai dengan tidak ditemukannya retak struktur. Terjadi retak-retak kecil pada elemen non struktural seperti fasad, partisi, dan langit-langit. Semua sistem untuk operasionalisasi bangunan masih berfungsi normal. Bangunan tetap dapat beroperasi langsung setelah gempa terjadi, karena elemen struktur utama tidak mengalami kerusakan sama sekali dan elemen non-struktur hanya mengalami kerusakan sangat kecil sehingga tidak menjadi masalah.
Ilustrasi gambar di bawah menggambarkan komponen struktur (yang di garis bawah merah) dan non struktur.

Ilustrasi gambar struktur dan non struktur

Intinya selama tidak terjadi kerusakan pada elemen struktur, maka bangunan masih dalam level aman, walaupun terjadi banyak kerusakan pada elemen non struktur. Dan pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri secara visual oleh pengguna bangunan untuk memastikan keamanan dan tindak lanjut penanganan bangunannya (Heri Khoeri 14/10/2018)

Untuk jasa layanan konsultansi pemerikasaan struktur bangunan pasca gempa secara lebih detail dapat menghubungi kami melalui:

PT Hesa Laras Cemerlang

Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email: kontak@hesa.co.id
Telp: (021) 8404531
Mobile : 081291442210
Whatsapp Bussines :0811 888 9409 or click this link :https://linktr.ee/hesa.lc

Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

Tinggalkan Pesan

    Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN Cakung

    Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN Cakung

    Pekerjaan : Pengujian Struktur Bangunan
    Lokasi : Gudang Blok D.05, D11 Dan D.13 PT. Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Utara
    Waktu : Oktober 2018
    Jenis Pengujian :

    Coredrill

    Core Drill Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN Cakung1

    UPV Test

    UPVTest Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN

    Covermeter Test

    Covermeter Test Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN (2)

    Brinell Test

    Brinell Test Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN (1)

    Uji Karbonasi

    Uji Karbonasi Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN

    Halfcell Test

    Halfcell Test Pengujian Struktur Bangunan Gudang KBN (2)

    Informasi tentang Pengujian Struktur Gedung silahkan menghubungi kami melalui:

    PT Hesa Laras Cemerlang

    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
    Email: kontak@hesa.co.id
    Telp: (021) 8404531
    Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

    Tinggalkan Pesan

      Pemeriksaaan Ketegakan Bangunan | Controlling Verticality

      Pemeriksaaan Ketegakan Bangunan | Controlling Verticality

      Verticality merupakan salah satu bagian dalam proses uji kelayakan bangunan guna mendapatkan informasi yang cukup tentang ketegakan dari suatu bangunan sehingga bisa ditentukan apakah bangunan tersebut masih memenuhi toleransi kemiringan yang diijinkan oleh aturan dari otoritas setempat atau tidak.

      Sebagaimana diketahui bersama, bahwa untuk memastikan apakah suatu bangunan masih laik (= memenuhi persyaratan yang ditentukan serta aman ) untuk digunakan atau ditempati maka dilakukan Uji Kelayakan Bangunan. Pengujian bangunan tersebut terdiri atas beberapa rangkaian proses, mulai dari proses pengamatan, pemeriksaan, pengujian, penilaian, analisis laboratorium hingga rekomendasi pakar.

      Berdasarkan  hasil pengukuran yang dilakukan dalam pemeriksaaan ketegakan bangunan atau Controlling Verticality , bisa diberikan rekomendasi teknis yang tepat, supaya suatu bangunan aman dan memenuhi kebutuhan sesuai fungsinya.

      Controlling Verticality dilakukan untuk mengetahui tingkat presisi ketegakan struktur bangunan. Pengukuran dilakukan terhadap sudut-sudut kolom gedung menggunakan Total Station dimulai dati titik terbawah sampai titik teratas dengan interval tertentu dari dua arah yang berbeda.
      CONTROLLING-VERTICALITY-STRUKTUR-BANGUNAN
      Sebagai konsultan spesialis pengujian struktur gedung, PT Hesa Laras Cemerlang dapat

      PT Hesa Laras Cemerlang

      Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
      Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
      Email: kontak@hesa.co.id
      Telp: (021) 8404531
      Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or klik this Link : Whatsapp

      Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

      Tinggalkan Pesan

        Parallel Seismic Test

        Parallel Seismic Test

        Parallel Seismic Test, atau biasa dikenal dengan sebutan PST, adalah pengujian untuk menentukan kedalaman dan integritas pondasi tiang pancang ataupun bor.
        Untuk melakukan tes ini diperlukan pipa paralon yang diisi air yang dipasang paralel dan sedekat mungkin dengan pondasi tiang yang akan diuji. Pipa tersebut ditanam sampai kedalaman yang melebihi 8 sampai dengan 10 m dari perkiraan panjang tiang pondasi.

        Instrumen yang digunakan adalah PSI model 2.0.

        PSI model 2.0


        Video Proses Parallel Seismic Test oleh Hesa di salah satu lokasi Proyek

        Output Parallel Seismic Test

        Output Parallel Seismic Test

        Untuk kebutuhan pengujian tanpa rusak, nondestructive test, pada  gedung bertingkat, jembatan, jalan Tol dan proyek besar lainnya, anda bisa menghubungi :

         

        PT Hesa Laras Cemerlang

        Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
        Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
        Email: kontak@hesa.co.id
        Telp: (021) 8404531
        Whatsapp Bussiness : 0812 9144 2210 atau  0811 888 9409

        Klik tombol whatsapp dibawah ini, untuk berkomunikasi dengan CS kami:

        Pengujian Welding Pada Bahan Carbon Steel

        Pengujian Welding Pada Bahan Carbon Steel

        Pengujian Welding ini bertujuan untuk memastikan integritas sambungan las pada struktur baja. Yang dilakukan dengan salah satu metode pengujian tanpa rusak: Ultrasonic Testing.
        Alat yang digunakan dalam pengujian welding ini adalah Ultrasonic Flaw Detector NOVOTEST UD2301 (Mini) dengan metode flaw detector menggunakan Probe 60⁰ pada frekuensi 2 Mhz.
        PENGUJIAN WELDING PADA BAHAN CARBON STEEL

        Metode Pengujian Welding

        Perkiraan posisi indikasi pada welding dapat diperoleh dengan mencari pantulan dari gelombang ultrasonik dari probe yang terjadi diantara leg, kemudian probe digeserkan kearah sumbu y untuk menentukan panjang dari indikasi tersebut. Pantulan gelombang ultrasonik diantara leg tersebut dapat terlihat pada layar instrumen Ultrasonik Testing dimana juga menampilkan nilai Sound Path (Sp) yang digunakan untuk mencari kedalaman dari indikasi. Untuk menentukan kedalaman dari indikasi, dibutuhkan beberapa data diantaranya tebal benda uji, nilai Sound Path maksimal pada 1 leg, nilai Sound Path indikasi (Sp) dan juga probe sudut yang digunakan.

        Untuk menghitung panjang nilai Sound Path Maksimal pada 1 Leg dengan probe sudut 60⁰ dan kedalaman tertentu digunakan perumusan:

        Leg =sin30° x thickness

        Pengujian kali ini dilakukan diantara Leg 1 dan Leg 2 dikarenakan jarak Leg 1 terlalu dekat welding. Sehingga pengukuran yang digunakan untuk pengecekan kedalaman dihitung menggunakan rumus:

        d=(Leg-(Sp-Leg)) x Sin (30°)

        Sumber: Yusuf Akbar & M. Fakhri Mulhadi, Laporan Ultrasonic Testing HESA, Jomin Barat, Karawang, April, 2018

        Heri Khoeri

        Untuk kebutuhan pengujian ultrasonic pada struktur Dermaga, gedung bertingkat, jembatan, jalan Tol dan proyek besar lainnya, anda bisa menghubungi :

        PT Hesa Laras Cemerlang

        Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
        Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
        Email: kontak@hesa.co.id
        Telp: (021) 8404531
        Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp

        Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

        Tinggalkan Pesan

          Uji Kuat Tekan Beton Di Laboratorium

          Uji Kuat Tekan Beton Di Laboratorium

          Uji kuat tekan beton adalah upaya mendapatkan nilai estimasi kuat tekan beton pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan pada sampel beton dari struktur yang sudah dilaksanakan.

          Sampel yang akan diuji,  berbentuk silinder atau kubus, didapatkan dari pengeboran pada beton struktur dengan alat drilling: Concrete Core Drilling Machine . Proses pengeboran untuk pengambilan sampel ini biasa disebut concrete core drill atau umum disebut dengan coring beton,

          Sampel beton hasil dari pengambilan dengan Concrete Core Drill selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk uji kuat tekan. Dengan menggunakan concrete compression machine, sampel beton akan diberikan tekanan sampai hancur. Dengan gaya tekan yang terukur saat beton hancur dibagi luas penampang sampel akan diketahui kuat tekan sampel beton tersebut.

          Langkah Pengambilan Sampel Beton Dengan Coring

          sample beton
          Sample beton diberi nomer identitas dan dicatat. Disimpan dalam kotak  yang pantas, sehingga aman dan tidak rusak.

          Uji Kuat Tekan Beton di Laboratorium

          Setelah dilakukan pengambilan sample beton dengan Coredrill langkah selanjutnya adalah membawa sampel beton tersebut ke Laboratorium.

          Sampel beton berbentuk siliinder tersebut akan diberikan impresi pengujian kuat tekan, atau  biasanya lebih dikenal dengan pengujian “Beton Inti” SNI 03-3403-1994 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran

          Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN.

          mesin uji kuat tekan beton

          Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.

          sampel uji beton

          Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.

          Ilustrasi Uji Kuat Tekan Beton

          Pesrsiapkan sample dan alat uji tekan:

          UJI KUAT TEKAN BETON

          Benda uji dimasukkan ke dalam alat uji tekan.

          UJI KUAT TEKAN BETON

          Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.

          UJI KUAT TEKAN BETON

          Selanjutnya Kuat tekan beton dengan dengan ketelitian 0.95 MPa dapat dihitung sebagai berikut:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/12118680_177103042626474_3042759195376431924_n.jpg?oh=f98b074ebe8ea48aed9a13872ca94296&oe=5A3A1D26

          Sedangkan kuat tekan beton dengan ketelitian sampai dengan 0.5 MPa dapat dihitung dengan:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12143270_177102005959911_3342964142951122395_n.jpg?oh=be9f45f6913f7ebe5d5b31e5b161fcbe&oe=5A876BD7

          (SNI 03-3403-1994)

          Dimana:

          Co adalah faktor pengali yang berhubungan dengan arah pengambilan benda uji beton inti pada struktur beton, dimana Co adalah sebagai berikut:

          −  Horisontal (tegak lurus pada arah tinggi dari struktur beton) = 1

          −  Vertikal (sejajar dengan arah tinggi dari struktur beton) =0.92

          C1 adalah faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan untuk kaping (L’) dengan diameter D  dari benda uji, seperti yang diberikan pada table berikut:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12122544_177100735960038_6641641330898131016_n.jpg?oh=47d7e2862eb223d12b6018b0915fb302&oe=5A834CCC

          C2 adalah faktor pengali karena adanya kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji dapat dihitung dengan rumus:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/12108046_177101295959982_7777972570086658460_n.jpg?oh=07b7897720e1ea31cb925e3d96be956d&oe=5A64D0B3

          Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikut:

          (1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’

          (2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.

          PT Hesa Laras Cemerlang memiliki Laboratorium uji kuat tekan beton sendiri yang digunakan untuk menguji sampel beton, hasil pengujian struktur yang kami laksanakan.

          Namun Laboratorium uji beton PT Hesa ini juga melayani uji beton silinder bagi yang membutuhkan.

          Informasi tentang biaya jasa uji beton inti bisa anda tanyakan langsung ke Customer Service PT Hesa melalui nomer kontak dibawah ini atau klik tombol Whatsapp  yang ada di bagian paling bawah halaman ini:

          PT. HESA LARAS CEMERLANG Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1 Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia Email: kontak@hesa.co.id Telp: (021) 8404531 Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210
          Ground Penetrating Radar Untuk Assesmen Struktur Beton

          Ground Penetrating Radar Untuk Assesmen Struktur Beton

          Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan suatu metode yang secara luas digunakan untuk mendeteksi kondisi dibawah permukaan tanah. Dalam perkembangannya, GPR juga digunakan sebagi salah satu teknik pengujian non-destruktif (tidak merusak) yang cukup potensial diterapkan untuk mengetahui kondisi di dalam suatu struktur beton.

          Metode Pemetaan struktur beton dengan ground penetrating radar

          Ground Penetrating Radar

          Dengan semakin banyak diciptakan serta dirpoduksinya alat-alat berbasiskan teknologi GPR yang user friendly menjadikan pengujian beton dengan metode pemetaan struktur beton via GPR ini semakin mudah dan cepat.

          Delaminasi, void, honeycomb, atau kerusakan-kerusakan lainnya dalam beton, posisi tulangan, tebal lapisan beton, batas overlay dalam beton dapat terdeteksi dengan menggunakan GPR.

          Secara lebih luas GPR diterapkan dalam berbagai aplikasi diantaranya:

          • Pengukuran ketebalan dan struktur gletser 
          • Penyelidikan arkeologi 
          • Mendeteksi lokasi objek di dalam tanah misalnya: logam, tulang, tubuh manusia dll 
          • Menentukan lapisan es di permafrost 
          • Mendeteksi jalur kabel, pipa dalam tanah 
          • Mengukur ketebalan es laut 
          • Membuat profil bagian bawah danau dan sungai 
          • Memeriksa bawah permukaan bulan 
          • Mendeteksi limbah berbahaya dalam tanah 
          • Pengukuran scouring di sekitar pondasi jembatan 

          Karena sifat alami dari gelombang microwave yang digunakan oleh sistem radar dan karena penerapannya tidak lagi terbatas pada fitur geologi bawah permukaan, maka GPR seringkali disebut impuls radar atau hanya radar saja, terutama ketika diterapkan pada pemeriksaan struktur beton.

          Dasar Teori Teknik GPR

          GPR adalah analog elektromagnetik dari sonic dan metode ultrasonic pulse echo. Hal ini didasarkan pada perambatan energi elektromagnetik melalui material yang memiliki konstanta dielectric yang berbeda.

          Semakin besar perbedaan antara konstanta dielectric pada suatu interface antara dua material, semakin besar pula jumlah energi elektromagnetic yang dipantulkan pada interface.

          Semakin kecil perbedaan semakin kecil pula jumlah yang dipantulkan dan sebaliknya semakin banyak energi yang terus merambat ke material yang kedua. Dalam hal ini perbedaan konstanta dielectric dalam perambatan energi elektromagnetic adalah analog dengan perbedaan impedansi dalam perambatan energi sonic dan ultrasonic.

          Perilaku pancaran microwave pada interface dua material yang berbeda

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/12047075_184662315203880_5446938562547826790_n.jpg?oh=b0af66cdefca1dec5113b75b8c22de5d&oe=5A6A96E3

          Dari gambar diatas, perhatikan perilaku pancaran energy elektromagnetik (EM) yang mengenai sebuah interface, atau batas antara dua bahan dengan konstanta dielektric yang berbeda. Sebagian energi dipantulkan  sedangkan sisanya menembus melalui interface ke material yang kedua. Intensitas energi yang dipantulkan, AS, adalah relative terhadap intensitas energi insiden, AI, dengan hubungan berikut:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12063748_184662571870521_2260565679383481805_n.jpg?oh=d3b0d932746362f21e2ce2b5109b9eef&oe=5A6C9FE2

          Untuk setiap bahan non-logam, seperti beton atau tanah, impedansi gelombang diberikan oleh:

           

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12196119_184663141870464_8057167917756780001_n.jpg?oh=f16456f17293df900c8d9175dbccd5f1&oe=5A3C0E85

          Logam adalah reflektor yang sempurna dari gelombang EM, karena impedansi gelombang untuk logam apapun adalah nol. Karena impedansi gelombang udara, η0 adalah:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12187656_184663728537072_6499668133635225128_n.jpg?oh=b8c93ba40828dca64d1ff13ff658f72d&oe=5A7AF464

          Dan, jika kita mendefinisikan konstanta relative dielectricεr, dari bahan sebagai:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/11037254_184664691870309_5706103228322687054_n.jpg?oh=62c0933190d9ff2214d7807158c2c1c8&oe=5A66F78B

          Persamaan diatas menunjukkan bahwa ketika pancaran energi microwave mengenai interface antara dua material, besarnya yang dipantulkan (μ 1,2) ditentukan oleh nilai-nilai konstanta relative dielectric dari kedua material tersebut.

          Jika material 2 memiliki konstanta relative dielctric lebih besar dari material 1, μ1,2 akan memiliki nilai negatif – yaitu, nilai absolut yang menunjukkan kekuatan relatif dari  energi yang dipantulkan, dan tanda negatif menunjukkan bahwa polaritas energi yang dipantulkan adalah kebalikan dari energi insiden.

          Setelah menembus interface dan masuk ke dalam material 2, maka gelombang merambat melalui material 2 dengan kecepatan:

           

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t31.0-8/s720x720/12109789_184666598536785_3635325440014379120_o.jpg?oh=45090b9b10d13daa082b25fa3c95d4fb&oe=5A71F16F

          ketika melewati material 2, terjadi pelemahan energi dengan hambatan, A, sebesar:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12189792_184668055203306_5189607199228256810_n.jpg?oh=ee05cb8bdc7a737dc3799f7928f436b6&oe=5A74877B

          dan karena faktor disipasi terkait dengan σ, maka konduktivitas listrik (mho/meter) pada material menjadi:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/12191852_184669341869844_7285019140865182815_n.jpg?oh=615e86e674f49912b8141a1e20e7d6fb&oe=5A827E70

          Ketika energi gelombang mikro yang tersisa mencapai interface lain, besarnya energy yang akan dipantulkan kembali melalui material 2 seperti yang diberikan oleh Persamaan 41. Hasil dari dua waktu transit (t2) dari energi microwave melalui material 2 dapat dinyatakan sebagai:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12188980_184668805203231_3667780267451749538_n.jpg?oh=e7fcbd89e06ef5ce5d4e7a94edf148b3&oe=5A779023

          Tipikal Kompenen sistem Ground Penetrating Radar

          Tipikal rangkaian sistem GPR seperti gambar berikut ini:

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/12063831_184678728535572_5153060778670222250_n.jpg?oh=607276cb0456a4919a787b115a3dcbc2&oe=5A6CA949

          Aplikasi GPR untuk Assessment  Beton Bertulang

          Beberapa gambar berikut menunjukkan penerapan GPR dalam mendeteksi kondisi struktur beton

          Ground Penetrating Radar

           

          Ground Penetrating Radar
          Pemeriksaan Pondasi gedung dengan Ground Penetrating Radar

           

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/11230658_184673641869414_5508629236971400665_n.jpg?oh=4ab22c2b8b5c210484002d2471aa3c7e&oe=5A64FC5D

          https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t31.0-8/s720x720/12184248_184673781869400_3642225365125327478_o.jpg?oh=b8e320f62fb7557a2617f8379efdbb52&oe=5A74C93A

          Referensi:

           [1] IAEA, Guidebook on non-destructive testing of concrete structures, Vienna, 2002

          [2] HESALEMTEK UI, Project Report Assessment Bangunan Cooling Tower PLTP Unit IV Kamojang, 2012 

          [3] GSSI, Ground Penetrating Radar for Concrete Inspection

          [4] A. P. Annan, Sensors & Software Inc., GPR For Infrastructure Imaging, 2003

          ditulis olehIr. Heri Khoeri, MT 

          Untuk informasi tentang ground penetrating radar berikut detail layanan Jasa NDT lainnya, silahkan hubungi:

          PT Hesa Laras Cemerlang

          Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
          Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
          Email: kontak@hesa.co.id
          Telp: (021) 8404531
          Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this linkHesa Admin

          Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

          Tinggalkan Pesan

            Cara Uji Korosi Tulangan Beton dengan Metode Half-Cell Potential

            Cara Uji Korosi Tulangan Beton dengan Metode Half-Cell Potential

            Metode pengukuran half-cell potential merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengindikasikan tingkat korosi dari tulangan yang berada di dalam beton. Cara uji korosi tulangan beton dengan salah satu metode pengujian tidak merusak Nondestructive test ini memberi banyak keuntungan, karena selain hasilnya yang akurat juga biaya yang dikeluarkan relatif murah.
            https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/12243060_191147714555340_5485406626081976771_n.jpg?oh=b35c07200031b65489e2fc9a77bd5b92&oe=5A80640B

            Prinsip Kerja Uji Korosi Pada Tulangan Beton Metode Half-Cell Potential

            Pengukuran yang dilakukan umumnya didasarkan pada beda potensial tulangan yang berada di dalam beton relatif terhadap referensi half-cell yang ditempatkan pada permukaan beton.

            Half-cell yang digunakan biasanya tembaga/ tembaga sulfat atau perak/ sel chloride perak tetapi ada juga yang menggunakan kombinasi bahan lainnya. Sementara beton berfungsi sebagai elektrolit dan kemungkinan korosi pada tulangan pada lokasi uji secara empiris terkait dengan perbedaan potensial yang terukur.

            Peralatan

            Peralatan yang digunakan seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:

             

            https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12241439_191152741221504_3174156738290192709_n.jpg?oh=d6285ee47fc0ec9f7fb59f75f192d3ec&oe=5A6CF66B

            Interpretasi hasil Pengukuran

            Hasil pembacaan berupa beda potensial (mV), semakin tinggi beda potensial maka semakin tinggi indikasi korosi tulangan di dalam beton.

            Tabel berikut menunjukkan hubungan beda potensial (mV) dengan tingkat korosi (%)

            https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12250081_191152267888218_4442742374966262489_n.jpg?oh=c61175607e38af404ea677325d3e4f98&oe=5A862D3E

            Tahapan Kerja

            Pengukuran didasarkan pada ASTM C876 – 91 Test Method for Half-Cell Potentials of Uncoated Reinforcing Steel in Concrete (Cara uji untuk Half-Cell Potentials pada Baja Tulangan yang tidak dicoating dalam Beton).

             

            https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/11204894_191153711221407_6120184135853710742_n.jpg?oh=b8964671674b9ca0049021519e42c573&oe=5A7B0A79

            Untuk informasi tentang Metode Half-Cell Potencial berikut detail layanan Jasa NDT yang kami berikan, silahkan hubungi:

            PT Hesa Laras Cemerlang

            Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
            Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
            Email: kontak@hesa.co.id
            Telp: (021) 8404531

            Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

            Tinggalkan Pesan

              Uji Mutu Dan Integritas Beton Dengan Pulse Echo

              Uji Mutu Dan Integritas Beton Dengan Pulse Echo

              Pulse Echo Test sebagai alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya honeycomb, menunjukkan lokasi rebar dan informasi kedalaman retak diaplikasikan pada obyek uji yang hanya bisa diakses dari satu bidang saja karena terhalang obyek lain atau sudah tidak dapat diakses lagi dari kedua sisi.

              Idealnya pengujian beton harus dilakukan tanpa merusak beton. NDT (Non Destructive Test) dapat diterapkan baik untuk struktur lama maupun baru. Untuk struktur baru, dalam penerapannya cenderung untuk pengendalian kualitas atau solusi atas keraguan tentang kualitas bahan atau konstruksi.
              UJI MUTU DAN INTEGRITAS BETON DENGAN PULSE ECHO

              Pengujian struktur yang dilakukan biasanya berhubungan dengan penilaian integritas struktural atau kelayakan struktur. Pundit PL-200PE mendayagunakan teknologi inovasi terbaru Pulse Echo untuk meningkatkan kinerja aplikasi ultrasonik terhadap obyek uji yang mana akses terhadap benda uji terbatas hanya satu sisi.

              Pundit PL-200PE
              Proceq PL-200PE

               

              Contoh Penggunaan Alat Proceq PL-200PE dalam proses PULSE ECHO TEST
              Contoh Penggunaan Alat Proceq PL-200PE dalam proses PULSE ECHO TEST

              Proses pengukuran sangat dibantu oleh inovasi dari Proceq seperti echo tracking dan estimasi otomatis kecepatan Pulse.

              A-Scan Mode memungkinkan analisis langsung dari data signal sedangkan B-Scan Mode menyediakan tampilan cross-sectional tegak lurus terhadap permukaan scan (pemindaian). Area Pindai memungkinkan pengujian keseragaman ketebalan slab dalam grid pengujian.

              Gambar Arah A-Scan Mode dan B-Scan Mode dalam Pulse Echo Test
              Gambar Arah A-Scan Mode dan B-Scan Mode dalam Pulse Echo Test

              Arah Scan dari Pulse Echo Test

              Hal ini memungkinkan pengguna untuk menentukan ketebalan slab dan melokalisir posisi cacat di bawah permukaan elemen yang diuji, seperti adanya benda dengan material berbeda (pipa, tulangan baja, atau lainnya), delaminasi, retak dan honeycomb.

              Arah Scan dalam Pulse Echo Test

              Penentuan Tebal Pelat

              Penentuan Tebal Pelat

              Identifikasi Tebal Pelat dan Posisi Void

              Identifikasi Tebal Pelat dan Posisi Void

              Deteksi adanya Delaminasi dan Posisinya

              Deteksi adanya Delaminasi dan Posisinya dalam Pulse Echo Test

              Identifikasi Posisi Pipa

              Identifikasi Posisi Pipa dalam Pulse Echo Test

              Deteksi adanya Honeycomb dan Posisi Rebar

              Beberapa penerapan NDT dengan Pundit PL-200PE, antara lain:

              • Kontrol kualitas unit pre-cast atau konstruksi in situ
              • Mengurangi ketidakpastian dalam penerimaan hasil konstruksi dalam kaitan kesesuaiannya dengan spesifikasi
              • Mengkonfirmasikan keraguan atas hasil pekerjaan baik dalam batching plan, pencampuran, penempatan, pemadatan atau curing beton
              • Pemantauan pembangunan kekuatan dalam kaitannya dengan pelepasan bekisting, penghentian curing, pre-stress, maupun rencana pembebanan
              • Penentuan lokasi dan penentuan kedalaman retak, void, honeycomb atau cacat lainnya dalam struktur beton ü Menentukan keseragaman beton
              • Menentukan posisi, kuantitas atau kondisi perkuatan yang diperlukan
              • Meningkatkan tingkat kepercayaan dari sejumlah kecil dari tes destruktif
              • Menentukan tingkat variabilitas beton untuk membantu dalam pemilihan lokasi sampel yang representatif dari kualitas yang akan dinilai
              • Mengkonfirmasikan atau mencari diduga kerusakan beton yang disebabkan dari faktor-faktor seperti overloading, fatigue, serangan kimia eksternal maupun internal, kebakaran, ledakan dan dampak lingkungan
              • Memberikan informasi kinerja beton baik untuk perubahan fungsi dari penggunaan struktur, keperluan asuransi maupun perubahan kepemilikan.

              Informasi tentang Assesment Jembatan, Gedung, Tower, Dermaga, Jalan, silahkan menghubungi kami melalui:

              PT Hesa Laras Cemerlang

              Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
              Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
              Email: kontak@hesa.co.id
              Telp: (021) 8404531
              Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : Hesa Admin

              Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

              Tinggalkan Pesan

                Impact Echo Test Untuk Deteksi Rongga Atau Cacat Pada Struktur

                Impact Echo Test Untuk Deteksi Rongga Atau Cacat Pada Struktur

                Sejumlah metode Non-Destructive Test, NDT mengandalkan efek perambatan gelombang pada suatu media struktur. Teknik yang paling umum diantaranya adalah pulse-echo, impact echo test, impulse–response dan analisis spektral gelombang permukaan. Perbedaaan dari metode-metode ini adalah dalam cara menghasilkan tegangan gelombang dan pada teknik pemrosesan sinyal yang digunakan.

                Kegunaan Impact Echo Test

                Metode Impact Echo merupakan metode yang mudah dan efektif untuk:

                – mendeteksi adanya celah/ rongga di dalam struktur

                – mendeteksi ketebalan suatu lapisan struktur

                Metode ini bisa diterapkan pada lapisan struktur perkerasan, lantai jembatan, pelat lantai gedung dan lainnya, selama celah, rongga ataupun batas ketebalan suatu lapisan struktur sejajar dengan permukaan uji.

                Prinsip Kerja

                Prinsip kerjanya metode ini adalah dengan membuat suatu mechanical impact (benturan mekanis dengan ketukan palu atau lainnya) yang menghasilkan gelombang dengan frekuensi 1-60 kHz dengan panjang gelombang dari 50 mm sampai 2000 mm yang merambat dalam suatu media selama media tersebut elastis homogen.

                Gambar berikut memberikan ilustrasi prinsip kerja Impact Echo Test:

                Kegunaan Impact Echo Test

                Mechanical impact pada permukaan struktur akan menghasilkan gelombang tekanan, gelombang geser dan gelombang permukaan. Ketika perambatan gelombang mencapai media yang berbeda (celah/ rongga/ media lain yang berbeda) maka gelombang tekanan dan gelombang geser akan dipantulkan.

                Gelombang akan memantul dan kembali mencapai permukaan dimana impact diberikan, Pergerakan tersebut dibaca oleh transduser dan kemudian ditampilkan pada osiloskop digital. Hasil pembacaan berupa voltage-waktu selanjutnya secara digital ditransformasi menjadi hubungan amplitudo vs frekuensi. Frekuensi dominan muncul sebagai puncak pada spektrum frekuensi.

                Kegunaan Impact Echo Test

                Frekuensi dominan belum tentu mengindikasikan ketebalan. Namun penentuan ketebalan dilakukan dengan menggunakan setiap frekuensi yang teridentifikasi sebagai puncak spektrum frekuensi, jarak dari permukaan (pemberian impact ketukan palu) ke posisi gelombang akaibat impact tersebut dipantulkan (celah/ rongga/ media lain yang berbeda) yang selanjutnya dihitung dengan persamaan berikut:

                Impact Echo Test

                Beberapa dokumentasi uji yang dilakukan PT Hesa, memberikan contoh alat impact echo test dan memberi gambaran bagaimana cara kerjanya dapat dilihat pada beberapa foto di bawah ini:

                Impact Echo Test

                 

                 

                Impact Echo Test

                Refferensi

                [1] IAEA, Guidebook on non-destructive testing of concrete structures, 2002

                [2] HESA, Project Report Assessment Structure PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia, 2015

                ditulis: Ir. Heri Khoeri, MT

                Untuk informasi tentang Jasa Impact Echo Test berikut detail layanan NDT lainnya, silahkan hubungi:

                PT Hesa Laras Cemerlang

                Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                Email: kontak@hesa.co.id
                Telp: (021) 8404531
                Whatsapp Bussines : 0812 9144 2210 or follow this link : Hesa Admin

                Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                Tinggalkan Pesan

                  Infrared Thermography Untuk Pemeriksaan Struktur Beton

                  Infrared Thermography Untuk Pemeriksaan Struktur Beton

                  Metode Infrared Thermography dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi adanya keragaman mutu beton dan indikasi adanya kerusakan pada beton.

                  Metode ini merupakan metode pengumpulan data awal yang cepat dengan jangkauan lebih luas dan akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode pengamatan konvensional misalnya dengan cara pengamatan visual ataupun dengan pengambilan photo secara visual.

                  Selanjutnya dari lokasi-lokasi yang diindikasikan terjadi kerusakan, diverifikasi lebih lanjut dengan Non Destructive Test (NDT) lainnya seperti:

                  Prinsip Kerja Infrared Thermograph

                  Prinsip kerja Infrared Thermograph seperti pada gambar berikut ini.

                  https://scontent.fdps1-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/12208664_10207834648161201_98220332447940419_n.jpg?oh=7545a0bf9201a706ff88827d789a407c&oe=5A3B2205

                  Gambar-1 Prinsip Kerja Thermograph

                  Radiasi yang dipancarkan oleh permukaan material tergantung pada sifat termal, dan kondisi permukaan. Mutu beton dan kondisi di bawah beton dapat dikorelasikan terhadap radiasi yang dipancarkan dari permukaan beton.

                  Variasi mutu beton dapat terdeteksi dari perbedaan energi yang dipancarkan oleh permukaan beton yang tergambarkan dalam photo thermal imaging. Semua komponen struktur termasuk dinding penahan, pier, abutment, sampai dan komponen upperstructure lainnya dapat dipindai menggunakan kamera IRT.

                  Aplikasi Infrared Thermograph dalam Pemeriksaan Struktur Beton

                  Adanya kerusakan dalam beton mempengaruhi sifat konduksi panas. Keberadaan cacat dan lokasinya di dalam beton seperti delaminasi, rongga atau retak akan ditunjukkan dengan adanya perbedaan suhu di permukaan beton. Begitu pula keragaman mutu beton dapat terindikasi dari perbedaan suhu di permukaan beton yang digambarkan dalam bentuk perbedaan warna pada hasil image yang diperoleh.

                  Teknik ini dianggap cocok untuk pemeriksaan awal struktur beton dalam area yang luas untuk mengetahui keragaman mutu beton dan untuk mengindikasi lokasi-lokasi pada struktur beton yang diperkirakan mengalami kerusakan.

                  Jenis kerusakan yang dapat terdeteksi dengan jelas terutama delaminasi pada struktur beton dan retak pada permukaan beton. Selain itu dapat juga memberikan indikasi lokasi tulangan, kabel dan ducting ataupun benda-benda lain dalam beton.

                  Kelemahan dari metode ini adalah rentan terhadap pengaruh beberapa kondisi yang terjadi di permukaan beton seperti adanya puing-puing, air, wearing, perubahan warna, retak sealant, angin yang kencang.

                  Sehingga praktis pengujian tidak dapat dilakukan pada kondisi cuaca buruk (seperti hujan atau angin).

                  Secara lebih detail dapat dilihat pada Standard seperti: ACI 228.2R2 dan ASTM D4788 – Test Method for Detecting Delaminations in Bridge Decks Using Infrared Thermography.

                  Contoh Photo termal Imaging dari sebuah segmen deck jembatan seperti ditunjukkan pada Gambar berikut:

                  Infrared Thermography Untuk Pemeriksaan Struktur Beton

                  Gambar-2 Thermal Imaging pada bagian bawah deck Jembatan

                  Selanjutnya gambar dibawah ini merupakan thermal imaging dari sebuah pier (pilar jembatan).

                  Infrared Thermography Untuk Pemeriksaan Struktur Beton

                  Gambar-3 Contoh pier dan hasil thermal imaging

                  Patch terang di sisi garis vertikal menunjukkan variasi keragaman mutu beton. Garis vertikal gelap dalam gambar merupakan alur vertikal di pier. Perbedaan warna yang ada menjadi indikasi perbedaan mutu beton dan juga indikasi kemungkinan adanya kerusakan di dalam beton.

                  Selanjutnya dibuat zoning berdasarkan perbedaan warna yang diperoleh dari thermal imaging tersebut, untuk dilakukan pengujian lebih lanjut dengan NDT lainnya secara lebih detail guna mendapatkan nilai mutu beton berdasarkan zoning yang dibuat.

                  Begitupula dengan lokasi-lokasi yang diduga terjadi kerusakan di dalam beton yang diindikasikan dengan perbedaan warna yang mencolok pada hasil thermal imaging diberi tanda untuk dilakukan pengujian lebih lanjut dengan NDT lainnya secara lebih detail untuk memverifikasi betul atau tidaknya adanya kerusakan di dalam beton.

                  Pada gambar dibawah (kanan) diperlihatkan hasil pemindaian bagian bawah deck jembatan (kiri).

                  Infrared Thermography Untuk Pemeriksaan Struktur Beton

                  Gambar-4 Photo visual dan Thermal Imaging bagian bawah sebuah deck jembatan

                  Perbedaan warna pada gambar di atas (kanan) menunjukkan perbedaan keragaman mutu beton.

                  Contoh berikut ini adalah infrared Thermal Imager pada bangunan bertingkat

                  Infrared Thermography Untuk Pemeriksaan Struktur Beton

                  Gambar-5 Photo visual dan Thermal Imaging pada bangunan bertingkat

                  Referensi:

                  [1] D. S. Prakash Rao, Assessment of Concrete Bridge Structures Using Infrared Thermography, The University of the West Indies, Trinidad and Tobago, 2007

                  [2] Bojan Milovanović, Ivana Banjad Pečur, Detecting Defects in Reinforced Concrete Using The Method of Infrared Thermography, University Of Zagreb, Faculty Of Civil Engineering

                  [3] ACI 228.2R2 dan ASTM D4788 – Test Method for Detecting Delaminations in Bridge Decks Using Infrared Thermography

                  [4] ACI Web Session, Durability and Debond Evaluation of High-Rise Concrete Buildings Using Infrared Thermography

                  Untuk informasi tentang Pemeriksaan Struktur Beton berikut detail layanan Jasa NDT yang kami berikan, silahkan hubungi:

                  PT Hesa Laras Cemerlang

                  Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                  Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                  Email: kontak@hesa.co.id
                  Telp: (021) 8404531

                  Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                  Tinggalkan Pesan

                    Pemeriksaan Struktur Lantai dan Desain Rencana

                    Pemeriksaan Struktur Lantai dan Desain Rencana

                    Untuk memastikan kapasitas pelat lantai dalam menerima beban layan dilakukan audit struktur dengan melakukan serangkaian uji nondestructive test, soil investigation, analisis struktur dan analisis geoteknik, serta disain perkuatannya jika diperlukan.

                    Sehingga tingkat keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan meningkat.

                    Pemeriksaan Struktur Lantai dan Disain Rencana

                    Untuk informasi tentang Untuk jasa pengujian, audit analisis dan disain struktur, silahkan hubungi:

                    PT Hesa Laras Cemerlang

                    Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
                    Jl. Condet Raya No. 27,  Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
                    Email: kontak@hesa.co.id
                    Telp: (021) 8404531

                    Atau tinggalkan pesan dibawah ini:

                    Tinggalkan Pesan